Habib Bahar Ungkap Perbuatan Baik Selama di Lapas, NKRI-kan Sejumlah Narapidana Teroris

Baca Juga

Habib Bahar Smith menyatakan, selama dalam tahanan Lapas Gunung Sindur dirinya berbuat baik. Di antaranya membuat dua narapidana teroris kembali berikrar setia kepada NKRI.

Itu disampaikan Habib Bahar dalam sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan terhadap sopir taksi online bernama Andriansyah.

Sidang itu sendiri digelar secara virtual di Ruang Sidang 1 Pengadilan Negeri Bandung, Selasa (18/5/2021).

“Yang mulia, saya di Lapas Cibinong, dua teroris dua kasus teroris itu saya NKRI, saya bikin mereka NKRI,” kata Habib Bahar.

Ia jua mengklaim sudah membuat narapidana kasus terorisme di Lapas Nusakambangan mencintai NKRI.

Namun, Habib Bahar tak dijelaskan secara rinci jumlah tahanan di Lapas Nusakambangan yang dibuatnya agar kembali mencintai NKRI.

Sementara, di Lapas Gunung Sindur diklaim terdapat tujuh tahanan teroris yang diberi penjelasan olehnya agar mencintai NKRI.

“Di Nusakambangan saya bikin mereka NKRI. Di sini (Lapas Gunung Sindur) ada tujuh napi saya bikin mereka NKRI,” katanya.

“Napi teroris yang mereka katakan pemerintah thogut saya jelaskan kepada mereka sehingga mereka kembali pada akidah ahlussunah wal jamaah,” sambungnya.

Seharusnya, menurut Habib Bahar, yang dipertanyakan soal nasionalismenya ialah para tahanan korupsi karena sudah menyengsarakan rakyat.

“Justru para koruptor yang menyengsarakan uang rakyat mereka itu yang tidak nasionalisme, yang tidak nasionalisme dan hanya di mulut.”

“Jadi saya kalau urusan pribadi saya tidak permasalahkan,” ujar dia.

Emosi Istri Digoda

Terkait penganiayaan driver ojol yang dialamatkan kepadanya, Habib Bahar menyatakan sudah ada niat berdamai pasca kejadian.

Namun kasus itu kemudian sudah berlanjut sampai ke pengadilan.

Dalam keterangannya, ia mengakui sempat emosi saat menginterogasi korban.

“Di situ saya posisi sendiri, yang saya tahu ada orang yang melerai. Saya tarik leher, dia berontak saya paksa masuk,” kata dia.

Usai kejadian, ia memerintahkan orang kepercayaannya mendatangi korban untuk berdamai.

Namun, kata dia, niat baik tersebut tak menghalangi proses hukum meski dari pihak korban pun telah menyatakan sudah berdamai.

“Empat hari setelah kejadian saya mengutus orang untuk berdamai tapi tidak berupa surat hanya omongan,” katanya.

Ia menerangkan, emosinya itu sangat wajar saat seorang suami mengetahui istrinya digoda laki-laki lain.

“Siapapun pasti marah ketika istrinya digoda,” terangnya.

Source: Silahkan Klik Link Ini

Diterbikan: oposisicerdas.com

Foto: Habib Bahar Smith mengikuti sidang di PN Bandung (arif)