Luhut Tegaskan Tak Ada Negara yang Bisa Dikte RI, Termasuk China!

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tak ada satupun negara yang bisa mengontrol Indonesia, termasuk juga China. Dia menilai selama ini seringkali pemerintah disebut dikontrol oleh kepentingan dari China.

Buktinya, sampai saat ini pun Indonesia bisa mengungguli China dalam sektor perdagangan. Luhut menyatakan dagang Indonesia terhadap China sudah surplus US$ 500 juta, padahal pernah mengalami defisit hingga US$ 28 miliar.

"Trade deficit kita dengan China saja dulu pernah US$ 28 miliar. Nah tahun lalu kita sudah berbalik, kita surplus US$ 500 juta dolar. Artinya apa? Kita sudah lebih bagus efisiensinya daripada mereka," ungkap Luhut dalam sambutannya dalam gelaran Ibadah Syukur Awal Tahun di Kantor Pusat Huria Kristen Batak Protestan, dikutip Rabu (11/1/2023).

Luhut menegaskan Indonesia bukan negara 'ecek-ecek'. Tidak ada satupun negara yang bisa mengontrol Indonesia.

"Kita penuh dengan kemajuan luar biasa, tak ada satu negara pun yang bisa dikte negara Indonesia today, Indonesia negara besar. Kita punya semua, kita bukan negara ecek-ecek," tegas Luhut.

Dia sempat bercerita kerap kali disebut dirinya menjadi jembatan antara kepentingan China dengan Indonesia. Khususnya masalah investasi dan bisnis. Namun, Luhut menegaskan dia tidak sebodoh itu untuk melakukannya.

Menurutnya tak ada masalah kerja sama bisnis dengan China selama itu bisa membuat sebuah leapfrog atau lompatan besar bagi Indonesia. Khususnya dalam rangka urusan hilirisasi komoditas mineral, seperti misalnya hilirisasi nikel yang banyak dilakukan perusahaan China di Indonesia.

"Banyak yang nentang saya dulu, sampai orang bilang misalnya Luhut anunya China atau apa, emang saya bodoh apa? Kita harus ngalah, sampai pada satu titik kita leapfrog," ungkap Luhut.

"Sampai 6 tahun sekarang kita mulai deal sama mereka. Tak ada satupun kriteria yang saya berikan tak dituruti China," pungkasnya.

Sumber: detik

Foto: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Net