Ibu-ibu Pengajian vs Emak-emak Gila Dunia
Ada dua pasang suami istri dalam bertetangga, yang satu pasang kelihatan kampungan yang bawaannya hobi ngaji aja, dan yang satu pasang kelihatan modern, hobi shoping tawaf seluruh mall yang dekat dengan rumahnya. Kelihatan istri dari pasangan ini jarang masuk dapur sehingga kulitnya putih bersih agak glowing.
Berbeda dengan pasangan pertama walau tidak kelihatan megah rumah tangganya, namun tampak keluarga yang adem, rukun dan harmonis. Tidak pernah kelihatan di raut wajah mereka terutama istrinya memikul beban duniawiah.
Ini gambaran perbedaan sepintas dua komunitas manusia, yang satu ikut pengajian dan yang satu hobi dengan keduniaan.
Ibu-ibu yang suka ikut pengajian tidak pernah terlihat anak-anak mereka terlantar. Karena keluarganya sudah terbiasa dengan ritme kesibukan dunia dan akherat. Ibu-ibu yang ikut pengajian tidak pernah ganjen dengan lawan jenis walau kenal dekat. Mereka tetap menjaga jarak sesuai tuntunan agama yakni bukan muhrim. Dan mereka dengan urusan dunia gak kesetanan ingin meraup semuanya.
Terbalik dengan keluarga yang pertama yang kelihatan modern up to date tapi kelihatan tidak harmonis. Hampir pasti sepasang suami istri itu jarang ketemu karena kesibukan dunianya. Hampir pasti mereka jarang berkumpul satu keluarga itu. Istrinya kayak ibu-ibu sosialita dan suami sibuk di partai dan urusan dunia yang lain.
Memang di kompleks tempat tinggalnya selalu mendominasi karena merasa lebih modern dari yang lain. Soalnya sebagian ibu-ibu di komplek itu rajin ke masjid mengikuti pengajian.
Kalau ibu-ibu ini keluar dari rumah mau ke masjid tercium bau surga minyak sultan yang dipakai seperti bau di Makkah. Tapi kalau ibu-ibu yang kedua mau ke mall tercium bau wangi menusuk hidung yang di pakai perempuan-perempuan penggoda suami orang yang bikin dompet sampai ludes dan tuntas.
Apa yang salah dari ibu-ibu pengajian? Mereka rajin ngaji tapi urusan rumah tangganya tidak terbengkalai. Prinsip ibu-ibu pengajian biar kelihatan kampungan karena ngaji terus dari pada sok modern tapi suka main dengan laki orang, begitu juga suaminya.
Ibu-ibu pengajian mendapat dunia dan akheratpun dapat. Yang sering ikut pengajian kalau mau sebut Allah SWT tidak sulit dan lidah tidak belepotan belipat-lipat. Yang sering ke mall, dunia ambillah semua sepuas-puasnya mumpung kekuasaan ada di tangan kalian. Ingat umur udah mendekati maghrib. Tau dirilah.
Wallahu A'lam ...
MOH. NAUFAL DUNGGIO
(Aktivis dan Ustadz Kampung), Bekasi.
Foto: Ilustrasi Ibu-ibu Pengajian/Net
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Ibu-ibu Pengajian vs Emak-emak Gila Dunia
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar