Sosok Rudolf Tobing, Pembunuh Bermasa Kecil Dipukuli Ortu, Sejak SMA Sekolah di Amerika
Sosok pendeta muda Rudolf Tobing memiliki masa kecil kerap dipukuli orang tua (ortu) hingga trauma sampai dewasa.
Meski bersekolah di Amerika Serikat (AS) sejak SMA, ternyata tidak mengubah trauma masa kecil sosok pendeta muda Rudolf Tobing dari pukulan orang tuanya (ortu).
Sebagai lulusan sekolah Teologi Filsafat di Jakarta tahun 2015 lalu, Christian Rudolf Tobing sempat menjadi pendeta muda di Bogor antara Maret hingga Juli 2022.
Rudolf juga sempat menjadi jemaat dan pemuda di gereja Pendeta Gilbert Lumoindong di Kelapa Gading antara tahun 2009-2012.
Namun Pendeta Gilbert mengaku sejak 2012 lalu tak lagi melihat Rudolf di gereja di Kelapa Gading ini.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menyebutkan mengatakan, pelaku memiliki trauma masa kecil. Dia kerap dipukuli orang tuanya.
“Pelaku sering dipukuli almarhum orang tua dan punya emosi yang meledak-meledak,” terang AKBP Indra di Polda Metro Jaya, Jumat (21/10).
Indra belum mengungkap korelasi trauma masa kecil dengan pembunuhan yang terjadi terhadap Icha alias Ade Yunia Rizabani Paembonan (36) teman komunitasnya.
AKBP Indrawienny juga mengungkap tersangka pernah bersekolah di Amerika Serikat (AS) sejak Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah lulus, tersangka melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di Amerika Serikat, namun belum sempat lulus, Rudolf dideportasi karena melanggar aturan visa dengan bekerja secara penuh waktu atau full time di negeri orang.
Selanjutnya, Rudolf kembali ke Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di sekolah tinggi ilmu Teologi di Indonesia.
“Melanjutkan sekolah teologi dan lulus tahun 2015,” tutur perwira polisi ini menyebutkan sosok pendeta muda Rudolf Tobing yang kerap dipukuli ortunya di masa kecil ini.
Pendeta Gilbert Bersuara
Pendeta Gilbert Lumoindong buka suara terkait pelaku pembunuh wanita yang mayatnya dibuang di Tol Becakayu ini.
Di media sosial atau Instagram disebutkan bahwa Rudolf adalah pendeta muda di bawah Pendeta Gilbert Lumoindong.
Pendeta Gilbert Lumoindong pun angkat bicara terkait pelaku Rudolf Tobing ini.
“2009- 2012 yang bersangkutan sempat pemuda di gereja di cabang kami di Kelapa Gading, sejak 2012 saya tidak pernah lihat lagi di Gereja,” kata Gilbert Lumoindong dilansir detikcom, Jumat (21/10/2022).
Soal apakah benar Cristian Rudolf Tobing adalah pendeta, Gilbert tidak bisa memastikannya.
Namun, Gilbert mengaku sempat melihat profil Rudolf Tobing di media sosial atau Instagram, dan pelaku ini mengaku adalah seorang pendeta.
“Saya juga baru lihat di IG yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan adalah pendeta muda,” kata Gilbert lagi.
Gilbert mengaku tidak terlalu mengenal Rudolf selama menjadi jemaatnya di Kelapa Gading pada tahun 2009-2012 lalu.
Dari informasi yang diperoleh Gilbert, korban Icha pernah menjadi dancer dan singer di gerejanya.
Namun menurut Gilbert, usia dancer itu rata-rata di bawah 30 tahun, sementara Icha saat ini sudah 36 tahun.
Belakangan diketahui, Rudolf Tobing beraktifitas di salah satu gereja di Bogor.
Pimpinan Gereja GBP KAM Bogor, Charles Feddy, mengatakan Rudolf Tobing jadi pendeta muda Maret 2022 lalu dan diberi waktu berkhotbah sekali sebulan.
Hanya 5 bulan jadi pendeta muda di KAM Bogor, Christian Rudolf Tobing sudah tak beraktifitas lagi memberikan khotbah atau sejak Juli 2022 lalu.
Sejak tiga bulan terakhir, Rudolf sudah tidak beraktivitas lagi di gereja yang berlokasi di Bogor ini.
“Jadi kegiatan-kegiatan di luar tidak berkaitan dengan gereja, itu tindakan tindakan individu, jadi apa pun yang terjadi sama dia di luar, bukan tanggung jawab kami. Itu kan tindakan pribadi dia, jadi ini oknum,” tegas Charles soal sosok pendeta muda Rudolf Tobing ini.
Sumber: pojoksatu
Foto: Pendeta muda Rudolf Tobing (ist)
Sosok Rudolf Tobing, Pembunuh Bermasa Kecil Dipukuli Ortu, Sejak SMA Sekolah di Amerika
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar