Yusril Ihza Mahendra Blak-blakan Ketegangan Politik dengan Prabowo dampak Pemilu 2019
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berterus terang bahwa safari politiknya menemui sejumlah pemimpin partai politik dalam sebulan terakhir memang, di antaranya, untuk menyambut dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dia maju sebagai calon presiden pada pemilu tahun 2024.
Namun, lebih daripada itu, katanya dalam wawancara eksklusif VIVA pada program The Interview di Jakarta pada 22 Maret 2023, safari politik tersebut bagian dari upaya sosialisasi PBB sebagai partai politik peserta pemilu sekalian bersilaturahmi dengan semua partai politik.
Untuk alasan yang pertama, tentang sosialisasi PBB, Yusril menyadari keterbatasan sumber daya finansial partainya, misalnya untuk sosialisasi atau kampanye di media. Karena itu dia memilih safari politik.
"Bita baca hasil survei segala macam, PBB tidak bisa survei-survei karena duitnya terbatas; kalau ada duit banyak sih kita survei aja, 'tolong deh saya, [persentase elektabilitas] PBB 5%', itu bisa kita atur-aturlah di belakang layar. Tapi karena kemampuan finansial kita terbatas, ya sudah kita coba untuk juga melakukan sosialisasi ide-ide PBB, itu antara lain bahwa semangat kebangsaannya, semangat kegotong-royongannya, tinggi," katanya.
Untuk alasan kedua, dia menjelaskan, silaturahmi untuk mencairkan suasana yang mungkin sempat tegang dampak dinamika politik pemilu 2019. Dia dan para petinggi PBB bersilaturahmi dengan semua partai politik yang pada 2019 terbelah menjadi dua kubu, yaitu kubu pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kita sudah datang ke PPP, PKB, Golkar. Gerindra sebentar lagi. Juga PKS. Walaupun mungkin antara kita dengan partai tertentu itu ada perbedaan cukup tajam," katanya.
"Mungkin ada sedikit ketegangan politik yang terjadi di waktu-waktu yang lalu, tapi kita mencoba untuk bersilaturahim, misalnya, antara kita dengan Gerindra, sebagai satu contoh, mungkin ada perasaan tidak enak--barangkali ya, mungkin juga tidak--pada Pak Prabowo, barangkali, karena saya dulu lawyer-nya Pak Jokowi dan berhadapan di pengadilan [dengan Prabowo]."
Meski begitu, dia tak pernah menganggap perbedaan pilihan politik itu sebagai permusuhan. Lagi pula, meski dahulu pada pemilu berseteru keras, Jokowi dan Prabowo, juga Sandiaga Uno, sudah berdamai dan bahkan bekerja sama.
Dalam Rapat Koordinasi Musyawarah Dewan PBB di Jakarta, pada 11 Januari 2023, Jokowi menyatakan akan mendukung Yusril sebagai calon presiden atau wakil presiden dengan syarat mampu menggalang dukungan pencalonan (presidential threshold) sebesar 20 persen.
"Tapi kalau menyimak apa yang disampaikan Profesor Yusril tadi, dengan pengalaman panjang, saya mendukung lho kalau Profesor Yusril di 2024 nanti dicalonkan presiden atau wakil presiden. Ini serius, serius," kata Jokowi dalam forum tersebut.
Kerja politik yang mesti dilakukan PBB maupun Yusril sementara ini, kata Jokowi, menggalang dukungan partai politik yang setara 20 persen kursi parlemen, yang dalam istilah politik disebut "kendaraan" untuk berkompetisi dalam pemilu presiden. "Begitu dapat kendaraan, saya dukung," katanya.
"Serius. Karena saya saat wali kota, salah satu partai yang mendukung saya saat itu adalah PBB, saat presiden juga PBB, jadi kalau saya dukung gantian enggak ada salahnya."
Sumber: viva
Foto: Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra Sumber : VIVA/M Ali Wafa
Yusril Ihza Mahendra Blak-blakan Ketegangan Politik dengan Prabowo dampak Pemilu 2019
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar