Mantan Kapolres Sebut Zikir ‘Hasbunallah’ untuk Perang, Kiai Muhyiddin: Provokatif, Tendensius dan Islamofobia
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi angkat bicara menanggapi pernyataan bekas Kapolres Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, AKBP Rizal Marito menyebut zikir yang berbunyi ‘Hasbunallah wani’mal wakil’ adalah zikir untuk perang.
Dalam video yang beredar, pernyataan tersebut disampaikan AKBP Rizal Marito ketika menceritakan saat dia dan personelnya masuk di Desa Wadas untuk lakukan komunikasi dengan warga Wadas pada 2021 lalu.
“Itu adalah pernyataan provokatif, tendensius dan new trend Islamphobia yang telah menjalar dalam tubuh manusia yang sudah terpapar penyakit split personality akut,” kata Kiai Muhyiddin melalui pernyataannya kepada Suara Islam Online, Senin (14/02/2022).
Menurut Kiai Muhyiddin, secara tidak langsung pernyataan tersebut menunjukkan ketidaktahuan tentang doa tersebut.
“Secara tak langsung pernyataan beliau menunjukan kebodohan seseorang terhadap asbabun nuzul ayat tersebut,” ujar Ketua Lembaga Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah itu.
Kiai Muhyiddin menjelaskan bahwa banyak para ulama yang menganjurkan agar doa tersebut dibaca 450 kali untuk meraih ketenangan dan ketabahan dalam menghadapi masalah.
Arti doa itu sendiri adalah “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan sebaik-baiknya pelindung kami“.
Kiai Muhyiddin mengatakan bahwa sejak dahulu kelompok munafik memang telah melakukan psywar terhadap umat Islam, misalnya mengatakan bahwa jumlah musuh umat Islam jauh lebih besar dan berpengalaman dibanding tentara Muslim.
“Oleh karena itu Allah perintahkan agar tak cepat kalah mental dan tetap istiqamah dalam membela kebenaran dan haq,” ungkapnya.
“Ternyata para Nabi Allah pun membaca doa diatas, di antaranya adalah Nabi Ibrahim
dan Nabi Musa AS serta para pengikutnya,” tambah Kiai Muhyiddin.
Oleh karena itu, mantan Wakil Ketua Umum MUI itu meminta kepada semua pihak khususnya tokoh publik untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan.
“Kepada semua pihak terutama para pejabat publik dan tokoh masyarakat agar tak membuat pernyataan asbun (asal bunyi) sebagai bentuk pembelaan diri dari masalah krusial yang dihadapi,” pesannya.
Dengan pernyataan yang kontroversial, kata Kiai Muhyiddin, justru akan menimbulkan kegaduhan baru.
“Hal tersebut justru akan menimbulkan kegaduhan baru di masyarakat. Bahkan akan terjadi eskalasi politik nasional,” tandasnya.
Seperti diketahui, dalam potongan video yang beredar di media sosial, AKBP Rizal Marito menceritakan saat dia dan personelnya masuk di Desa Wadas untuk lakukan komunikasi dengan warga Wadas pada tahun 2021 lalu.
Dia mengatakan, mulanya pihaknya datang untuk membersihkan batu-batu dan sebagainya di Desa Wadas. Namun ada eskalasi warga yang meningkat. Warga menghadang kepolisian masuk ke Desa.
“Kami membantu masyarakat membersihkan puing-puing batu-batu. Tapi ternyata ada plusnya. Ternyata masa makin meningkat eskalasinya di situ memang supaya polisi nggak boleh lewat” ujarnya di Video wawancara TV One itu, yang juga dilansir Jabarekspres.com, Senin 14 Februari 2022.
“Saya sebagai Kapolres waktu itu memimpin langsung di tengah-tengah lapangan, langsung melakukan komunikasi. Kita membangun komunikasi, imbauan, ajakan”, sambung dia.
Rizal Marito melanjutkan, saat pihaknya masuk ke Desa Wadas, warga nampak berkumpul di dalam Masjid dan melakukan zikir.
Dia bilang bahwa zikir yang diucapkan warga secara bersamaan yaitu zikir yang berbunyi: Hasbunallah wani’mal wakil.
Menurut dia, zikir itu adalah zikir ajakan perang. “Awalnya mulai kita datang, tiba-tiba kemudian mereka melakukan zikir. Hasbunallah wani’mal wakil. Artinya cukup Allah saja yang jadi penolong,” ujarnya
“Ini biasanya digunakan untuk melaksanakan perang. Artinya mereka sudah mendesain, sudah mempersiapkan tempat itu untuk perang,” sambung dia.
Sumber: suaraislam
Foto: KH Muhyiddin Junaidi
Mantan Kapolres Sebut Zikir ‘Hasbunallah’ untuk Perang, Kiai Muhyiddin: Provokatif, Tendensius dan Islamofobia
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar