Ekonom Ingatkan Kerugian Proyek Kereta Cepat di China, Menyinggung Pernyataan Luhut, Akankah Indonesia Bernasib Sama?
Ekonom Anthony Budiawan menyoroti pernyataan Menko Kemaritiman dan
Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terkait dengan pembiayaan proyek Kereta
Cepat Jakarta-Bandung.
Melansir dari Kompas, selama ini proyek kereta cepat didanai oleh utang dari
China Development Bank (CDB), tapi biayanya semakin membengkak hingga
sekarang.
Baca Juga: Said Didu Ungkap Hal Mengejutkan Soal Proyek Kereta Cepat,
Pernyataan Jokowi Disorot: Kali ini Bapak Presiden Sangat Jujur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus turun tangan untuk
membiayai pembengkakan proyek kereta cepat, Luhut menyatakan bahwa hal ini
tidak masalah.
"Jadi kalaupun APBN nanti mensubsidi ke KAI, saya kira masih masuklah.
(Kereta Cepat) ini kita bikin kerja sama dengan China, semua masih B to B,"
ujar Luhut.
Anthony Budiawan menyebutkan bahwa berdasarkan pendapat Luhut, jika APBN
tidak membantu biaya proyek kereta cepat, maka berpotensi untuk mangkrak.
"Menurut Luhut, kalau tidak ada suntikan APBN, proyek kereta cepat terancam
mangkrak. Maka, melalui Perpres No 93/2021, pemerintah membolehkan APBN
membiayai kereta cepat," ungkapnya.
"Apakah ini berarti penyimpangan skema b-to-b, dan secara implisit menjadi
b-to-g?" sambungnya yang dikutip dari Twitter @AnthonyBudiawan, Senin
(17/10).
Padahal Luhut mengaskan bahwa proyek ini mempunyai skema B to B atau
business to business tanpa campur tangan keuangan negara, namun tetap
memakai APBN.
"Bagaimana kalau nantinya proyek kereta cepat ini rugi? Apakah akan pakai
APBN lagi, untuk menambal kerugian tersebut," ujar Anthony.
"Perlu diingat, banyak proyek kereta cepat di China mengalami rugi
operasional sangat besar, dan proyek kereta cepat Jakarta Bandung
diperkirakan akan rugi juga," pungkasnya.
Menurut Luhut, kalau tidak ada suntikan APBN, proyek kereta cepat terancam mangkrak. Maka, melalui Perpres No 93/2021, pemerintah membolehkan APBN membiayai kereta cepat. Apakah ini berarti penyimpangan skema b-to-b, dan secara implisit menjadi b-to-g?https://t.co/0FQEAvmWdh
— Anthony Budiawan (@AnthonyBudiawan) October 17, 2022
Sumber:
wartaekonomi
Foto: Ekonom Anthony Budiawan/Net
Ekonom Ingatkan Kerugian Proyek Kereta Cepat di China, Menyinggung Pernyataan Luhut, Akankah Indonesia Bernasib Sama?
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar