Saat Kardinal Bacakan Catatan Quraish Shihab soal Isi Pertemuan Imam Besar Al Azhar dan Paus Fransiskus...
Pimpinan tinggi umat Katolik di Indonesia, Kardinal Ignatius Suharyo, membacakan catatan cendekiawan muslim Quraish Shihab yang menjadi saksi pertemuan penandatanganan Deklarasi Abu Dhabi.
Deklarasi Abu Dhabi merupakan momen bersejarah yang dihadiri tokoh berbagai agama, termasuk Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Dr Ahmed Al-Tayyeb di Uni Emirat Arab.
Mereka menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan pada Februari 2019 lalu.
Ignatius mengatakan, dalam catatannya, Quraish Shihab menuliskan penuturan Ahmed Al-Tayyeb saat ia diundang ke rumah Sang Paus.
“Imam Besar Al Azhar berkata begini, saya diundang oleh sahabat dan saudara saya Fransiskus ke rumah beliau yang dipenuhi keramahtamahan untuk bersantap bersama,” kata Ignatius membacakan catatan Quraish Shihab dalam Seminar Nasional Abu Dhabi 2023 yang disiarkan di YouTube Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Rabu (25/1/2023).
Saat mereka bersantap, seorang hadirin yang masih berusia muda menyampaikan harapan dan idenya tentang persaudaraan kemanusaiaan.
Usulan tersebut kemudian disambut oleh Paus dan didukung kuat oleh Ahmed Al-Tayyeb.
Ahmed Al-Tayyeb, kata Ignatius, kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa kali dialog dan pengamatan terhadap situasi dan kondisi dunia saat ini.
Menurutnya, keadaan dunia ditandai penderitaan akibat pembunuhan, nestapa fakir, miskin, janda, anak-anak yatim, serta orang-orang teraniaya dan mereka yang hidup dalam perasaan takut, hingga terpaksa meninggalkan kampung halaman berikut keluarganya.
“Setelah memperhatikan semua itu maka lahirlah pertanyaan, apakah yang dapat dipersembahkan oleh agama-agama untuk menjadi pelampung demi keselamatan mereka?” kata Ignatius mengutip Ahmed Al-Tayyeb.
Ahmed Al-Tayyeb merasa risau dengan apa yang melanda umat manusia di bumi. Menurutnya, Paus Fransiskus juga merasakan kegundahan yang sama.
Ia disebut merasakan penderitaan akibat kesulitan yang dialami umat manusia, apapun perbedaan mereka.
“Kami berdua merasakan tugas besar yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan,” kata Ahmed Al-Tayyeb sebagaimana dikutip Ignatius.
Lebih lanjut, kata Ignatius, keresahan Ahmed Al-Tayyeb ditanggapi oleh Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengatakan, persaudaraan kemanusiaan tercermin dengan jelas dalam lambang pertemuan Abu Dhabi.
Berbentuk burung merpati yang terbang dengan dua sayap, sementara di paruhnya terdapat ranting pohon zaitun.
Menurut Paus Fransiskus, kedua sayap itu mutlak diperlukan. Satu sayap melambangkan keadilan sementara lainnya melambangkan pendidikan.
Setelah itu, Fransiskus memberikan pesan yang selalu disampaikan pada 1 Januari.
“Yang satu bicara mengenai pendidikan sebagai syarat perdamaian dan yang kedua adalah keadilan sebagai syarat perdamaian,” ujar Fransiskus sebagaimana dikutip Ignatius.
Lebih lanjut, Ignatius mengatakan, pertemuan bersejarah itu tidak hanya dihadiri oleh tokoh agama Katolik dan Islam. Sejumlah tokoh agama lainnya juga menghadiri pertemuan tersebut.
Selain itu, dalam Dokumen Abu Dhabi juga disebutkan alamat dokumen tersebut adalah umat beragama seluruh dunia dan lembaga-lembaga keagamaan.
Ignatius mengatakan, dokumen tersebut memang membicarakan persoalan global.
Namun, masyarakat yang diundang dalam forum seminar nasional di Atma Jaya diminta untuk menerjemahkan gagasan global tersebut menjadi gerakan bersama.
“Imam Besar Al Azhar mengajukan pertanyaan, apakah yang dapat dipersembahkan oleh agama-agama untuk menjadi pelampung keselamatan mereka?” ujar Ignatius.
“Kita juga diharapkan mengajukan pertanyaan, apa yang harus kita lakukan agar lingkungan hidup kita semakin bersaudara?” tuturnya.
Sebagai informasi, dalam forum Deklarasi Abu Dhabi di Uni Emirat Arab itu, Paus Fransiskus menyatakan bahwa kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan Tuhan tidak bisa dibenarkan.
Sementara, Imam Besar Al Azhar Ahmed Al-Tayyeb mengingatkan umat Islam agar melindungi komunitas Kristen di Timur Tengah dan umat Islam di negara Barat agar bisa hidup berdampingan.
Sumber: kompas
Foto: Misa pertama Malam Paskah dipimpin Uskup Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Untuk memutus penyebaran wabah Covid-19, Umat Katolik menjalani pekan Tri Hari Suci secara daring melalui siaran televisi maupun streaming.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Saat Kardinal Bacakan Catatan Quraish Shihab soal Isi Pertemuan Imam Besar Al Azhar dan Paus Fransiskus...
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar