Anies Baswedan Miliki Kans Terbesar Capres 2024

Baca Juga

Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki kans terbesar untuk diusung NasDem sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Anies dinilai sebagai sosok paling potensial dibanding dua bakal capres usulan NasDem lainnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

“Ada tiga nama [bakal capres]. Yang potensial untuk menjadi presiden itu kan dua, yaitu Ganjar dan Pak Anies. Kalau Ganjar itu kan hambatannya secara psikologis, berani enggak dia keluar dari PDIP?” kata Zulfan Lindan dalam diskusi Adu Perspektif yang tayang di YouTube detikcom, Senin (26/09).

“Kalau dari sudut pandang itu, Ganjar ini masih berhitung-hitung. Kalau Ganjar enggak berani, ya mutlak lah harus Anies,” lanjutnya.

Zulfan juga menyatakan sinyal Anies bakal terpilih sebagai capres NasDem belakangan ini juga semakin kuat. Pasalnya, ia telah mengumumkan kesediaan untuk maju sebagai capres jika ada partai politik yang mengusung.

Tak hanya itu, Zulfan mengungkapkan hingga kini komunikasi NasDem dengan Anies berjalan lancar. Ia mengatakan hubungan antara dua pihak itu terus berlanjut lewat dialog intensif.

“Dia tidak menyebut sama NasDem, tapi kan dia mengatakan siap jika diusung oleh partai siapa pun, dia siap maju,” tutur Anies.

Bukan Kader Partai

Sebelumnya, secara terpisah Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali membeberkan kriteria calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung berasal dari kalangan non-partai.

“NasDem mau kalau bisa dengan mitra koalisi calon presiden nanti tidak berasal dari partai politik. Demikian calon wakil presiden,” kata Ahmad Ali usai konsolidasi kader Partai NasDem di Makassar, Ahad (25/9) malam.

Menurut Ahmad, calon presiden dan wakil presiden dari kalangan non partai, apabila terpilih nanti sebagai presiden dapat bekerja secara maksimal dan tidak dikontrol oleh kepentingan partai semata.

“Supaya nanti harapan kita jika dia terpilih sebagai presiden dan wakil. Mereka akan selalu menjadi kader bangsa, sehingga bisa melayani semua partai politik, melayani semua warga Indonesia. Tidak kemudian presiden itu dikontrol oleh kepentingan partai politik saja,” ungkapnya.

Meski demikian, Ahmad mengaku hingga saat ini belum ada koalisi yang dibangun antara Partai NasDem, PKS dan Demokrat. Namun, untuk komunikasi dengan partai-partai tersebut semakin intens dilakukan dengan melakukan diskusi-diskusi politik.

“Demokrat dan PKS itu sudah bisa dikatakan sekitar 80 persen untuk kita samakan. Tapi bisa jadi 20 persen itu bisa sangat menentukan jadi atau tidaknya,” jelasnya.

Pengumuman koalisi tersebut, tutur Ahmad, akan dilakukan dalam kurung waktu yang tidak lama lagi setelah beberapa yang menjadi bahan diskusi dirampungkan.

“Kita ingin mengumumkan koalisi setelah semuanya clear. Kita tidak mau koalisi yang kita bangun itu pecah di ujung, bubar di ujung, karena tidak terjadi kesepakatan karena orang, tentang figur. Kita tidak mau begitu. Makanya diskusi ini tentang kriteria,” pungkasnya.

Sumber: suaraislam

Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan/Net