Ketika Prajurit Kopassus Eksekusi Dukun Sakti PKI, Ditembak Tidak Mati
Pasukan TNI dari Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) diterjunkan untuk menumpas habis antek-antek PKI.
Pada sebuah peristiwa, ada salah satu anggota PKI hendak dieksekusi. Namun, anggota PKI itu tak menunjukkan rasa takut. Eksekusi dilakukan di tengah alun-alun Blora.
Seorang prajurit menembak tepat di kening tawanan PKI, namun dia masih bertahan hidup. Mayor Kemal Idris yang menjadi komandan Batalyon Kala Hitam Divisi Siliwangi dibikin bingung.
"Ada apa Mayor?" tanya anak buah Mayor Kemal Idris.
"Itu tawanan minta mati," kata Mayor Kemal.
Bawahan tersebut langsung mengambil pistol dan menempelkannya di kening anggota PKI tersebut karena tak percaya. Namun, pistolnya tidak berfungsi. Padahal, ketika diperiksa pelurunya masih penuh.
Berkali-kali dia tarik pelatuk pistol, namun tetap tidak bisa menembak.
"Kamu punya ilmu ya?" tanya sang bawahan.
"Tidak," jawab anggota PKI tersebut.
Dirundung rasa penasaran, ia kembali mencoba mengeksekusi tawanan itu. Kali ini, pistol berfungsi, tawanan itu tewas terhempas terkena tembakan.
"Rupanya, jawaban "Tidak" dari sang jagoan merupakan kunci pelepasan ilmu kebalnya," kata Mayjen TNI (Purn) Rachwono.
"Sehingga dia mati sesuai permintaannya," katanya.
Mayjen TNI (Purn) Rachwono ikut dalam Batalyon Kala Hitam saat menyikat sisa-sisa kekuatan PKI Madiun, sebagaimana dikutip dalam dokumen pribadinya.
Menukil buku "Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando", karya Hendro Subroto, saat itu sedang terjadi pemburuan atas seorang dukun bernama Mbah Mulyono Surodiharjo, yang dikenal sebagai dukun sakti dan sering mengobati orang sakit.
Mbah Suro juga dikenal memiliki ilmu sakti yang membuatnya kebal senjata. Bahkan, bisa membuat pengikutnya memiliki kesaktian yang sama seperti dirinya
Mbah Suro pernah menjadi lurah di Desa Ninggil, sebelum dirinya menjadi dukun. Kemudian hari, ia beralih menjadi dukun dan membuka praktik untuk mengobati orang sakit setelah beberapa lama turun menjadi lurah.
Mulyono Surodiharjo mengganti nama menjadi Mbah Suro. Penampilannya juga berubah layaknya seorang dukun, kumis tebal dan rambut panjang.
Mbah Suro kerap kepercayaan Djawa Dipa dan kerap melakoni kegiatan berbau mistis. Ia juga kerap memberikan mantera kepada muridnya agar keba senjata tajam dan senjata api.
Hendro mengisahkan dalam bukunya, Kopassus berusaha meringkus Mbah Suro. Namun, terpaksa menggunakan kekerasan karena gagal menggunakan jalan damai.
"Pangdam terpaksa memerintahkan agar penutupan dilakukan dengan jalan kekerasan, karena segala upaya jalan damai yang ditempuh telah menemui jalan buntu," tulis Hendro.
Padepokan Mbah Suro diserbu Kodam VII/ Diponegoro beserta satu Kompi RPKAD (Sebelum berganti nama menjadi Kopassus) di bawah pimpinan Feisal Tanjung. Mbah Suro pun berhasil ditaklukkan dalam penyerbuan tersebut.
Sumber: okezone
Foto: Ilustrasi Kopassus (Foto: kopassus.mil.id)
Ketika Prajurit Kopassus Eksekusi Dukun Sakti PKI, Ditembak Tidak Mati
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar