Gurubesar UGM Ungkap Alasan Harga Beras Mahal Tiap Akhir Tahun, Salah Satunya Akibat Bulog
Tidak maksimalnya Bulog dalam pengadaan ketersediaan mengakibatkan tingginya harga beras pada akhir tahun. Kondisi itu sangat disayangkan karena sudah terjadi berulang.
Begitu yang disampaikan oleh Gurubesar Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Dwidjono Hadi Darwanto dalam diskusi berjudul "Ketahanan Pangan: Mengapa Beras Indonesia Termahal di ASEAN?" yang diselenggarakan oleh Majelis Kritis Geostrategy Study Club (GSC) secara virtual, Minggu sore (29/1).
Dwidjono mengatakan, kenaikan harga diakibatkan oleh biaya dan juga ketersediaan. Seperti kenaikan harga beras yang terjadi pada akhir tahun, yang diakibatkan ketersediaan beras yang kurang.
"Contohnya, bulan Maret-April yang lalu, itu nih maaf, Bulog itu tidak maksimal dari segi pengadaan. Sehingga apa? Stok beras di Bulog itu terbatas. Dan akhirnya untuk operasi pasar itu sampai dengan bulan September saja sudah habis," ujar Dwidjono seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu sore (29/1).
Seharusnya kata Dwidjono, ketersediaan beras minimal sebesar 1,2 juta ton per tahun. Akan tetapi, Bulog hanya mengadakan sebesar 800 ribu ton. Akibatnya, karena harus dilakukan operasi pasar setiap bulan kira-kira sebesar 100-200 ribu ton, pada September sudah habis.
Imbasnya, pada bulan November-Desember harga pasti naik dan kondisi itu terus berulang kali setiap tahun.
"Artinya, kalau misalnya Bulog itu mempunyai ketersediaan cukup, itu November-Desember itu masih bisa operasi pasar. Sehingga harga akan turun," pungkas Dwidjono.
Sumber: rmol
Foto: Gurubesar Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Dwidjono Hadi Darwanto/Repro
Gurubesar UGM Ungkap Alasan Harga Beras Mahal Tiap Akhir Tahun, Salah Satunya Akibat Bulog
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar