Breaking News

Biodata Arifin Panigoro, Taipan Minyak Indonesia Pendiri Medco Group


Dr (HC) Ir. Arifin Panigoro kini menjabat sebagai penasihat di PT Medco Energi Tbk. Dirinya merupakan pendiri kelompok usaha Medco Group ini memulai kiprahnya di industri minyak dan gas pada tahun 1980.

Pada tahun 1998, beliau mengundurkan diri dari kepengurusan Perseroan, dan sejak itu berperan sebagai Penasihat, khususnya dalam hal mengarahkan peluang-peluang usaha baru di bidang minyak dan gas.

Arifin Panigoro memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1973 dan mendapatkan gelar kehormatan (doktor honoris causa) dari Institut Teknologi Bandung pada Januari 2010 dengan pidato ilmiahnya "Kuasai Teknologi, Bangun Ekonomi, Tegakkan Martabat Bangsa"

Arifin Panigoro memang bukan orang baru di bisnis tambang, namun bukan hanya pengalamannya saja yang membantunya selamat di bisnis migas tersebut. Jiwa wirausaha Arifin dan intuisi serta nyali bisnisnya memang sudah terbangun sejak kecil.

Lahir di Bandung tahun 1945, Arifin lahir tepat ketika pendudukan Jepang dan masa kacau sesaat setelah Indonesia merdeka. Ayahnya, Jusuf Panigoro, adalah pemilik sebuah toko di jalan Braga, Bandung. Sejak masih kecil, Arifin sudah menjadi kasir dan bendahara di toko ayahnya.

Membantu mengelola toko di masa sulit itulah yang menjadi awal Arifin berkutat dan mampu keluar dari tantangan. Lulusan Teknik Elektro ITB ini memulai peruntungannya sebagai kontraktor instalasi listrik door to door. Selanjutnya memulai proyek pemasangan pipa secara kecil-kecilan. Pasalnya, proyek yang berdiameter besar merupakan porsi pengusaha asing

Tahun 1981 dia memberanikan diri untuk mulai masuk proyek pipanisasi yang berdiameter besar dengan mendirikan Meta Epsi Drilling Company (Medco). Kala itu, pada tahun 1979-1980, terjadi oil boom dan Sekretariat Negara mengambil inisiatif untuk membangun kilang minyak karena ada tambahan anggaran.

Pada saat itu, pemerintah menyelipkan unsur pembinaan bagi pengusaha lokal, termasuk Medco. Saat itu, dalam pembangunan Kilang Cilacap, Medco dikawinkan dengan satu perusahaan asal Amerika Serikat.

Dari kerjasama tersebut, Medco pun menjadi ahli dalam hal pemasangan pipa. Di proyek tersebut, Arifin juga mengajukan permintaan untuk mendapatkan peralatan dari perusahaan tersebut setelah peoyek tersebut rampung.

Masih di periode 1980-an, Dirjen Migas, yang kala itu dijabat oleh Wiharso, tersinggung dengan tanggapan salah satu perusahaan asing, lantaran para pengusaha asing tersebut ogah mengajak perusahaan lokal, karena dianggap tidak punya pengalaman, saat diminta mengelola pengeboran gas di Sumatera Selatan.

Akibatnya, Wiharso pun berang dan memutuskan untuk tidak menggunakan jasa perusahaan asing tersebut. Sehingga, untuk pertama kalinya Indonesia menunjuk perusahaan lokal untuk melakukan pengeboran minyak tanpa pendampingan dari perusahaan asing, Medco pun dianggap sebagai perusahaan yang cocok.

Ketiban durian runtuh, Arifin pun langsung terbang dari Jakarta ke Houston, Amerika untuk mencari alat-alat guna memulai penambangan. Perjalanan itu merupakan pengalaman pertamanya ke Amerika. Bermodal bahasa Inggris yang pas-pasan dan uang USD300 ribu, dia menemui si penjual.

Hasilnya, deal tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akibatnya, si penjual pun meminta barang dibayar tunai seharga USD4 juta dalam waktu dua minggu atau uang muka USD300 ribu hangus. Dia pun terpaksa menerima syarat itu karena posisi tawarnya yang jelek.

Lantaran belum pernah ke Amerika serbelumnya, perjalanan panjangnya menggunakan pesawat ekonomi membuat dia jetlag dan menganggu kesehatannya. Meski demikian, karena diburu waktu, sampai di Indonesia dia langsung menemui Piet Haryono, salah satu pimpinan Pertamina.

Setelah itu, dia pun menemui Gubernur Bank Indonesia (BI) Rachmat Saleh untuk meminjam modal. Dengan rekomendasi Piet Haryono dan Wiharso. BI pun akhirnya memberikan pinjaman pada Arifin Panigoro.

Bermodal keuntungan dari mengebor gas tersebut, pada 1990 Medco pun membeli ladang minyak pertamanya di Tarakan dengan harga USD13 juta. Ladang Minyak Tarakan menyumbangkan 4 ribu barel per hari hingga Medco mendapatkan keuntungan yang besar.

Medco pun terus mendapatkan cuan dari booming minyak. Puncaknya, pada 1995 Arifin Panigoro dan Medco berhasil memenangkan tender untuk membeli PT Stanvac Indonesia dari ExxonMobil.

Stanvac Indonesia yang merupakan perusahaan minyak tertua di Indonesia tetap menjadi salah satu sumber minyak terbesar bagi Medco sampai saat ini, dengan 80 ribu barel minyak per harinya.

Sumber: okezone
Foto: Arifin Panigoro. (Foto: Medco)
Biodata Arifin Panigoro, Taipan Minyak Indonesia Pendiri Medco Group Biodata Arifin Panigoro, Taipan Minyak Indonesia Pendiri Medco Group Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar