Gas Air Mata Miliki Iritan Kuat, Pakar Toksikologi Unair: Komplikasi akibatkan Kematian
Penggunaan gas air mata di kepolisian menjadi sorotan usai terjadi tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Betapa tidak, efek dari paparan gas air mata itu hingga kini masih dirasakan oleh sejumlah korban. Padahal, idealnya, efek gas air mata hanya terasa beberapa menit atau beberapa ham.
Pakar toksikologi Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat mengatakan, gas air mata memiliki dasar iritan yang kuat.
Gas air mata terbuat dari senyawa-senyawa kimia seperti chlorobenzylidenemalononitrile (CS), diphenylaminechlororarsine (DM), dibenzoxazepine (CR), chloroacetophenone (CN), serta semprotan merica atau oleoresin capsicum.
Dari bahan-bahan tersebut, yang paling banyak digunakan dan diproduksi PT Pindad adalah chlorobenzylidene malononitrile (CS). Menurut Shoim, senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam gas air mata tersebut memiliki sifat dasar iritan yang kuat.
”Sehingga, mudah mengiritasi dan merangsang bagian mukosa atau selaput lendir di organ tubuh manusia seperti sklera di mata, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan,” tutur Shoim Hidayat, Senin (17/10).
Oleh sebab itu, dia menjelaskan, organ-organ tersebut paling mudah terpengaruh efek gas air mata. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) itu mengatakan, tingkat keparahan dari efek yang ditimbulkan gas air mata sangat bergantung pada dua hal.
”Yaitu kadar atau tingkat konsentrasi dan durasi paparan gas air mata itu. Apalagi kalau itu terjadi di ruang tertutup, mereka yang di tengah lapangan kelihatan baik-baik saja, tapi yang di tribun, itu tertutup, pasti lebih parah,” papar Shoim Hidayat.
Selain itu menurut dia, makin lama durasi paparan gas air mata yang ditembakkan, efek yang ditimbulkan juga semakin parah. Jika kedua hal itu digabung, tingkat keparahan makin tinggi dan secara otomatis akan mengakibatkan komplikasi.
”Jadi, kalau kadarnya itu rendah dan sebentar, efeknya akan terasa sekitar 20 detik dan hilang sekitar 30 menit sampai 1 jam. Tapi kalau parah, itu akan terjadi komplikasi dan itulah yang akan mengakibatkan kematian dan sebagainya,” terang Shoim Hidayat.
”Kalau hanya sebentar mungkin akan pedih saja dan sekitar 30 menit akan pulih kembali karena tujuan gas air mata itu untuk mengendalikan kerumunan massa supaya tidak bergerombol,” tambah Shoim.
Dia menjelaskan, mukosa atau selaput lendir yang mengalami iritasi akan menimbulkan radang. Baik itu radang ringan ataupun berat. Jika korban mengalami radang berat, memerlukan waktu lama untuk sembuh dan bisa mengakibatkan kecacatan.
”Misalnya di bagian mata. Jika yang terkena kornea, bisa menimbulkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan,” ucap Shoim Hidayat.
Selain itu, jika radang berat terjadi pada saluran pernapasan, akan terjadi pembengkakan yang akan menimbulkan rasa sesak dan penyempitan saluran pernapasan. Bahkan, lebih parah lagi jika penyempitan saluran pernapasan itu disertai dengan rasa nyeri, bisa terjadi sindrom pernapasan akut berat.
”Hal demikianlah yang menyebabkan orang tidak bisa bernapas sehingga meninggal dunia. Jadi, kematiannya bukan langsung dari gas air mata, tapi efek iritasinya yang bisa membuat radang hebat. Belum lagi di ruangan sempit, tertutup, dan kandungan oksigen berkurang. Sekali lagi, gas air mata tidak menyebabkan kematian, tapi komplikasinya yang bisa menyebabkan kematian,” ujar Shoim Hidayat.
Sumber: fajar
Foto: Kondisi mata salah satu korban Tragedi Kanjuruhan. (Robertus Risky/JawaPos)
Gas Air Mata Miliki Iritan Kuat, Pakar Toksikologi Unair: Komplikasi akibatkan Kematian
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar