Mahfud MD Bilang Beragama Jangan Seenaknya, Berdzikir ‘Ya Kayuku Ya Kayumu’

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan beragama jangan seenaknya.

Hal itu dikatakan Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd pada Sabtu (12/2).

Awalnya, Mahfud MD membeberkan kebiasaannya pada malam hari menjelang tidur.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengaku kerap menikmati hiburan sebelum tidur.

Ia sering mendengarkan musik atau menonton wayang pada malam hari.

“Tidak jarang, setelah salat malam saya mengambil waktu untuk menikmati lagu-lagu dan nonton wayang lewat Youtube. Misalnya mendengar lagu-lagunya Los Marenos dan nonton rekaman wayangnya Ki Enthus Susmono,” kata Mahfud, Sabtu (12/2).

Menikmati musik atau menonton wayang bukan berarti Mahfud tidak mengaji atau membaca Alquran.

“Apakah tidak mengaji Alqur’an? Ya juga, tapi bisa bervariasi. Beragama yang enak saja tapi jangan seenaknya,” tegas Mahfud.

Mahfud setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa berdoa sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia saja.

“Allah Maha Pencipta dan Maha Tahu, termasuk menciptakan dan memahami berbagai bahasa,” jelas Mahfud.

Ia memberikan contoh doa dalam bahasa Indonesia yang sering diucapkan Mahfud MD usai melaksanakan salat.

“Dalam berdoa saya sering menyelipkan doa dalam bahasa Indonesia, misalnya, “Ya Allah, Engkaulah yang menganugerahi anak dan cucu kepadaku. Kuserahkan mereka kepada-Mu untuk dibimbing ke jalan yang benar dan cukup rezeki,” katanya.

Cuitan Mahfud MD mendapat respon dari Arif M Iqbal. Ia menanyakan alasan Mahfud MD berdoa dalam bahasa Indonesia, apakah sama dengan alasan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurachman?

“Tapi prof melakukan doa pake bahasa Indonesia itu karena apa? Hayooo, apa sama alasannya dengan Pak Jenderal?,” tanya Arif M Iqbal.

Mahfud lantas menjawab bahwa lebih baik menggunakan bahasa Indonesia ketimbang bahasa Arab tapi tidak tahu artinya.

“Banyak orang memaksa diri pakai Bahasa Arab tapi tak tahu artinya. Ada yang berdizikir “Ya kayuku ya kayumu” (maksudnya, yaa hayyu yaa qayyumu); ada juga yang memuji “wolo wolo kuwwato” (maksudnya, laa hawla walaa quwwata illaa billah),” kata Mahfud.

Mahfud menilai doa harus bisa dimengerti agar diterima oleh Allah SWT.

“Doa yang diterima tentu yang keluar dari kekhusyukan hati,” pungkas Mahfud. (one/pojoksatu)

Sumber: pojoksatu

Foto: Menko Polhukam Mahfud MD. Istimewa