Main You Tube Bersama Tengku Zul, Romo Syafi’i Ungkap Keanehan Pemulangan Jenazah 6 Anggota FPI
Anggota DPR RI Romo Syafi’i dan Ustadz Tengku Zulkarnain sama-sama menilai ada keanehan dalam penanganan kasus enam Laskar FPI (Front Pembela Islam), salah satunya saat pemulangan jenazah dari RS Polri Kramat Jati.
Dimulai dari kedatangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS), tertembak matinya enam laskar FPI, dan penahanan HRS.
“Sampai hari ini, publik masih bertanya-tanya, apa alasan hingga Habib Rizieq dikuntit. Beliau bukan teroris, bukan koruptor, bukan gembong narkoba,” jelasnya.
“Upaya penguntitan inilah kemudian yang akhirnya memakan korban jiwa,” kata Tengku Zulkarnain dalam kanal pribadinya di YouTube @tengkuzulkarnain yang diposting Jumat (25/12).
Judul postingan You Tube ini adalah Kombur Lomak Part 1 Romo dan Tengku Zulkarnain “Kupas 6 Laskar dan Polisi”.
Ustadz asal Medan ini juga melihat ada keganjilan dalam penanganan kasus penembakan enam laskar FPI yang terus berubah-ubah faktanya.
“Sangat aneh kalau informasi yang diberikan berubah-ubah. Sementara masyarakat sudah terpecah gara-gara ini,” ujarnya.
Keanehan juga dirasakan Romo Syafi’I atau Romo HR Muhammad Syafi’i. Politikus Partai Gerindra ini ikut mengawal keluarga korban saat menjemput jenazah enam Laskar FPI di RS Polri Kramat Djati.
Dikatakannya, sejak awal penjemputan terjadi keanehan-keanehan dan seperti ada yang ditutupi.
“Kita baru dapat kepastian setelah pihak keluarga menghubungi Fadli Zon. Enam korban jenazah FPI itu adalah keluarga mereka yang sedang berada di RS Kramat Jati,” katanya.
Mereka sudah datang ke RS pada Senin (7/12), tapi kemudian pihak kepolisian, tidak membolehkan mereka mengambil jenazah itu.
Pada Selasa (8/12), mereka juga sudah datang ke RS, namun tetap polisi tak membolehkan. Hingga pada akhirnya mereka menghubungi anggota DPR.
“Saya waktu itu kaget, enam keluarga korban ternyata sudah membuat pernyataan keberatan untuk autopsi. Tetapi pihak rumah sakit tetap mengautopsi para korban. Ini kan aneh,” ujar anggota Komisi III DPR RI.
Keanehan itu antara lain pertama, keluarga korban tidak diperkenankan melihat jenazah. Kedua, jenazah diminta tak diautopsi, namun tetap diautopsi.
Ketiga, sebagai anggota DPR RI punya kewenangan untuk melihat hal ini. Fadli Zon dan Romo Syafi’I bersama kuasa hukum, media massa dan anggota keluarga pada mulanya akan diperkenankan masuk ke RS Kramat Jati.
“Sampai di pintu dihadang puluhan polisi berpakaian hitam. Mungkin Brimob. Padamulanya boleh masuk ke dalam, satu keluarga dari tiap korban, satu kuasa hukum. Tapi terakhirnya tidak boleh,” katanya.
Keanehan lainnya, saat pemulangan jenazah, keluarga korban tidak diizinkan melihat dan hanya diminta satu orang perwakilan.
Kemudian ada dua ambulans yang berangkatnya cukup lama. Sementara ambulans satu sampai empat sudah jalan.
“Saya dan keluarga korban sampai bertanya mengapa ambulans kelima dan keenam tidak datang-datang,” jelasnya.
“Sedangkan ambulan pertama sampai keempat sudah lama jalan ke Petamburan. Setelah ditanyakan pengacara, baru ambulansnya dipanggil,” terangnya.
Romo Syafi’i menjelaskan alasan mengapa dia dan Fadli Zon ikut mengawal keluarga korban karena mereka meminta bantuan.
Sebab, kata politikus asal Sumut itu, keinginan keluarga korban untuk membawa pulang jenazah seperti dihalangi.
“Waktu itu saya yang mengawal di rumah sakit sampai enam jenazah dipulangkan. Sedangkan Fadli Zon mengawal mobil jenazah satu sampai empat ke Petamburan,” tuturnya.
Baik Tengku Zulkarnain maupun Romo Syafi’i berharap kasus ini bisa terbuka setransparan mungkin. Jangan sampai kasus penembakan enam Laskar FPI ini tenggelam tanpa ada penyelesaian.
Sementara saat ditanya 4 orang anggota FPI yang kabur dari kejaran polisi. Romo Syafi’i mengatakan, dalam rekonstruksi yang digelar Bareskrim Polri, belum ada terlihat akan perihal 4 orang ini.
Source: Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Tengku Zul bersama Romo Syafii main You Tube (tangkapan layar)
Main You Tube Bersama Tengku Zul, Romo Syafi’i Ungkap Keanehan Pemulangan Jenazah 6 Anggota FPI
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar