Hindutva, Ideologi Ekstremis Hindu di India Pemicu Konflik Umat Beragama
Dunia sedang digemparkan dengan aksi seorang pria bersenjata yang menembak mati politikus muslim India ketika siaran live sedang berlangsung di televisi pada Sabtu (15/4) malam.
Meskipun belum ada konfirmasi apakah pelaku penembakan terhadap Atiq Ahmed ini merupakan seseorang dari anggota kelompok ekstremis Hindu. Namun, saat pelaku melancarkan aksinya, ia sambil meneriakkan slogan Hindu, "Jai Shri Ram".
Jai Shri Ram adalah seruan yang kerap dipakai umat Hindu India dalam berbagai acara atau penyambutan. Ucapan itu berarti 'Kemenangan bagi Rama'. Jai Shri Ram oleh umat Hindu India dipakai sebagai simbol ketaatan atas iman yang mereka pegang.
Seruan itu juga kerap dipakai partai penguasa India pimpinan PM Narendra Modi, Partai Bharatiya Janata (BJP), yang dikenal dengan ideologi nasionalis Hindu. Partai BJP pun lahir dari sebuah organisasi ekstrem kanan Hindu bernama Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS). Sebagian besar pejabat BJP merupakan anggota senior RSS, termasuk PM Modi.
Lantas, bagaimana bentuk kekejaman kelompok ekstremis Hindu di India? dan apa saja yang diinginkan mereka?
Tentang Nasionalis Hindu di India
Kemunculan kelompok ekstremis Hindu di India umumnya mengakar pada sebuah ideologi yang dikenal dengan Hindutva. Ideologi ini menganut pada pembangunan Negara Hindu. Salah satu pejuang kemerdekaan India, V.D. Savarkar lah yang merumuskan ideologi ini. Hindutva juga bercermin pada pendekatan Nazi di Jerman.
Beberapa organisasi ekstremis sayap kanan yang mempercayai ideologi Hindutva, di antaranya Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), Vishva Hindu Parishad (VHP), Bharatiya Janata Party (BJP), dan organisasi kolektif bernama Sangh Parivar.
Hindutva memiliki tiga nilai esensial yang dianut, kebangsaan yang sama (Rasthra), ras yang sama (Jati), budaya atau peradaban yang sama (Sanskriti). Selain itu, Hindutva juga tergolong dalam ideologi fasis. Sebagian besar juga melihat Hindutva sebagai ideologi separatis.
Dalam buku The Saffron Wave: Democracy and Hindu Nationalism in Modern India (1999), seorang antropolog Thomas Hansen, mengatakan Hindutva di era pasca-kemerdekaan muncul sebagai ideologi politik dan bentuk kerakyatan nasionalisme Hindu.
Bagi kaum nasionalis India, ia memasukkan sentimen keagamaan dan ritual publik ke dalam wacana yang lebih luas tentang budaya nasional (Bharatiya) dan bangsa Hindu, Hindu Rasthra.
Pemupukan jiwa nasionalis Hindu yang begitu kuat, membuat penganut agama lain di India, Islam, misalnya, seringkali mendapatkan perlakuan kejam dari kelompok ekstremis tersebut. Sebab, mereka menilai tak ada ruang bagi kelompok muslim di India.
Jika melihat jumlah penganut agama di India, agama Hindu memang menjadi agama mayoritas di sana. Dengan jumlah populasi masyarakat beragama Hindu sebesar 81 persen.
Islam menempati urutan ke-2 terbanyak dengan jumlah 12,9 persen. Meski begitu, berdasarkan Pew Research Center, jumlah populasi Islam di India diproyeksikan naik sebanyak 311 juta orang hingga 2050 mendatang. Sementara, agama Hindu di India diprediksi akan bertambah sebanyak 1,3 miliar sampai tahun 2050.
Kekejaman Kelompok Ekstremis Hindu di India
Ternyata tak hanya penyerangan terhadap muslim di India, kelompok ekstremis Hindu juga pernah melakukan perebutan situs Muslim di India. Tahun 1992, 150 orang nasionalis Hindu menghancurkan Masjid Babri di India hingga memicu gelombang pertumpahan darah yang merenggut ribuan nyawa.
Masjid Babri terletak di Uttar Pradesh, India. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1527 oleh Raja Mughal pertama bernama Babur di Ayodhya. Perebutan ini terjadi usai India merdeka dari penjajahan kolonialisme Inggris. Kemerdekaan tersebut menjadi momentum bagi kelompok nasionalis Hindu untuk memperkuat posisinya.
Sebelumnya, pada tahun 1949 terdapat pemaksaan peletakkan patung Sri Rama di dalam masjid. Kemudian, terdapat isu yang menyebar apabila lokasi tersebut merupakan tempat Sri Rama berada. Konflik semakin tercium usai Partai BJP memenangkan pemilu di Uttar Pradesh pada 1991.
Motivasi yang besar usai kemenangan tersebut berhasil membuat kelompok ekstremis Hindu di India semakin bergelora merebut masjid Babri. Adanya dukungan dari tokoh politik partai dan pemuka agama, penyerangan masjid tersebut pun terjadi dan mengakibatkan lebih dari 2.000 orang meninggal.
Mahatma Gandhi Tewas di Tangan Ekstremis Hindu
Mahatma Gandhi dibunuh oleh seorang ekstremis hindu, Nathuram Vinayak Godse pada 30 Januari 1948 di malam hari. Gandhi ditembak mati dari jarak dekat saat menghadiri pertemuan doa di Delhi. Meskipun Gandhi seorang hindu, beberapa yang beraliran garis keras memandang bahwa Gandhi merupakan pengkhianat karena tindakannya mengadvokasi persatuan Hindu-Muslim di India.
Ghandi sendiri dikenal sebagai pemimpin gerakan perlawanan tanpa kekerasan terhadap pemerintah kolonial Inggris di India. Gerakan ini menginspirasi orang-orang di seluruh dunia. Sebagian besar orang India saat ini masih mengenangnya sebagai bapak bangsa. Tetapi, kelompok garis keras Hindu di India menuduh Gandhi mengkhianati umat Hindu karena terlalu promuslim.
Dilansir BBC, dukungannya itu terlihat dalam pemisahan Pakistan dengan India usai kemerdekaan dari Inggris pada 1947. Gandhi sendiri dibunuh oleh ekstremis Hindu pada Januari 1948.
Setelah kematiannya, ia dikremasi. Namun, abunya tidak dihanyutkan di sungai seperti kebanyakan umat Hindu lainnya. Karena ketenaran dan jasanya, abu Gandhi dikirimkan ke seluruh penjuru negeri di India untuk dikenang, termasuk di Bapu Bhawan.
Sumber: kumparan
Foto: Partai Bharatiya Janata Party (BJP) India. Foto: Money Sharma/AFP
Hindutva, Ideologi Ekstremis Hindu di India Pemicu Konflik Umat Beragama
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar