Ustaz Tengku Zulkarnain Curigai Ada Kelompok Kuat Sembunyikan Harun Masiku

Tengku Zulkarnain

Sudah berapa pekan caleg PDIP Harun Masiku menjadi buronan KPK.

Bahkan seluruh Polda di Indonesia ikut dilibatkan dalam menangkap Harun. Namun, hingga saat ini keberadaan anak buah Megawati itu masih DPO.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Tengku Zulkarnain menilai ada kejanggalan terhadap buronnya kader PDI, Harun Masiku. Apalagi, KPK saat ini telah melibatkan anggota polisi dalam memburu Harun.

“Ada “kelompok kuat” yang dicurigai ikut bermain melindungi Harun.

Bagaimanapun kredibilitas Kepolisian RI dipertaruhkan dalam gerak cepat meringkus Harun,” kata Ustaz Tengku di akun instagramnya.

Dai yang kerap mengkritik pemerintah itu pun merasa aneh, sekelas KPK dan Polri saja tidak mampu menangkap Harun.

Berbeda halnya dengan tersangka korupsi lainnya sepertu Bupati Bengkalis, Riau. KPK dinilai sangat cepat meringkusnya.

“Karena memang tidak ada perlawanan dan tidak ada grup atau sekelompok “orang kuat” yang melindunginya pula,” ungkapnya.

Karena itu, Tengku Zulkarnain mencurigai Harun seperti memakai ilmu misterius sehinggi pihak kepolisian dan KPK sulit memprediksi keberadaan Harun.

“Sudah hampir satu bulan Harun Masiku menghilang. Belum dapat diringkus. Heran sekali kita. Ilmu apa yang dipakai si Harun ini, sehingga ratusan ribu anggota,” bebernya.

Diberitakan, KPK telah menetapkan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, caleg PDIP, Harun Masiku, Mantan Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina dan seorang swasta bernama Saeful sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait PAW anggota DPR.

Wahyu dan Agustiani diduga menerima suap dari Harun dan Saeful dengan total sekitar Rp 900 juta.

Suap itu diduga diberikan kepada Wahyu agar Harun dapat ditetapkan oleh KPU sebagai anggota DPR menggantikan caleg terpilih dari PDIP atas nama Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia.

Tiga dari empat tersangka kasus ini telah mendekam di sel tahanan. Sementara, tersangka Harun Masiku masih buron hingga kini.

Sejak KPK menangkap Wahyu Setiawan selaku Komisioner KPU dan tujuh orang lainnya dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu (8/1/2020), Harun seolah ‘hilang ditelan bumi’. [ps]