Ngotot Klaim Kereta Cepat Pakai Skema B to B, Padahal Gunakan APBN, Ekonom Sindir Luhut: Semakin Terlihat Bodoh
Ekonom Anthony Budiawan menyoroti pernyataan Menko Kemaritiman dan
Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terkait skema yang digunakan dalam proyek
Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Luhut berkali-kali menegaskan bahwa proyek kereta cepat tidak menggunakan
uang negara atau murni bisnis alias mengadopsi skema business to business (B
to B).
Baca Juga: Ngotot Sebut Kereta Cepat Pakai B to B Meski Gunakan APBN, Maksud
Luhut Diungkap: Bukan Business to Business, Tetapi...
Melansir dari Kompas, Luhut menyebut bahwa Kereta Cepat Jakarta-Bandung
merupakan investasi jangka panjang, dan bukan jebakan utang China.
"Itu adalah utang produktif. Ada yang bilang hidden debt. Itu yang bilang
hidden debt saya text, kau datang kemari tunjukin hidden debt-nya di mana,"
ucap Luhut.
"Wong saya yang nangani kok. Hidden debt kalau dibilang G to G, ini tidak
ada. Itu B to B," lanjutnya.
Namun, ternyata proyek kereta cepat menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) untuk menutupi pembengkakan biaya.
Padahal di awal, pemerintah berjanji untuk tidak menggunakan APBN, tapi
meskipun begitu proyek ini tetap dianggap masih memakai skema B to B.
Sementara itu, Anthony Budiawan menggaris bawahi judul berita dari Kompas
ini, yaitu 'Ironi Kereta Cepat: Ngotot Diklaim B to B, Tapi Pakai Duit
APBN'.
Ia menarik kesimpulan terkait dengan pernyataan Luhut yang tetap kukuh
menganggap proyek kereta cepat memakai skema B to B, padahal menggunakan
APBN.
"Judul berita @kompascom menarik, dapat diartikan 'hentikanlah membodohi
masyarakat: Kalau B to B, artinya tidak pakai duit APBN," ucapnya.
"Kalau pakai duit APBN, maka jangan ngotot klaim B to B.' Semakin membodohi
masyarakat, semakin terlihat diri sendiri yg bodoh," tambahnya yang dikutip
dari Twitter @AnthonyBudiawan, Selasa (18/10).
Judul berita @kompascom menarik, dapat diartikan “hentikanlah membodohi masyarakat: Kalau B to B, artinya tidak pakai duit APBN. Kalau pakai duit APBN, maka jangan ngotot klaim B to B.” Semakin membodohi masyarakat, semakin terlihat diri sendiri yg bodoh.https://t.co/9Ys2a6DM4v
— Anthony Budiawan (@AnthonyBudiawan) October 18, 2022
Sumber:
warta
Foto: Ekonom Anthony Budiawan/Net
Ngotot Klaim Kereta Cepat Pakai Skema B to B, Padahal Gunakan APBN, Ekonom Sindir Luhut: Semakin Terlihat Bodoh
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar