Indonesia di Ujung Tanduk, Fadli Zon: Tanpa Keputusan Luar Biasa, Krisis Kian Panjang dan Banyak Korban
Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan pendapatnya terkait krisis yang sedang dialami Indonesia, baik terkait Covid-19 ataupun ekonomi di Indonesia.
Fadli Zon memaparkan bahwa pemerintah harus bersikap realistis menghadapi gelombang baru Covid-19.
Bahkan diketahui, infrastruktur kesehatan, logistik, serta jumlah tenaga kesehatan Indonesia sudah berada di ujung tanduk, sehingga tak akan sanggup lagi menghadapi situasi yang terus memburuk.
Untuk mencegah Indonesia semakin terpuruk, Fadli Zon mengatakan bahwa Indonesia harus segera meminta bantuan dunia internasional, terutama pada negara yang sudah berhasil mengatasi pandemi.
"Ini merupakan persoalan kemanusiaan," tulis Fadli Zon dikutip Galamedia dari twitternya @fadlizon.
Anggota DPR RI ini lalu menyebutkan beberapa alasan mengapa Indonesia membutuhkan langkah luar biasa mengatasi gelombang baru Covid-19 ini.
Pertama, dalam dua pekan terakhir, Indonesia sudah berulang kali membuat rekor kasus baru Covid-19.
"Ini sangat mengkhawatirkan. Rabu, 7 Juli ini, rekor jumlah kasus positif Covid-19 telah menyentuh angka 34.379," tulisnya.
Hanya tinggal soal waktu, rekor itu akan segera menembus angka 40 ribuan, lalu 50 ribuan. Hal itu akan terjadi jika Indonesia tak segera mengambil langkah luar biasa.
Kedua, kebijakan yang sudah diambil Pemerintah belum memadai untuk memutus kedaruratan.
"Meskipun berjudul 'PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat', dan diterapkan di wilayah Jawa-Bali, namun kebijakan ini tak bisa dianggap luar biasa," lanjutnya.
Dalam praktiknya, kebijakan ini belum bisa membatasi kegiatan masyarakat. Sebagian masyarakat merasa perlu mencari nafkah harian untuk kebutuhan hidup sehati-hari karena pemerintah tidak memberi kompensasi atas pembatasan ini.
Di sisi lain, hingga saat ini Pemerintah masih membuka pintu bandara dan pelabuhan. TKA asing dari China masih bisa melenggang masuk. Keadaan ini membuat sebagian masyarakat merasa didiskriminasi.
Ketiga, kemampuan infrastruktur kesehatan kita sudah di ambang batas.
Menurut data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), saat ini okupansi tempat tidur di berbagai rumah sakit di Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah mencapai 100 persen.
Jika kasus ini terus meningkat, krisis bukan hanya akan terjadi di rumah sakit-rumah sakit di Jawa, tapi juga di berbagai provinsi lain di luar Jawa.
Keempat, krisis tenaga kesehatan. Sejak awal pandemi, jumlah dokter yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia telah melebihi angka 400 orang.
Jika digabungkan dengan tenaga kesehatan lain, seperti perawat, misalnya, jumlah kematian tenaga kesehatan sudah menembus angka seribu orang.
Para dokter dan tenaga kesehatan lainnya adalah pejuang dengan perlengkapan terbatas.
Kelima, krisis ketersediaan vaksin. Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin sekitar kurang dari 5 persen.
Oleh karena itu, Fadli Zon pun mengusulkan agar Presiden Jokowi secara langsung memimpin situasi darurat ini.
Sehingga semua kementrian dan lembaga fokus menghadapi darurat pandemi bersama-sama.
Koordinasi di satu komando kendali dari pusat hingga daerah. Penanganan Covid-19 di negara kita tidak akan berhasil selama para pejabat pelaksananya bekerja rangkap jabatan.
"Tanpa keputusan luar biasa, kita akan membuat krisis ini menjadi semakin panjang dan lama dengan korban rakyat semakin banyak termasuk berdampak parah pada situasi ekonomi dan sosial," tutup Fadli Zon.***
Source: Silahkan Klik Link Ini
Diterbikan: oposisicerdas.com
Foto: Fadli Zon. /Tangkap Layar YouTube.com/Fadli Zon Official
Indonesia di Ujung Tanduk, Fadli Zon: Tanpa Keputusan Luar Biasa, Krisis Kian Panjang dan Banyak Korban
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar