Begini Trik Serial Killer Bunuh Korban
JUMLAH korban serial killer tersangka Wowon, Solihin dan Dede, jadi sembilan tewas. Salah satunya diceburkan ke laut di Surabaya. Para korban dibunuh karena protes ke tersangka yang gagal menggandakan uang.
Tiga serangkai Wowon, Solihin dan Dede, adalah dukun pengganda uang. Mereka mengaku bisa menggandakan harta klien sampai sepuluh kali lipat. Dalam waktu cepat (tidak disebut durasinya).
Mereka buka praktik dukun di rumah Wowon di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar. Banyak warga datang ke sana. Semua pengguna jasa harus bayar. Untuk dapat uang harus bayar uang. Kemudian mereka buka praktik juga di Bantar Gebang, Bekasi.
Ternyata mereka, diduga bohong, menipu. Klien yang protes, dibunuh. Keluarga Wowon yang mengetahui itu, juga dibunuh. Saksi mata harus mati. Demi menutupi kejahatan sebelumnya.
Hasil penyidikan polisi, sembilan korban tewas itu diduga dibunuh di tiga kota. Sebagai berikut:
Di Bekasi ada tiga: Ai Maemunah (40), istri siri Wowon. Juga, kakak-beradik Ridwan Abdul Muiz (18) dan Muhamad Ruswandi (15) anak Maemunah dari suami terdahulu bernama Didin.
Di Cianjur ada lima: Noneng, (60) mertua Wowon. Wiwin (42), istri pertama Wowon yang juga anak Noneng. Bayu (2 tahun) anak Maemunah dan Wowon. Farida, pasien yang mantan TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri. Halimah, istri siri Wowon yang juga ibunda Maemunah.
Di Surabaya ada satu: Siti, pasien Wowon, mantan TKW yang dibuang ke laut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada pers, Jumat, 20 Januari 2023 menjelaskan pembunuhan Siti, berdasar pengakuan para tersangka. Begini:
Siti warga Garut, Jabar, mantan TKW. Sudah jadi TKW bertahun-tahun yang gajinya lebih besar dibanding di Indonesia, dia tidak juga kaya. Maka, dia datang ke Wowon CS. Minta menggandakan uang. Sebelum dilayani, Siti harus bayar dulu jasa dukun.
Siti pun diterapi Wowon. Dengan 'jopa-japu' agar hartanya melonjak sepuluh kali lipat. Lalu Siti pulang.
Sepekan belum terbukti. Dua pekan juga belum. Akhirnya Siti menanyakan ke Wowon, mengapa hartanya tidak bertambah? Malah berkurang buat kebutuhan sehari-hari.
Wowon menjawab enteng, seperti ditirukan Kombes Trunoyudo, begini: "Wowon bilang, harta Siti sudah bertambah. Tapi ambilnya di Mataram, NTB."
Dijawab begitu, Siti percaya saja. Dia antusias menyatakan, ingin segera mengambil harta itu. Siti minta Wowon mengantarkan untuk mengambil harta di Mataram.
Wowon menyanggupi permintaan Siti. Wowon menugaskan Noneng, mertua Wowon, agar mengantarkan Siti ke Mataram. Mengambil uang.
Noneng bengong: "Mataram gang berapa? Gimana caranya?"
Wowon mengajari Noneng begini: Pokoknya ajak Siti ke sana, ini ongkos jalan. Nanti di tengah jalan, bunuh saja Siti. Entah gimana caranya, atur saja.
Maka, berangkatlah Noneng dan Siti dari Cianjur. Menuju arah timur. Sampai mereka tiba di Surabaya.
Trunoyudo: "Noneng, karena diperintah oleh Wowon, menurut saja. Tiba di Surabaya, Noneng mendorong Siti nyebur ke laut."
Noneng ternyata tidak bisa berenang. Kecebur, kelabakan. Tewas tenggelam. Jasadnya ditemukan warga, diusut polisi, diketahui identitasnya. Lalu jenazah dikirim ke Garut untuk dimakamkan. Problem Wowon, beres.
Noneng tidak bisa disidik polisi, karena setelah dia pulang ke Cianjur, ketemu Wowon, lantas dibunuh Wowon. Jenazah Noneng dikubur di gang rumah Wowon. Permukaan tanah diplester, dikeramik. Selesai.
Pasien Wowon lainnya yang juga protes, Farida. Mantan TKW juga. Dibunuh juga. Mayatnya dikubur di sekitar rumah Wowon juga.
Kronologi pembunuhan Farida, masih disidik polisi. Juga korban-korban lainnya. Masih diusut. Terbuka kemungkinan ada korban lain.
Perkara heboh ini sejatinya nyaris tak terungkap. Hampir lolos dari penyidikan polisi. Seandainya, tim polisi dari Polres Bekasi tidak teliti. Begini:
Kamis, 12 Januari 2023 sekitar pukul 09.00 tim polisi mendatangi rumah Wowon di Bantar Gebang, Bekasi. Di sana ada lima orang keracunan pestisida. Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, Muhamad Ruswandi, Dede Solehudin dan balita perempuan, NR (5).
Setelah mereka dikirim ke RSUD Kota Bekas, tiga nama yang disebut awal, tewas. Dede (tersangka, terbukti minum dosis kecil pestisida, untuk mengelabui polisi) dan NR selamat.
Ketika korban dikirim ke RSUD, tim polisi menggeledah rumah tersebut. Dilakukan olah TKP. Muntahan para korban di lantai, diambil sebagai sampel barang bukti.
Di antara polisi, ada yang memeriksa bagian luar rumah. Di halaman belakang ada bakaran sampah plastik. Diteliti, tampak masih baru dibakar. Setidaknya, baru dibakar semalam.
Di situlah polisi menemukan plastik bungkus pestisida. Sudah terbakar sebagian. Tapi masih terbaca bahwa itu bungkus pestisida.
Lantas, polisi melakukan uji laboratorium forensik. Meneliti sampel muntahan korban. Ternyata mengandung pestisida. Klop, dengan bungkus pestisida itu.
Ditambah fakta, Wowon menghilang. Bahkan, tidak hadir di pemakaman istri dan anak-anak tirinya. Maka, Wawan dikejar. Ditangkap di rumah desa di Cianjur. Sejak itu kasus ini menggelinding. Polisi mengungkap serial killer oleh komplotan dukun itu.
Di kondisi ekonomi masyarakat yang sulit sekarang, dukun pengganda uang jadi idola warga desa. Itu sebab, muncul, diduga, penipu Wowon CS. Walaupun pada dasarnya mayoritas masyarakat kita masih mengidolakan dukun.
Dikutip dari laman Kemenag.go.id, Senin,15 April 2013, Wakil Menteri Agama (saat itu) Prof Dr Nasaruddin Umar, menyatakan, minta tolong dukun adalah perbuatan mubazir. Bahkan mengarah pada menyekutukan Tuhan Yang Maha Esa.
Prof Nasaruddin, saat memberi pengajian di Masjid Sunda Kelapa Jakarta, 8 April 2013, mengatakan: "Kenapa gak datang ke Tuhan? Paranormal kan makhluk Allah."
Kendati, tetap saja. Warga sulit diajari soal ini. Dukun tetap laris.
Jangankan Indonesia, di Amerika Serikat (AS) pun warganya juga percaya dukun. Cuma, beda permintaan antara warga Indonesia dengan warga AS terhadap dukun.
Kalau warga kita minta cepat kaya tanpa kerja, di sana umumnya dukun 'penerawang' atau sesuatu yang tak dilihat manusia. Meski, dukunnya bohong juga.
Kasus dukun yang menghebohkan, terjadi di Ohio, AS, pada 2013. Seorang gadis remaja 'hilang', lalu sang ibunda bertanya ke dukun. Menghebohkan Amerika.
Dikutip dari Daily Mail, Rabu, 8 Mei 2013 bertajuk: "Sylvia Browne: fans lash out at 'psychic' over false Ohio abduction prediction", diuraikan, begini:
Gadis 17 tahun, Amanda Berry mendadak hilang 21 April 2003. Ibunda Berry, Louwanna Miller, sudah lapor polisi, mencari ke mana-mana, tidak ketemu. Akhirnya, dia datang ke dukun bernama Sylvia Browne.
Sylvia Browne bukan dukun biasa. Dia selebritis. Terkenal di AS. Pengisi tetap acara televisi di program The Montel Williams Show dan Larry King Live. Juga rutin setiap hari mengisi acara radio online selama satu jam di Hay House Radio.
Ny Miller datang ke Browne, menanyakan posisi Amanda Berry yang sudah sebulan hilang.
Browne menerawang. Entah apa yang dia lakukan. Sejenak kemudian dia berkata begini: "Amanda Berry bukan tipe remaja yang tidak memberi kabar, jika dia pergi ke suatu tempat."
Ny Miller mengangguk-angguk. Tanda membenarkan itu. Lantas Browne mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan:
"Ikhlaskan Amanda Berry... Dia sudah tenang di surga. Dia ucapkan, bahwa dia mencintaimu dan seluruh keluarga."
Ny Miller sangat terkejut. Syok. Sedih. Lalu semaput.
Hari-hari Ny Miller merana, ditinggalkan Amanda Berry. Dia sulit move on. Beberapa bulan kemudian dia meninggal akibat serangan jantung.
Satu dekade kemudian, diketahui Amanda Berry masih hidup. Dia malah beranak satu, wanita, diberi nama Jocelyn, yang lahir 2 Desember 2006.
Ternyata, Berry diculik Ariel Castro. Disekap di rumah Castro di Cleveland. Dia diculik bersama dua gadis lain, Gina DeJesus (29) dan Michelle Knight (38). Tiga wanita itu disekap selama satu dekade di basement rumah Castro. Mereka diperkosa rutin. Sehingga Amanda Berry melahirkan Jocelyn.
Berry ditemukan, karena bisa lolos dari basement. Akhirnya, Ariel Castro ditangkap polisi. Diadili. Divonis hukuman penjara 1.000 tahun, sampai sekarang, sampai ia mati.
Dukun Sylvia Browne yang semula tenar, ditinggalkan ratusan ribu fans. Dihujat warganet di medsos. Tapi, Browne tidak dihukum, karena jasa ke-dukun-annya gratis. Dia sekadar bicara, memprediksi, sebab dimintai tolong Ny Miller.
Sedangkan, trio dukun Wowon, Solihin, Dede, dikenakan Pasal 340 KUHP, Pembunuhan Berencana. Ancaman hukuman mati.
OLEH: DJONO W OESMAN
Penulis adalah Wartawan Senior
Foto: Tersangka pembunuhan bermodus dukun pengganda uang di Bekasi, Wowon/Ist
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Begini Trik Serial Killer Bunuh Korban
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar