Jejak Farid Okbah dan Zain An-Najah di Jamaah Islamiyah
Densus 88 Antiteror menangkap 2 orang terduga teroris diantaranya Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah dan Zain An Najah yang juga anggota Komisi Fatwa MUI.
Polisi mengungkap keduanya memiliki peranan di dalam kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Berikut ini sejumlah jejak Farid Okbah dan Zain An Najah di kelompok JI dirangkum detikcom, Rabu (17/11/2021).
Ahmad Zain An Najah ditangkap Densus 88 dengan dugaan tindak pidana terorisme. Polri menyebut Zain An Najah berperan sebagai Dewan Syuro kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Zain An Najah juga diduga merupakan Ketua Dewan Syariah Lembaga Amal Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).
"Yang bersangkutan keterlibatannya adalah sebagai Dewan Syuro JI. Kemudian selain itu, yang bersangkutan Ketua Dewan Syariah Lembaga Amal Zakat BM ABA," ujar Ramadhan saat ditemui di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Selasa (16/11/2021).
Peran Farid Okbah
Ramadhan menyebut Farid Okbah (FAO) diduga terlibat sebagai tim sepuh atau Dewan Syuro JI. Farid diduga menduduki jabatan di yayasan amal milik JI, LAZ BM ABA.
"Kemudian, FAO keterlibatan sepuh atau Dewan Syuro JI. Kemudian anggota Dewan Syariah BM ABA, kemudian tahun 2018, dia ikut memberikan uang tunai Rp 10 juta untuk Perisai Nusantara Esa," katanya.
"Kemudian, dia (FAO) ikut memberikan solusi kepada saudara Arif Siswanto yang telah ditangkap terkait dengan pengamanan anggota JI pasca penangkapan saudara Parawijayanto dengan membuat wadah baru. Adapun partai yang dibentuk oleh FAO adalah Partai Dakwah Rakyat Indonesia atau PDRI," sambung Ramadhan.
Sementara itu, AA, kata Ramadhan, diduga terlibat sebagai anggota Pengawas Perisai Nusantara Esa pada 2017.
"Inisial AA keterlibatannya sebagai anggota Pengawas Perisai Nusantara Esa tahun 2017. Kemudian pengurus atas sebagai pengawas kelompok JI," ujarnya.
Polisi Sebut Farid Okbah Dirikan Partai Dakwah sebagai Solusi Lindungi JI
Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Farid Okbah ditangkap Densus 88 atas dugaan tindak pidana terorisme. Polri mengungkap modus Farid menawarkan solusi untuk mengamankan anggota JI.
Farid Okbah diketahui membentuk PDRI pasca-penangkapan pimpinan kelompok radikal Jamaah Islamiyah (JI), Parawijayanto. Sebelum PDRI berdiri, Farid Okbah berkomunikasi dengan terduga teroris Arif Siswanto.
Farid disebut memberikan solusi kepada Arif Siswanto soal pengamanan anggota JI. Untuk diketahui, Arif Siswato akhirnya ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Polri seusai penangkapan Parawijayanto.
"Dia ikut memberikan solusi kepada Saudara AS (Arif Siswanto), yang telah ditangkap terkait dengan pengamanan anggota JI pasca-penangkapan Saudara PW (Parawijayanto)," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat ditemui di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/11).
Ramadhan menyampaikan solusi pengamanan untuk anggota JI adalah dengan membentuk wadah baru. Setelah itu, Farid Okbah membentuk PDRI.
"(Solusi mengamankan anggota JI) dengan membuat wadah baru. Adapun partai yang dibentuk oleh FAO (Farid Okbah) adalah Partai Dakwah Rakyat Indonesia atau PDRI," sambung Ramadhan.
Ramadhan membeberkan keterlibatan Farid Okbah dengan kelompok radikal JI. Farid Okbah disebut sebagai Dewan Syuro JI.
"Kemudian, peran FAO, keterlibatan sepuh atau Dewan Syuro JI. Kemudian anggota Dewan Syariah LAZ BM ABA, kemudian tahun 2018 dia ikut memberikan uang tunai untuk Perisai Nusantara Esa," imbuh Ramadhan.
Ramadhan juga mengatakan Farid Okbah serta dua orang lainnya, yakni Ahmad Zain An Najah dan seorang berinisial AA, berstatus tersangka tindak pidana terorisme. "Penangkapan tersangka tindak pidana terorisme dilakukan terhadap saudara AZ, AA, dan FAO," ujar Ramadhan.
Bantahan dari Pengacara
Bantahan soal keterlibatan Farid Okbah terkait terorisme disampaikan pengacaranya Ismar Syafruddin. Ismar menyebut tuduhan Farid terlibat terorisme adalah fitnah.
"Kalau menurut kami, itu semua fitnah saja itu. Kami yakin Ustaz Farid bukan seorang teroris," ujar pengacara Ustaz Farid Okbah, Ismar Syafruddin, saat dihubungi, Rabu (17/11).
Ismar mengatakan Farid adalah seorang ulama yang gemar memberikan masukan untuk memajukan generasi muda. Selain itu, Farid disebut kerap berdakwah menyampaikan kebenaran.
"Beliau adalah seorang ustaz, seorang ulama, yang selama ini getol untuk bagaimana memajukan para generasi muda untuk menjadi seorang yang alim. Beliau betul-betul dakwah, untuk menyampaikan kebenaran," tuturnya.
Ismar juga mempertanyakan motivasi Farid bila terlibat dalam terorisme. Ismar menilai Farid merupakan orang yang cinta Indonesia dan kerap mengajak orang menjalankan demokrasi.
"Kalau masalah tuduhan-tuduhan pihak kepolisian itu, kita cari apa motivasinya Ustaz Farid kalau dia mau jadi teroris. Teroris itu kan adalah salah satu kata-kata yang menyeramkan untuk didengar, siap membunuh, siap meneror, siap mengguncangkan suatu negara, padahal beliau adalah orang yang betul-betul mencintai Indonesia," tuturnya.
"Beliau dengan berpartai saja kan supaya apa, beliau mengajak supaya yang selama ini tidak mempercayai demokrasi malah beliau mengajak, oke kita ramai-ramai masuk perjuangkan apa yang kita inginkan melalui hukum sesuai aturan yang berlaku di Indonesia, sesuai aturan yang kita agung-agungkan di demokrasi. Tapi ini coba, beliau mengajari orang lain untuk ini, kok malah beliau dituduh teroris. Makanya saya bingung yang mana sebenarnya yang teroris," sambungnya.
Polri sebelumnya mengungkap ada lebih dari 2.000 kotak amal LAZ BM ABA yang disebar teroris JI di Lampung. Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk kegiatan JI.
"Selama ini jumlah kotak amal yang disebar di wilayah Lampung lebih dari 2.000 kotak amal," ujar Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dihubungi, Kamis (4/11/2021).
Aswin menjelaskan, BM ABA cabang Lampung biasa mengumpulkan dana Rp 70 juta dalam sebulan. Dana itu terkumpul dari kotak amal yang disebar.
Adapun dana yang dihimpun dipergunakan oleh teroris JI untuk memberangkatkan kadernya ke negara konflik, seperti Afghanistan, Suriah, dan Irak. Di sana, mereka berlatih kemampuan militer hingga menjalin silaturahmi dengan kelompok radikal.
Lebih lanjut Aswin mengungkapkan pihaknya telah menyita sekitar 780 dari 2.000 kotak amal milik BM ABA Lampung. Selain kotak amal, Densus turut menyita sejumlah dokumen.
"Ini merupakan salah satu kantor BM ABA Lampung, ditemukan sebanyak 780 buah kotak amal yang sengaja disembunyikan oleh JI setelah tertangkapnya salah satu Ketua BM ABA Fatria Sanjaya tahun lalu di Jakarta," paparnya.
Modus Kumpulkan Dana
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan JI menjalankan fungsi pengumpulan dana melalui bidang JI yang bernama Thazis. JI memiliki sejumlah metode untuk mengumpulkan dana.
"Program wakaf produktif, yaitu menerima wakaf atau hibah dari perorangan yang biasanya merupakan anggota JI, seperti wakaf produktif kebun kurma seluas kurang-lebih 4 hektare di Lampung yang dikelola S. Hasil panen dimasukkan dalam hasil pendapatan ABA (Abdurrahman Bin Auf) pusat," ujar Aswin kepada wartawan, Senin (8/11).
Aswin mengatakan anggota JI juga menggalang dana dengan menyebarkan kotak-kotak amal di tempat ramai lainnya. Total kotak amal yayasan Abdurrahman Bin Auf di seluruh Indonesia mencapai sekitar 13 ribu kotak amal.
JI juga diduga menyebarkan kaleng-kaleng sumbangan dengan nama program Gerakan Sehari Seribu (GSS). Ada sekitar 19 ribu kaleng yang disebar oleh seluruh kantor cabang Yayasan Abdurrahman Bin Auf.
Aswin mengatakan para tersangka teroris JI kerap mengirim proposal kepada tokoh masyarakat yang dinilai memiliki harta berlebih. Densus mengklaim telah mendeteksi metode pengumpulan dana seperti itu di Jakarta.
"Mengirimkan proposal program kepada tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai kelebihan harta seperti yang sudah dilakukan wilayah cabang Jakarta," tuturnya.
Aswin mengatakan JI juga bergerak mengumpulkan dana melalui dunia maya. Modusnya, mereka mencantumkan nomor rekening di website yayasan amal LAZ BM ABA (Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf) untuk memberi bantuan ke Palestina.
"Metode online adalah donasi dengan menggunakan platform media internet dengan mencantumkan nomor rekening di website yayasan ABA pusat dan Blogspot yayasan kantor cabang dengan mencantumkan rekening yayasan cabang, yayasan yang memiliki Blogspot: Jakarta, Lampung, dan Malang," kata Aswin.
"Dalam website, Blogspot, dan media sosial, yayasan ABA mempromosikan/menampilkan program-program yayasan ABA, seperti bantuan masyarakat Palestina dan donasi bencana alam sehingga masyarakat umum tergerak. Adapun target penyumbang berasal masyarakat umum," imbuhnya. (detik)
Foto: Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan/Net
Jejak Farid Okbah dan Zain An-Najah di Jamaah Islamiyah
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar