Gambaran Hilirisasi RI: Uang China, Balik Lagi ke China
Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengkritisi kebijakan hilirisasi yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Sebab, kebijakan itu ia anggap tak banyak menguntungkan Indonesia.
Menurutnya kebijakan hilirisasi Jokowi malah menguntungkan negara lain, seperti China. Tergambar dari data investasi dari China yang terus melonjak serta dominasi ekspor Indonesia ke China hingga akhir 2022.
Berdasarkan data realisasi investasi Kementerian Investasi/BKPM, pada periode 2021-2022 investasi dari China naik dari US$ 3,2 miliar menjadi US$ 8,2 miliar. Dengan catatan ekspor ke China pada 2022 US$ 63,55 miliar dan mendominasi pangsa ekspor RI sebesar 23,03%.
"Hilirisasi itu dilakoni oleh China, diproduksi oleh China, di ekspor ke China. Industri kita tidak berkembang," kata Faisal Basri kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Dengan demikian, Indonesia hanya sampai pada industri yang mengolah 'barang setengah jadi', karena yang bisa memproduksi industri 'barang jadi' ujung-ujungnya tetap China.
"Jadi Jokowi itu mendukung industrialisasi di China bukan di Indonesia, ini bukan confidential loh, semua rasional kan, tolong kalau anda ragu challenge saya," tuturnya.
Di sisi lain, dia menekankan Presiden Joko Widodo selama ini juga tidak meminta adanya percepatan industrialisasi di Tanah Air, karena terlalu fokus membangun infrastruktur.
Terbukti dari pernyataannya yang kerapkali dikutip berbagai media, dengan mengatakan semua infrastruktur harus diselesaikan sebelum ia lengser.
"Jadi bangunan lagi kan. Pokoknya harus kelar, gitu. Industri memble bodo amat, makanya Pak Jokowi paling jarang, bukan paling lah, jarang sekali berbicara tentang visi industri, jarang. Yang dia bicara adalah hilirisasi," tutur Faisal.
Sumber: cnbc
Foto: Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri/Net
Gambaran Hilirisasi RI: Uang China, Balik Lagi ke China
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar