Breaking News

4 Prajurit TNI yang Jadi Legenda di Medan Perang


PERJUANGAN bukan hanya saat memerdekakan Indonesia, namun untuk mempertahankannya pun membutuhkan pengorbanan dari seluruh rakyat, termasuk prajurit TNI (Tentara Republik Indonesia). Mereka tak gentar memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di berbagai pertempuran.

Jasa-jasa mereka pun terus dikenang hingga saat ini. Berikut beberapa prajurit TNI yang menjadi legenda di medan perang, sebagaimana dirangkum pada Selasa (3/1/2023) :

1. Agus Hernoto

Agus Hernoto merupakan sosok legenda Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan tidak pantang menyerah. Semasa hidupnya, ia menghabiskan waktu untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Karier militer Agus Hernoto dimulai saat ia menginjak umur 17 tahun dengan bergabung dalam tentara sukarela Pembela Tanah Air.

Mulai dari situ karier militernya terus naik, hingga akhirnya ia bergabung dalam RPKAD. Selama bergabung bersama RPKAD, Agus Hernoto banyak terlibat dalam penumpasan gerakan separatisme di Tanah Air. Bahkan, ia sempat dipercayai menjadi Komandan Tim Banteng Keraton yang ditugaskan di kawasan utara Fakfak.

Penugasannya dalam operasi militer inilah yang mencatatkan kisah heroik Agus dan menjadikannya seorang legenda di militer, khususnya di pasukan elite Kopassus. Dalam keadaan terdesak, Agus yang mendapat luka tembak di kaki kiri menyuruh anak buahnya lari menyelamatkan diri tanpa perlu membawanya. Agus ditangkap Belanda lalu diinterogasi dan disiksa, namun Agus tidak sedikit pun membocorkan rahasia negara. Karena kakinya yang terluka semakin membusuk, pihak Belanda mengamputasi kaki Agus.

Meski cacat, Agus tetap tidak gentar dalam menjaga kedaulatan RI. Ia terus berkiprah membela bangsa sebagai tentara. Agus Hernoto menjadi bukti bahwa ketidaksempurnaan fisik bukanlah alasan untuk berhenti dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Atas jasanya, Agus dianugerahi Bintang Sakti dari pemerintah Indonesia.

2. Pratu Suparlan

Pratu Suparlan merupakan salah satu anggota Kopassus yang rela mengorbankan nyawa demi melindungi timnya dari serangan lawan di Timor Timur. Peristiwa ini bermula saat Timor Timur atau yang sekarang dikenal dengan Timor Leste tengah diduduki oleh Fretilin pada 1975. Fretilin merupakan partai komunis yang berusaha merebut kekuasaan di Timor Timur dengan melakukan pembantaian terhadap lebih dari 60 ribu warga sipil yang ingin berintegrasi dengan Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, Indonesia segera mengirimkan tim dengan mengerahkan 1 unit gabungan yang terdiri dari 4 orang anggota Kopassus dan 5 orang anggota Kostrad. Di sini, Pratu Suparlan termasuk salah satu anggota Kopassus yang ikut dikerahkan oleh Indonesia.

Saat memasuki zona berbahaya di Timor Timur atau “zona Z”, Pasukan TNI harus melawan 300-an anggota Fretilin yang memiliki senjata campuran. Terjadilah baku tembak antara TNI dengan anggota Fretilin.

Karena jumlah pasukan Indonesia kalah banyak, banyak anggota yang gugur. Hanya tersisa Pratu Suparlan dan tiga anggota lainnya. Karena semakin terdesak, anggota Kopassus mencari berbagai cara agar dapat meloloskan diri dari kepungan Fretilin. Saat sedang membagikan tugas untuk melawan pasukan Fretilin, Pratu Suparlan menjadi sosok yang merelakan dirinya untuk maju melawan.

Berbekal senjata otomatis yang ia ambil dari rekannya yang telah meninggal, Pratu Suparlan berlari menghampiri pasukan Fretilin. Dengan gagah berani dan pantang menyerah, Pratu Suparlan terus menghujani tembakan ke arah pasukan Fretilin. Tembakan musuh yang bertubi-tubi, tak dihiraukannya. Bahkan, pakaian seragam yang dikenakannya telah berubah warna menjadi merah darah.

Dalam pengorbanannya tersebut, Pratu Suparlan benar-benar menunjukan kepahlawanannya melawan musuh demi menjaga rekan setimnya. Pratu Suparlan akhirnya gugur karena terkena hujanan tembakan dari musuh. Berkat jasanya, ia dianugerahi Bintang Sakti oleh pemerintah RI.

3. RA Fadillah

Salah satu prajurit TNI yang jadi legenda di medan tempur adalah RA Fadillah. Ia gugur saat menumpas pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) di Riau pada tahun 1958. Saat itu, RA Fadillah merupakan kapten Kopassus yang memimpin Kompi B dan ditugaskan untuk mengamankan ladang minyak di Pekanbaru dan menguasai pertahanan musuh.

Ia dan pasukan mendarat di Bengkalis, lalu bergerak ke Lubuk Jambi, Riau. Mereka menempuh medan yang berat berupa sungai lebar serta hutan rawa. Ditambah lagi, hujan mengguyur deras. Rencana penyergapan pada pukul 9 pagi terpaksa mundur hingga siang hari. Setiba di markas musuh di Desa Cengar, kondisi sudah kosong. Tak tampak pasukan lawan. RA Fadillah dan pasukan kembali masuk ke hutan.

Namun, secara tiba-tiba mereka bertemu pasukan musuh dalam jumlah besar dan langsung menghujani dengan tembakan tanpa henti. Meski akhirnya pihak pemberontak dapat dihalau mundur, RA Fadillah mendapat luka tembak di bagian perut. Hingga akhirnya, ia mengembuskan napas terakhir pada 2 April 1958. Untuk mengenang jasanya, nama RA Fadillah diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Cijantung.

4. Ahmad Kirang

Ahmad Kirang menjadi salah satu sosok prajurit TNI lainnya yang menjadi legenda. Ia merupakan salah satu anggota Kopassus yang diterjunkan dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 pada 31 Maret 1981 di Thailand.

Ini merupakan pertama kalinya maskapai penerbangan Indonesia mengalami pembajakan oleh teroris. Saat terjadi pembajakan tersebut, Pemerintah Indonesia menugaskan pasukan Kopassandha (Kopassus), termasuk di antaranya Ahmad Kirang. Pasukan ini berhasil tiba di Bandara Don Mueang, Thailand, pada 30 Maret 1981, untuk melakukan penyergapan ke pesawat Garuda DC-9. Dalam operasi ini, pasukan Kopassus berhasil menyelinap ke dalam pesawat Garuda dan menembak mati keempat teroris di tempat dan satunya ditangkap langsung.

Namun, dalam operasi ini, Ahmad Kirang terkena peluru dalam baku tembak dengan pembajak. Peluru menembus perut bagian bawah yang tidak tertutupi oleh rompi antipeluru. Nyawanya tidak dapat diselamatkan. Atas jasanya, Ahmad Kirang dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta. (Diolah dari sumber/Litbang MPI/Della Octavilia)

Sumber: okezone
Foto: Pada 1958, Kopassus yang saat itu bernama RPKAD bertempur sengit dengan PRRI di Riau. (Penkopassus)
4 Prajurit TNI yang Jadi Legenda di Medan Perang 4 Prajurit TNI yang Jadi Legenda di Medan Perang Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar