Yenny Wahid: Kami Sedang Berjuang Keras Agar Garuda Tidak Dipailitkan
Kondisi keuangan maskapai nasional Garuda Indonesia kini tengah
mengkhawatirkan. Pandemi corona telah menggerus pendapatan sehingga
perusahaan harus melakukan efisiensi.
Salah satu langkah yang diambil adalah menawarkan program pensiun dini
kepada karyawannya. Opsi tersebut dinilai menjadi jalan akhir setelah
berbagai upaya telah dilakukan.
Komisaris Independen Garuda Indonesia, Yenny Wahid, mengaku mendapat
banyak pertanyaan soal kondisi Garuda Indonesia. Dia mengatakan saat ini
tengah berjuang keras.
"Banyak yg tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar
Garuda tdk dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari
kasus korupsi sampai biaya yang tdk efisien. Namun Garuda adalah national
flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mhn support & doanya," tulis
Yenny Wahid dalam akun twitternya @yennywahid.
Banyak yg tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tdk dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tdk efisien. Namun Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mhn support & doanya 🙏🏽
— Yenny Zannuba Wahid (@yennywahid) May 29, 2021
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan
situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini mengharuskan
perseroan mengambil langkah penyesuaian aspek suplai dan demand di tengah
penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang turun
signifikan.
"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa program pensiun dipercepat ini
ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria.
Kebijakan ini menjadi penawaran terbaik yang dapat kami upayakan terhadap
karyawan di tengah situasi pandemi saat ini, yang tentunya senantiasa
mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak, dalam hal ini karyawan
maupun perusahaan," kata Irfan melalui keterangan tertulisnya, Jumat
(21/5).
Dalam pertemuan internal yang rekamannya bocor ke publik, Irfan mengatakan
selain harus membayar gaji karyawan, Garuda juga punya kewajiban lain yang
harus dipenuhi. Salah satunya membayar biaya sewa pesawat kepada lessor.
Garuda memang telah menunggak membayar sewa pesawat. Dari 142 pesawat yang
dimiliki, hanya 41 unit yang beroperasi. Sisanya tidak boleh digunakan
karena Garuda belum membayar sewa. Menurut Irfan, jika kondisi ini terus
berlanjut, tidak menutup kemungkinan Perseroan bisa digugat pailit.
“Tentu saja kita akan berhadapan dengan posisi legal yang sangat sulit
apabila perusahaan-perusahaan yang selama ini terus-menerus menagih dan
tidak dibayarkan atau baru dibayarkan sebagian haknya oleh kita itu
mengajukan pailit,” ujar Irfan dalam pertemuan internal dengan karyawan
Garuda Indonesia pada 19 Mei lalu.
Menurutnya, saat ini manajemen Garuda tengah dikejar waktu untuk segera
melunasi tunggakan kepada lessor maupun kreditor. Utang Garuda tidak
sedikit memang. Irfan membeberkan jumlahnya mencapai Rp 70 triliun dan
jumlah ini masih akan terus membengkak.
"Ini kita kejar-kejaran dengan waktu. Penting buat kami untuk diskusi
dengan lessor, kreditor yang jumlahnya begitu banyak yang jumlah total
utang kita sebesar Rp 70 triliun untuk bagaimana menyelesaikan ini di
waktu mendatang," ujarnya.
Source:
Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Kolase Yeni Wahid dan Pesawat garuda/Net
Yenny Wahid: Kami Sedang Berjuang Keras Agar Garuda Tidak Dipailitkan
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar