Breaking News

Netizen Ke Prof. Zubairi: Lockdown Tidak Akan Ada Karena Presiden Alergi Istilah Itu


Kepala Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (Kasatgas IDI), Prof. Zubairi Djoerban kembali mengusulkan lockdown sebagai solusi atas melonjakkanya kasus virus corona atau Covid-19.

"Saya kembali ulangi saran saya: lockdown," kata dokter spesialis penyakit dalam itu lewat akun Twitter miliknya @ProfesorZubairi, Jumat (18/6).

Dia menanggapi pemberitaan soal Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang bicara soal kemungkinan lockdown.

Menurut Zubairi Djoerban, semua liburan dan perjalanan tidak penting harus dihentikan sejenak. Apalagi mempertimbangkan sekolah tatap muka dibuka kembali, saran dia jangan dulu.

"Lakukan lockdown sebelum telat. Situasi bisa berubah jadi mengerikan," ucapnya.

Jumat kemarin, angka kasus corona bertambah 12.990 kasus, sehingga total yang sudah terkonfirmasi sebanyak 1.963.266. Dari angka itu, sebanyak 1.779.127 dinyatakan sembuh, dan 54.043 meninggal dunia.

Warganet atau netizen ramai menanggapi usulan Kasatgas IDI, Prof. Zubairi Djoerban terakit lockdown. Ada di antara mereka yang tidak yakin pemerintah berani mengambil kebijakan lockdown.

"Prof, 'lockdown' tidak akan terjadi, karena Presiden Jokowi alergi istilah itu. Yogya lockdown? Lihat saja nanti resminya apa, pasti bukan 'lockdown', tapi PPKM atau PSBB ketat atau lainnya," kata pemilik akun @ferdymad1.

"Sudah setahun lalu istilah 'lockdown' ini menjadi wacana. Lebih baik fokus pengetatan pergerakan orang!" sambung dia.

Ada juga netizen yang kembali membahas masalah klasik jika lockdown dilakukan. Yaitu, siapa yang menanggung biaya hidup masyarakat.

"Lockdown. Pemerintah tanggung biaya hidup. Di Eropa bisa turun karena pemerintahnya turun tangan juga buat ekonominya. You win some you lose some. Mau corona beres, pemerintah yang harus turun tangan. Tegaskan semua peraturan. Jangan kasih kendor," ujar pemilik akun @adedelinaputri.

Afida pemilik akun @sbfdaa mendukung usulan Prof. Zubairi Djoerban agar pemerintah mengambil kebijakan lockdown.

"Mengingat suara yang paling nyaring kita dengar adalah 'protokol kesehatan' alih-alih 'pembatasan kegiatan', lockdown adalah pilihan yang harus dipilih," ucapnya.

Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Kepala Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (Kasatgas IDI), Prof. Zubairi Djoerban/Net
Netizen Ke Prof. Zubairi: Lockdown Tidak Akan Ada Karena Presiden Alergi Istilah Itu Netizen Ke Prof. Zubairi: Lockdown Tidak Akan Ada Karena Presiden Alergi Istilah Itu Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

1 komentar:

  1. Mau, PSPB,PSKM, lockdown, tak bisa , kedaruratan juga jelas tak bergasil, apa sebabnya nanti kita uraikan, namun saran saya daerah apalagi luar jawa silakan lakukan pengetatan masuknya orang ke daerah anda terlebih untuk sementara dari P.Jawa, dari Malasya, dari India dan dari Cina.
    Kedaruratan secara Nasional itu sejak bulan maret 2020 adalah kalau boleh dibilang pintu kehancuran karena dibuka masuknya istilah vandem, belum lagi Menteri Perhubungan dengan timnya berangkat ke Cina waktu itu beliau terpapar, harusnya yg dilakukan tutup bsndara, laut masuknya orang dari Cina dan orang yg baru lewat lawatan dari cina. Beri kekuatan imun rakyat.Apa yg menjadikan Indonesia sitiasi vandemi terus meningkat.banyak faktor sengaja atau tidak sengaja karena kita mayoritas muslim itu kata kuncinya, dan mereka tidak percaya lagi dengan ulama , ustad. Kenapa dan mengapa apa solusinya, jawaban tak bisa diuraikan disini.

    BalasHapus