Breaking News

Kasus Irjen Teddy Minahasa, Freddy Budiman Pernah Cerita soal Beking Polisi dalam Bisnis Narkoba: Setor Duit Ratusan Miliar!


Kasus narkoba yang menjerat Irjen Pol Teddy Minahasa membuat publik kembali mengingat pengakuan bandar narkoba kelas kakap Freddy Budiman.

Publik mengaitkan pernyataan Freddy Budiman pada tahun 2014 silam dengan bukti nyata keterlibatan polisi dalam peredaran narkoba di Indonesia.

Tentu dengan tertangkapnya Teddy Minahasa semakin menguatkan bukti pernyataan Freddy Budiman tentang beking anggota polisi dalam peredaran narkotika di Tanah Air.

Diketahui bahwa Teddy Minahasa bekerja sama dengan 4 anggota polisi lainnya mengambil barang bukti sabu seberat lima kilogram untuk kemudian diedarkan kembali.

Jauh sebelum Teddy Minahasa tertangkap lantaran menjual sabu dari barang bukti sitaan kasus narkoba di Bukittinggi, Freddy Budiman telah menceritakan pengalamannya sebagai gembong narkoba yang bekerja sama dengan anggota polisi.

Freddy mengaku sudah lama bekerja sama dengan anggota polisi dan TNI demi memuluskan pengedaran narkoba di Indonesia.

Pengakuan itu ia ceritakan kepada aktivis HAM Haris Azhar pada tahun 2014 lalu di Lapas Nusakambangan, sebelum dirinya dieksekusi mati di tahun 2016.

Lebih lanjut, Freddy Budiman menyebut bahwa sudah sering menyetorkan uang pelicin ke anggota polisi dan TNI agar bisa mulus menyelundupkan pil ekstasi dari China ke Indonesia.

"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp450 miliar ke BNN (Badan Narkotika Nasional). Saya sudah kasih Rp90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri," ungkap Freddy Budiman kepada Haris Azhar.

Tak hanya itu, pria yang dihukum mati karena menyelundupkan 1,4 juta butir pil ekstasi ini mengaku pernah mengendarai mobil milik jenderal bintang dua TNI untuk membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.

Bahkan yang paling mencengangkan Freddy Budiman dikawal oleh Sang Jenderal saat membawa narkoba tersebut.

"Saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si Jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun," cerita Freddy Budiman yang dituturkan kembali oleh Haris Azhar.

Selain itu, pria asal Surabaya ini menjelaskan bahwa jika ia ingin menyelundupkan narkoba dari China pasti lebih dulu berkoordinasi dengan polisi, BNN, hingga Bea Cukai.

Ketika Freddy berkoordinasi dengan para penegak hukum, tak jarang mereka meminta imbalan dalam bentuk titipan harga narkoba.

"Kalau saya ingin menyeludupkan narkoba, saya tentunya acarain (atur) itu, saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai dan orang-orang yang saya telpon itu semuanya nitip (menitip harga)," ungkap Freddy.

Dia mengatakan, per butir ekstasi dari China seharga Rp5.000 tetapi Freddy jual sebesar Rp200 ribu saat tiba di Indonesia.

Lonjakan harga itu disebabkan oleh harga titipan dari para penegak hukum tersebut. Ia menyebut, ada pihak yang meminta Rp10.000 per butir, ada juga yang menginginkan Rp30.000 per butir.

"Ketika saya telepon si pihak tertentu ada yang nitip Rp 10.000 per butir, ada yang nitip 30.000 per butir, dan itu saya tidak pernah bilang tidak, selalu saya okekan," terangnya.

Kendati demikian, Freddy Budiman mengaku kecewa dengan sikap penegak hukum. Ia merasa hanya dimanfaatkan sebagai 'ATM berjalan' para penegak hukum tersebut.

“Para polisi ini juga menunjukkan sikap main di berbagai kaki. Ketika saya bawa itu barang, saya ditangkap. Ketika saya ditangkap, barang saya disita. Tapi dari informan saya, bahan dari sitaan itu juga dijual bebas, saya jadi dipertanyakan oleh Bos saya (yang di Cina). Katanya udah deal sama polisi, tapi kenapa lo ditangkap? Udah gitu kalau ditangkap kenapa barangnya beredar? Ini yang main polisi atau lo?’” ungkapnya.

Untuk diketahui, Freddy Budiman dieksekusi mati pada Jumat, 19 Juli 2016 sekitar pukul 00.45 WIB di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Ferddy Budiman kemudian dimakamkan di kampung halamannya, Surabaya, hal ini merupakan keinginannya sebelum menjalani eksekusi mati.

Sumber: populis
Foto: Freddy Budiman/Net
Kasus Irjen Teddy Minahasa, Freddy Budiman Pernah Cerita soal Beking Polisi dalam Bisnis Narkoba: Setor Duit Ratusan Miliar! Kasus Irjen Teddy Minahasa, Freddy Budiman Pernah Cerita soal Beking Polisi dalam Bisnis Narkoba: Setor Duit Ratusan Miliar! Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar