Pengamat Temukan Kecocokan Politik Depan Layar dan Belakang Layar dari Jokowi, Skema Ini Disebut Bakal Terjadi di Pilpres 2024

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin membeberkan soal skema yang bakal terjadi di pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru disebut ingin memasangkan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.

Hal itu ditanggapi Ujang Komarudin dalam tayangan channel YouTube Kompas. Dalam tayangan itu, Ujang Komarudin mengatakan soal adanya skema dari Prabowo Subianto yang bakal jadi calon presiden atau capresnya.

"Ada juga memang kelompok Pak Prabowo mengatakan ucapan Pak Jokowi itu mengkapitalisasi, yang gantian Pak Prabowo itu dengan skema Pak Prabowo sebagai capres, Pak Ganjar sebagai cawapres. Seperti itu," ungkap Ujang Komarudin dalam tayangan channel YouTube Kompas, dikutip Selasa (29/11).

Akan tetapi, ia menganalisis bahwa desain sesungguhnya dari Jokowi yakni Ganjar Pranowo yang jadi capresnya.

"Tetapi saya melihatnya yang desain sesungguhnya adalah sebenarnya lebih mendekati kepada desain bahwa capresnya Pak Ganjar, cawapresnya Pak Prabowo," ujar Ujang Komarudin.

"Kenapa, karena jauh-jauh hari pak Jokowi itu sudah menyiapkan. Menyiapkan KIB, partai Koalisi Indonesia Baru itu yang di gawang oleh Golkar adalah untuk sekocinya Ganjar," tegasnya.

Ia pun menilai, adanya backup dari semisal Ganjar Pranowo tidak diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP).

"Jadi seandainya Ganjar tidak didukung atau tidak diusung oleh PDIP, maka disiapkanlah sekoci itu untuk, KIB untuk Ganjar," ucapnya.

"Sangat clear kalau saya melihatnya politik depan layar Pak Jokowi dengan politik belakang layar Pak Jokowi yang saya ketahui, itu matching nyambung arahnya ke Ganjar Pranowo, bukan kepada Pak Prabowo. Jadi kalaupun Prabowo di endorse juga artinya bisa saja Pak Prabowo ingin menjadikan sebagai cawapresnya Ganjar begitu," pungkas Ujang Komarudin.

Sumber: wartaekonomi

Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Net