Tangis Paryanti Penjual Tempe Tanah Warisan Tergusur Tol Jokowi
Kedua mata Paryanti berkaca-kaca setelah melihat peta rencana pembangunan proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawen, di wilayah Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Peta rencana proyek Tol Yogya-Bawen itu ditampilkan melalui layar proyektor di Lompleks Balai Desa Tirtoadi, Selasa (4/8).
Perempuan 53 tahun ini tak dapat menutupi kesedihannya lantaran rumah dan pekarangan warisan orang tua masuk dalam wilayah yang akan dibebaskan untuk proyek tersebut.
Meski tak menyuarakan penolakan, namun saat ditemui wartawan usai mengikuti Sosialisasi Rencana Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum untuk Pembangunan Jalan Tol Yogya-Bawen di Desa Tirtoadi, ibu dua anak ini tak sanggup lagi membendung air matanya.
Paryanti merasa berat hati karena rumah dan pekarangan peninggalan orang tuanya bakal terkena gusur untuk pembangunan jalan tol. Meskipun warga dijanjikan mendapat ganti untung atas pembebasan lahan tersebut.
"Dulu saya berjuangnya itu sulit sekali. Saat anak-anak saya masih kecil, ada serangan dari berbagai arah yang tujuannya agar saya meninggal tidak mendapatkan tanah itu. Tapi sekarang saya harus pindah," katanya sembari menitikkan air mata.
Perempuan yang sehari-hari berjualan tempe dan kuliner itu mengaku belum terpikirkan bakal pindah ke mana. Selain sulit membeli tanah baru, ia khawatir tak bisa tetap berjualan tempe seperti saat ini.
"Terus kalau di tempat yang baru nanti, apakah kami bisa mengerjakan sesuatu yang telah kami lakukan di rumah yang lama? Karena kami di rumah itu ada usaha pembuatan tempe, meskipun sehari 10 kg," ujarnya.
Tak hanya itu, Paryanti mengaku masih memiliki tanggung jawab untuk menjaga saudara sepupunya yang berkebutuhan khusus, yang tinggal bersebelahan dengan rumahnya.
Diketahui, Pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 2.500 kilometer pada periode kedua ini. Pada periode pertama, Jokowi telah membangun jalan tol sepanjang 1.852 km.
Tol di Yogyakarta adalah salah satu proyek.
Namun demikian, warga Dusun Pundong IV, Desa Tirtoadi itu tak bisa berbuat banyak selain pasrah rumah dan pekarangan seluas 364 meter persegi itu harus dilepaskan untuk proyek tol.
Ia pun pemerintah dapat merealisasikan janji-janji manisnya bagi warga terdampak seperti dirinya.
Warga Kaget
Tak hanya Paryanti, seorang warga dusun Sanggrahan, Desa Tirtoadi, Slamet Mulyanto juga menyampaikan keresahan warga yang kaget ketika mengetahui wilayahnya akan terkena proyek Tol Yogya-Bawen.
"Di Dusun Sanggrahan kemarin, ada orang lanjut usia bingung ketika mendengar akan ada proyek jalan tol yang mengenai rumahnya. Saking bingungnya dia akan pindah ke mana, hingga akhirnya meninggal dunia," kata Slamet.
Dalam sosialisasi tersebut, Slamet juga menyampaikan sejumlah tuntutan warga terdampak di dusun Sanggrahan. Salah satunya meminta agar warga dicarikan tempat untuk relokasi sehingga mereka tetap bisa hidup berdampingan meskipun di lokasi yang baru.
Ganti Uang
Menanggapi keinginan warga tersebut, Ketua Tim Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ruas Semarang-Yogya, Heru Budi Prasetyo justru menyarankan agar warga mengambil opsi ganti rugi berupa uang. Mengingat, ketika pilihannya relokasi, maka penggantian hanya dihitung sesuai dengan luasan tanah yang terkena proyek.
"Belum tentu nanti tempat relokasinya cocok dengan harapan," kata Heru.
Sementara Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) DIY, Krido Suprayitno menjelaskan, gambar dalam peta yang disosialisasikan tersebut sifatnya masih sementara, sehingga perlu diverifikasi lebih lanjut. Pihaknya akan melakukan pendataan warga terdampak.
Krido menyebut wilayah Desa Tirtoadi adalah wilayah paling strategis karena akan menjadi segitiga emas untuk persimpangan Tol Yogya-Solo, Tol Yogya-Bawen, dan Yogya-Cilacap segmen Yogya-Kulon Progo.
Menurut Krido, sekitar 129.688 meter persegi tanah milik 277 warga Kecamatan Mlati yang akan digusur untuk proyek tol. Setelah sosialisasi selesai pihaknya akan melakukan konsultasi publik sebulan medatang.
Untuk itu, pihaknya akan mendata warga yang terdampak proyek tol Yogya-Bawen. Setelah semua rampung, warga yang terdaftar bisa segera diproses untuk pencairan uang pembebasan lahan.
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan tol Yogya-Bawean dilakukan Agustus 2020.
Sultan mengatakan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan Agustus karena telah ada sosialisasi kepada warga. Selain itu, warga tidak ada yang keberatan terkait pembebasan lahan di jalur yang sudah ditentukan, setelah dilakukan perubahan-perubahan.
Sementara lahan yang akan dibebaskan untuk proyek tol Transjawa itu, khususnya kabupaten Sleman, mayoritas tanah pertanian. Jalan Tol Yogya-Bawean dibangun sepanjang 71 kilometer (km) dengan nilai investasi Rp12,139 triliun.
Partner Sindikasi Konten: cnnindonesia
Diterbikan: oposisicerdas.com
Editor: Cici Farida
Foto: Paryanti (53) warga Desa Tirtoadi, Sleman, Yogyakarta tak bisa menahan kesedihannya tergusur proyek jalan Tol Yogyakarta-Bawen. (CNN Indonesia/Tria)
Tangis Paryanti Penjual Tempe Tanah Warisan Tergusur Tol Jokowi
Reviewed by Admin
on
Rating:
Tidak ada komentar