Polri Bilang Gas Air Mata di Kanjuruhan Tidak Mematikan, Dokter Eva: Jangan Bilang Aman, Kalau Nda Pernah Nyoba Sendiri
Kadiv Humas Polri, mengatakan, tidak ada pendapat para ahli yang menyampaikan penggunaan gas air mata bersifat mematikan.
Polri juga menjelaskan bahkan penggunaan gas air mata dalam tingkat tinggi juga tidak mematikan.
“Saya juga mengutip dari pendapat dari Prof. Made Gelgel, adalah guru besar dari Universitas Udayana, beliau ahli dibidang oksiologi atau racun. Beliau menyebutkan bahwa, termasuk dari Dr. Mas Ayu Elita, bahwa gas air mata/CS ini dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” ujar Kadiv Humas Polri saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).
Namun dia mengakui, sejumlah gas air mata yang digunakan aparat dalam insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu telah kedaluwarsa atau melewati batas masa guna.
Dedi Prasetyo mengatakan sejumlah gas tersebut telah kedaluwarsa sejak 2021.
"Ya ada beberapa yang diketemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa ya," kata Dedi.
Menanggapi hal itu, Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu, dr. Eva Sri Diana Chaniago turut berkomentar soal tragedi yang menewaskan 132 jiwa tersebut.
"Maaf Pak, saya dan kawan-kawan banyak nolong anggota Bapak yang tumbang kena lemparan balik gas air mata yang mereka tembakkan ke massa,” ucapnya.
Dia mengungkit soal kerusuhan aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat terjadi pada Rabu, 22 Mei 2019 silam yang bertujuan untuk menolak hasil rekapitulasi pemilu 2019 dari KPU yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bentrok antara massa dengan aparat keamanan sudah terjadi sejak Selasa 21 Mei 2019 pukul 23.00 WIB hingga Rabu 22 Mei 2019.
“Tanya mereka kenapa sampai harus kami larikan ke RS. Jangan bilang aman, kalau nda pernah nyoba sendiri,” tandas Dokter spesialis paru-paru ini.
Sumber: fajar
Foto: dr. Eva Sri Diana Chaniago/Net
Polri Bilang Gas Air Mata di Kanjuruhan Tidak Mematikan, Dokter Eva: Jangan Bilang Aman, Kalau Nda Pernah Nyoba Sendiri
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar