Ajudan Sambo Brigadir Daden Berkali-kali Diminta Hakim Bicara Jujur, Ternyata Masih Layani Ferdy Sambo
Ajudan Ferdy Sambo, Brigadir Daden Miftahul Haq, berkali-kali diminta hakim bicara jujur saat memberi kesaksian di PN Jaksel untuk terdakwa Sambo dan Putri Candrawathi.
Ajudan Sambo Brigadir Daden ditegur hakim karena memberikan keterangan mencla-mencle atau dianggap tak jujur pada persidangan Selasa (8/11) dengan agenda keterangan saksi.
Daden Miftahul Haq dalam keteranganya sebagai saksi menceritakan selama enam jam bersama mendiang almarhum Brigadir Joshua sebelum tewas dibunuh.
Namun, Daden sempat ditegur hakim saat memberikan keterangan.
“Saya belum bertanya ada masalah atau enggak, tetapi saudara sudah menyimpulkan pertanyaan saya,” kata Ketua Majelis Hakim, Wahyu Iman Santoso di PN Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
“Saya hanya bertanya bagaimana situasi suadara bersama korban selama enam jam diperjalanan,”ujar hakim lagi.
Saksi Daden juga dinilai terlalu mencla-mencle dalam menjawab pertanyaan Majelis Hakim di persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santosa pun menegur Daden. Hal ini terjadi saat Daden ditanya soal kapan tepatnya ia mengetahui Josua tewas.
Daden pun menyebut mengetahui Yosua tewas pada 9 Juli 2022 sewaktu Salat Subuh.
“Kapan Saudara tahu korban meninggal?” tanya Hakim Wahyu.
“Setelah itu, baru diceritakan Romer, ada kejadian di rumah, Yosua meninggal. Tapi pas meninggal ini saya tau subuh,” jawab Daden.
Namun, Hakim merasa kesaksian Daden berbeda dengan saksi lainnya. Daden tetap pada pendiriannya jika ia baru mengetahui insiden kematian Yosua pada keesokan harinya.
“Keterangan saudara beda dengan yang lain, mana yang benar?” tanya hakim.
“Seingat saya itu,” jawab Daden.
Kemudian, Daden ditanya soal kesaksian adik Brigadir J, Mahareza Rizky, yang mengaku digeledah Daden. Namun Daden langsung menepis jika dirinya sudah menggeledah Reza.
“Reza tiga kali diperiksa, Reza bilang digeledah, saudara kemarin katakan tidak geledah cuma pegang aja. Tapi Reza bilang saya digeledah apakah saya bawa senpi atau tidak,” timpal hakim.
“Siap. Saya tidak menggeledah. Saya dengar keterangan Reza, saya nggak geledah sama sekali. Saya hanya katakan kalau pakai pakaian preman itu tidak pas ke Biro Provos. Saya katakan yang sebenarnya, tidak ada penggeledahan sama sekali,” ujar Daden.
Hakim meminta Daden berkata jujur dalam persidangan.
“Kalau kami simpulkan saudara sudah tahu kalau Yosua meninggal saat telepon Reza. Mana yang benar? Saudara sudah disumpah!” Tanya hakim.
“Siap saya berkata jujur yang mulia,” kata Daden.
Masih Melayani Keluarga Sambo
Brigadir Daden mengaku masih melayani keluarga Ferdy Sambo meski dirinya tak lagi berstatus ajudan dan sudah dikembalikan ke kesatuannya.
“Siap, masih (melayani keluarga Ferdy Sambo),” kata Daden di persidangan.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) lantas bertanya apakah Daden melayani keluarga Ferdy Sambo atas perintah seseorang atau inisiatif sendiri.
“Itu atas perintah atau inisiatif sendiri?” tanya JPU.
“Siap, atas inisiatif diri sendiri,” jawab Daden.
Daden mengungkapkan, dirinya sudah tidak lagi menjadi ajudan sebelum Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka.
“Sebelum bapak dijadikan tersangka,” tutur Daden.
“Sebelum bapak dijadikan tersangka, setelah itu dikembalikan ke kesatuan?” tanya JPU.
“Betul,” jawab Daden memberi kesaksian atas tewasnya Brigadir Joshua ini dalam persidangan dengan terdakwa Sambo dan Putri.
Sumber: pojoksatu
Foto: Brigadir Daden Miftahul Haq (ist)
Ajudan Sambo Brigadir Daden Berkali-kali Diminta Hakim Bicara Jujur, Ternyata Masih Layani Ferdy Sambo
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar