Kisah Kolonel (Purn) Sugeng Waras dapat Teror setelah Ikut Rapat Konsolidasi Reuni Akbar 212
Kolonel (Purn) Sugeng Waras mendapatkan teror setelah mengikuti rapat konsolidasi reuni Akbar 212 pada Rabu 16 November 2022.
Redaksi www.suaranasional.com, mendapat catatan dari Sugeng Waras peristiwa teror yang menimpanya.
Berikut ini kisahnya:
Sepulangku dari rapat yang selesai pada 16 Nopember jam 22 30, sampai di sekitar Hotel Borobudur, aku bersama isteriku mampir makan bakmi jawa. Mobil saya parkir dekat ujung jalan Wahidin 1, kira kira 20 m dari saya nongkrong sambil makan bakmi.
Tiba tiba pada jam 23.15 terdengar ledakan semacam petasan, dengan santai aku bersama isteriku tetap menikmati bakmi Jawa.
Namun ketika aku menuju mobil yang saya parkir, di situ telah berkerumun beberapa orang melihat dan membicarakan ledakan di mobil saya.
Dan…benar setelah saya periksa, mobil saya tetap terkunci, bau bensin menyengat di sekitar mobil, ada bekas botol aqua 1 literan yang berisi tinner warna hitam tergeletak di dekat mobil, ada tali plastik warna hijau yang nyangkut dikaca spion depan kanan, dekat sopir.
Saya bertanya orang yang ada di situ, mereka mengatakan tidak tahu menahu, hanya spontan datang karena mendengar ledakan, namun ada seseorang yang sepintas melihat ada dua orang berboncengan speda motor yang tidak jelas nomer, jenis dan warnanya.
Setelah saya rasa cukup, saya kembali ketempat saya menginap di salah satu perwakilan Kodam yang pernah lama saya berdinas.
Siangnya, 17 Nopember 2022, jam 13.00 saya bersama isteri kembali ke Bandung, ketika 10 meter mau nyampe di rumah, tepatnya di ujung gang di mana saya tinggal, di jln Cijerah Bandung, dekat Borma, pada jam 18.50.
Saat saya membelokkan mobil masuk gang, tiba tiba terdengar ledakan keras, mobil saya pinggirkan, saya keluar mobil memeriksa ban depan kiri yang saya kira meletus, ternyata utuh tidak apa apa.
Baru setelah saya periksa bagian belakang, ternyata kaca belakang mobil saya sudah jebol, lubang di tengah tengah sekitar 5 cm dan retak sekeliling kaca.
Karena tempat ramai toko dan orang orang jualan, ada yang melihat ada 2 orang berboncengan sepeda motor N MAX tua, warna hitam seperti menggedor kaca belakang mobil saya dan terus cepat melaju kencang kedepan.
Ada lagi yang memperkirakan ada orang yang tidak dikenal melempar batu atau memukul dengan palu kekaca mobil saya (kemungkinan ada batu yang masuk mobil).
Begitu mobil bagian dalam saya periksa, dijok belakang saya ketemukan benda tembaga sepanjang 7 cm, bulat 2 cm, berbentuk mirip peluru, dibalut sebagian dengan kain kafan dengan sedikit tetesan / lumuran cairan warna darah jingga.
Alhamdulillah, saya bersama isteri dalam sehat tanpa ada luka apapun.
Dari kejadian diatas, bisa saja ada orang yang iseng, tapi saya lebih menduga ada orang yang sengaja nguntiti dan berniat tidak baik ke saya, bahkan ada kontak kontakan dari oknum tertentu Jakarta dan Bandung.
Saya berasa, ini mungkin ada kaitan saat saya bicara dirapat di Jakarta, yang akan menerjunkan 100 –200 orang FPPI yang akan bersinergi dengan tim PAM dari panitia Re Uni 212.
Tujuan dukungan saya sebagai wujud konkrit, sekumpulan purnawirawan untuk ikut berpartisipasi ikut membantu dalam rangka keamanan, kenyamanan dan keselamatan kita semua.
Oleh karenanya, saya menghimbau dan berharap, kepada oknum-oknum manusia yang berniat buruk ke saya, untuk berpikir kembali, bahwa tidak ada manfaatnya memburu saya, karena saya bukan siapa siapa dan tidak bermakna.
Saya khawatir, justru rencana tindakan anda akan mendapat dari kutukan Allah yang Maha Kuasa, karena tidak ada pamrih lain dari saya selain mecintai NKRI ini dan terus akan mendukung dan membantu menegakkan kejujuran, kebenaran dan keadilan.
Percuma, upaya upaya itu, karena sedikitpun tidak akan menyurutkan keinginan saya Berketuhanan, profesional, proporsional, prosedural, konstitusional, kompak, bersatu, valid, solid, beradab dan bermartabat yang dilandasi Pancasila, UUD ’45 dan Bhinneka Tunggal Ika serta berprinsip terhadap hal yang normatif namun luwes terhadap sesuatu yang sulit diterjemahkan menjadi tumpuan FPI.
Tak terbang karena pujian, tak tumbang karena cacian merupakan pegangan orang orang renta ini.
Ketahuilah, dalam diri saya yang sudah renta ini, tidak memiliki kemampuan apapun, kecuali ingin mengajak teman temanku para purnawirawan dan masyarakat yang mau dan sepaham, menyisihkan sedikit pikiran dan tenaga untuk peka dan peduli terhadap keadaan NKRI dalam satu wadah FPPI (Forum Purnawirawan Pejuang Indonesia).
Percayalah, upayamu tidak akan berhasil mematahkan semangat FPPI yang ada dimana mana, dan bertobatlah meskipun anda hanya suruhan atau jongos majikanmu yang tersesat itu!
Anda bisa celaka duluan sebelum bisa mencelakai saya Bagi saya, mati hidup, sekarang atau nanti, sama saja, hanya ditangan Allah, maka berupayalah agar kapanpun matimu dijalan Allah!
Sekali lagi, hentikan kegiatan laknatmu, dari pada terbukti kalian akan celaka dijalan dan ditonton oleh orang banyak… Camkan ini!
Marilah bersama, berniat luhur dan mulia untuk kemaslahatan manusia dengan ikhlas dan semangat memutihkan Jakarta pada 2 Desember 2022
ALLAHU AKBAR !!! MERDEKA !!!
Bandung, 18 Nop 2022
Sugeng Waras
Sumber: suaranasional
Foto: Kolonel (Purn) Sugeng Waras (Dok Pribadi)
Kisah Kolonel (Purn) Sugeng Waras dapat Teror setelah Ikut Rapat Konsolidasi Reuni Akbar 212
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar