Bukan 6 Orang, Puspen TNI Sebut Hanya 1 Prajurit yang Gugur di Nduga
Upaya penyelamatan Tentara Nasional Indonesia (TNI)2 terhadap Pilot Susi Air Capt Philip Mark Mahrtens mendapat serangan dari kelompok separatis teroris (KST) Papua.
Penembakan gerombolan KST dilakukan terhadap Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT.
Serangan ini mengakibatkan satu Prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin tertembak dan jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 15 meter. Akibatnya, Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia.
"Panglima TNI turut berdukacita atas gugurnya prajurit terbaik TNI Pratu Arifin yang gugur pada 15 April pukul 16.30," kata Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4).
Julius meluruskan pemberitaan sebelumnya yang menyebut ada enam prajurit yang gugur. Dia pun menegaskan informasi terkait serangan ini akan disampaikan satu pintu melalui Puspen TNI.
"Menindaklanjuti kesimpangsiuran informasi di medsos, saya sarankan awak media merujuk kepada informasi dari Mabes TNI," tegasnya.
Julius juga membeberkan, setelah melakukan penyerangan, gerombolan KST kembali melakukan penembakan kepada personel TNI lainnya yang sedang melaksanakan evakuasi Prajurit korban meninggal sehingga terjadi kontak tembak.
Hingga saat ini, TNI mengakui masih kesulitan melakukan komunikasi akibat kondisi cuaca dan berkabut.
"TNI sebagai patriot NKRI tidak pernah mundur sejengkal pun untuk menjaga kedaulatan dan itu masih konsisten dilaksanakan di Papua," demikian Kapuspen TNI.
Sumber: rmol
Foto: Kapuspen TNI Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4)/RMOL
Bukan 6 Orang, Puspen TNI Sebut Hanya 1 Prajurit yang Gugur di Nduga
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar