Penempel Stiker QRIS di Masjid-Masjid Jakarta Mengaku sebagai Proyek Pemeriksaan, Netizen Tak Percaya
Hati-hati jika ingin berinfak atau bersedekah melalui QRIS di masjid. Pastikan bahwa QRIS yang Anda pindai dan rekening tujuan merupakan milik masjid.
Saat ini diketahui ada banyak stiker QRIS yang berjudul "Restorasi Mesjid" ditempel di kotak amal banyak masjid yang seolah-olah merupakan milik masjid.
Kenyataannya, QRIS "Restorasi Mesjid" ditempel orang lain dan dana yang ditransfer sama sekali tidak masuk ke rekening masjid.
Stiker QRIS "Restorasi Mesjid" sebagian besar ditemukan di masjid Jakarta Selatan, antara lain, Masjid Nurul Iman Blok M Square, Masjid Nurullah Kalibata City, Masjid Al Azhar, Masjid Raya Pondok Indah, Masjid Al Bakrie, dan di Jakarta Pusat ditemukan di Masjid Istiqlal.
Stiker berbau penipuan ini pertama kali diungkap oleh @redasamudera.id di Instagram, pada 9 April lalu.
Reda Samudera menayangkan video dari CCTV yang menunjukkan seseorang menaiki tangga ke arah Masjid Nurul Iman sambil menengok ke kanan dan ke kiri, ia kemudian menempelkan stiker-stiker QRIS di kotak amal, pada 6 April 2023 sekitar pukul 10-an siang.
Reda Samudera kemudian menulis "Hati hati .. terutama para DKM Masjid .. telah terjadi modus penipuan mengganti barcode qris kotak amal masjid Nurul Iman Blok M Square Jakarta Selatan Lt 7".
Postingan Reza disambut netizen dengan mencari tahu siapa penempel QRIS.
Sejak itu, terungkap juga bahwa stiker QRIS "Restorasi Mesjid" juga ada di sejumlah masjid di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Dari info netizen diketahui bahwa pelaku diduga orang Medan bernama Mohammad Iman Mahlil Lubis ST MSi CFE® CHFI®.
Ia pernah bekerja di Divisi Social Entrepreneurship, BRI, di Medan kemudian pindah ke Jakarta.
Dari info di Linkedin, ia yang bekerja sebagai Managing Director of AFL Indonesia, perusahaan Investigasi dan Eksaminasi Penipuan Perusahaan di Jakarta.
Ada fotokopi KTP, profil Linkedin, bahkan foto mobilnya sewaktu masuk di Masjid Pondok Indah.
Reda membuat story di Instagram tentang kasus ini.
Belum diketahui apakah gelar Certified Fraud Examiner (CFE), Computer Hacking Forensic Investigator (CFHI) milik Iman Mahlil ini asli atau palsu.
Yang jelas, ada netizen yang menyatakan bahwa kemungkinan kantor AFL itu palsu karena ketika dicek, kantornya disegel pengelola gedung karena belum bayar sewa.
Dan plat nomornya ternyata tidak terdaftar di Samsat.
Yang unik, Iman Mahlil melalui akun @imanabuaf di Instagram melakukan klarifikasi.
Ia menyatakan kaget mengetahui KTP-nya sudah tersebar di mana-mana.
Iman mengaku tidak mendapat keuntungan pribadi dan QRIS itu merupakan "project pemeriksaan" dan sampelnya bersifat "rahasia".
Ia menggunaka QRIS dari Nobu Bank melalui aplikasi Pulsabayar dan Linkaja melalui aplikasi Youtap.
Iman juga mengontak Reda melalui DM dan menyatakan bahwa ia bersedia mengembalikan dana yang masuk melalui QRIS tersebut.
Ada Rp 1,8 juta yang masuk dari QRIS Youtap namun baru Rp 900 ribuan yang ditransfer ke rekening dia. Dan ia menyatakan akan mengembalikan dana tersebut ke orang yang transfer.
QRIS Restorasi Mesjid dan pengakuan Iman
Pengakuan Iman soal "project pemeriksaan" tidak dipercaya netizen.
Pasalnya, proyek sampling seperti itu seharusnya mengontak DKM secara resmi bukan menempelkan stiker secara diam-diam.
Dan aneh juga proyek sampling malah menyedot duit masyarakat.
Berdasarkan kejanggalan itu dan juga alamat kantor serta plat nomor mobil yang tidak jelas, netizen menduga keras pelaku memang bermaksud menipu jemaah masjid.
Hal ini diperkuat dengan info lain netizen, bahwa Iman Mahlil ini diduga orang yang juga melakukan penipuan perumahan syariah dan bisnis iPhone.
Ada laporan Iman Mahlil sekarang berada di Bandung. Sebaiknya DKM masjid di Bandung berhati-hati dan memeriksa apakah ada stiker QRIS "Restorasi Mesjid" di kotak amalnya.
Belum diketahui apakah polisi sudah mendapat laporan soal ini dan akan memeriksa Iman Mahlil yang diduga melakukan penipuan.
Sumber: dkylb
Foto: Pelaku penempel QRIS tertangkap CCTV (DKYLB)
Penempel Stiker QRIS di Masjid-Masjid Jakarta Mengaku sebagai Proyek Pemeriksaan, Netizen Tak Percaya
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar