Di Balik Kemeriahan Makan Malam KTT G20, Pemuka Agama Hindu: Kesakralan Dewa Wisnu Dilecehkan
Pendeta Agama Hindu dan Jurnalis Ida Pandita Mpu Jaya Prema menyoroti pelaksanaan KTT G20 Bali. Ia mengomentari penyebutan GWK sebagai lokasi utama agenda bergengsi para pemimpin dunia itu.
Mpu Jaya Prema, sapaannya, mengatakan penyebutan GWK dengan nama populer Garuda Wisnu Kencana dianggapnya tak etis.
Hal itu karena menurutnya, kesakralan Dewa Wisnu yang diperlihatkan dalam bentuk patung raksasa Batara Wisnu itu terkesan dilecehkan.
Sehingga, ia menuturkan, sebaiknya penyebutan GWK dalam gelaran KTT G20 diganti dengan singkatan lain. Seperti misalnya, Garuda Wisata Kebudayaan atau Gerbang Waskita Kirana.
“Meriah betul gelar budaya G20 di GWK. Tp kenapa bukan disebut Garuda Wisata Kebudayaan atau Gerbang Waskita Kirana atau apalah jika singkatan GWK sudah populer? Kasihan kesakralan Dewa Wisnu dgn wahananya dilecehkan,” tulisnya.
Diketahui, Garuda Wisnu Kencana (GWK) sebagai venue utama pelaksanaan KTT G20 itu memamerkan patung Dewa Wisnu yang menunggangi Garuda. Patung raksasa itu merupakan karya salah satu pematung kenamaan Bali, Nyoman Nuarta.
Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu sendiri dipandang sebagai pelindung alam semesta. Sementara Garuda yang mendampinginya itu melambangkan kesetiaan dan pengabdian. Kencana artinya emas, dan keduanya berhias mahkota mozaik emas.
GWK sudah dibangun sejak 1998 yang awalnya didanai oleh BUMN, Bali Tourism Development Corporation (BTDC). Namun, masih di tahun yang sama pembangunannya terhenti akibat krisis moneter.
Kemudian, pembangunannya mulai digarap lagi pada 2013 di bawah akuisi PT Alam Sutera Realty Tbk. Proyek yang berlokasi di GWK Culturak Park, Ungasan, Kuta Selatan itu selesai pada September 2018.
Sumber: kontenjatim
Foto: KTT G20 Bali/Net
Di Balik Kemeriahan Makan Malam KTT G20, Pemuka Agama Hindu: Kesakralan Dewa Wisnu Dilecehkan
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar