Soal Curhat Tak Disambut Gubernur, Puan Diminta Tiru Turba Bung Karno
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani memperlihatkan kekesalannya di hadapan para kader PDI-P dengan menyebut ada gubernur yang tidak mau menyambut dirinya saat dia melakukan kunjungan ke daerah.
Pengamat politik Ari Junaedi mengatakan, pernyataan Puan yang merupakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memperlihatkan dia sebagai pejabat teras yang terlalu terpaku dengan urusan protokoler. Dia menyarankan Puan meniru cara kakeknya, Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, yang kerap melakukan kunjungan menemui rakyat.
"Justru sebagai cucu Bung Karno, Puan harus mentradisikan 'turba' atau turun ke bawah. Incognito atau kunjungan tanpa basa-basi protokoler yg ketat," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (11/2/2022).
"Harusnya di era sekarang ini, Puan sebagai Ketua DPR tidak mementingkan sekat-sekat protokoler yang membelenggu dirinya," sambung Ari yang merupakan Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.
Menurut Ari, jika seorang gubernur di daerah yang dikunjungi Ketua DPR tidak bisa menyambut karena tengah menjalankan tugas, maka cukup diwakilkan oleh wakil gubernur atau sekretaris daerah.
Ari berpendapat pernyataan Puan juga sangat politis karena terkait dengan dengan atmosfer politik nasional jelang kontestasi kepemimpinan nasional pada 2024 mendatang. Maka dari itu tidak heran pernyataan Puan dikaitkan dengan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sosok Puan dan Ganjar tengah menjadi sorotan karena dinilai terlibat perseteruan. Perselisihan itu ditengarai dipicu oleh sejumlah aspirasi yang melontarkan usulan guna mendukung Ganjar menjadi bakal calon presiden 2024 dari PDI-P.
Sedangkan Puan juga belakangan gencar berkampanye tanpa embel-embel kontestasi politik 2024. Kampanye yang cukup fenomenal adalah ketika foto Puan dipajang di sejumlah papan reklame dan baliho dengan slogan 'Kepak Sayap Kebhinekaan."
Menanggapi hal itu, Puan sempat melontarkan pernyataan yang diduga sebagai sindiran terhadap Ganjar walau dia tidak secara terbuka menyebutkan nama. Pernyataan itu disampaikan Puan dalam kegiatan konsolidasi interal DPD PDI-P Jawa Tengah pada 22 Mei 2021.
"Pemimpin itu menurut saya kedepan ini adalah pemimpin yang ada di lapangan. Bukan di Sosmed. Pemimpin yang memang dilihat teman-temannya, orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan bukan hanya ada di Sosmed," kata Puan saat itu.
Di dalam kegiatan itu, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyatakan tidak mengundang Ganjar karena dia tidak simpatik terhadap kader partai berlambang kepala banteng itu. Dia menyebut Ganjar terlihat ambisius ingin maju sebagai capres pada 2024.
Puan kembali melontarkan pernyataan yang diduga sebagai sindiran untuk Ganjar. Dia menyatakan heran ada seorang gubernur yang tidak menyambutnya ketika melakukan kunjungan, padahal dia adalah seorang ketua DPR.
"Begitu saya datang enggak mau menyambut gitu loh. Saya jadi bingung. Kayak enggak semangat gitu. Padahal harusnya jadi kebangaan loh, ada kebangaan, saya juga bangga kok datang sebagai Ketua DPR ke mana-mana," kata Puan, saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi tiga pilar PDI-P di Manado, Rabu (9/2/2022).
Puan tidak menyebut nama gubernur yang dimaksud, namun ia membandingkan sikap gubernur tersebut dengan sikap kader-kader PDI-P di Sulawesi Utara yang menyambutnya.
"Kenapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Kenapa saya punya gubernur kok nggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain," ujar Puan.
Sumber: kompas
Foto: Ketua DPP PDI-P Puan Maharani/Net
Soal Curhat Tak Disambut Gubernur, Puan Diminta Tiru Turba Bung Karno
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar