Profil Singkat Wali Songo, Ternyata Ada Wali Yang Pimpin Pemerintahan Sampai Umur 89 Tahun
Wali Songo bukanlah istilah asing bagi telinga masyarakat Islam di Jawa dan juga Indonesia. Wali Songo dianggap sebagai tokoh penyebar Islam di tanah Jawa.
Dalam bahasa Jawa, Wali Songo berarti Wali yang Sembilan. Namun ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa Songo/Sanga adalah turunan dari bahasa Arab Tsana yang berarti Mulia.
Bahkan ada juga yang menyebutkan bahwa Wali Songo adalah sebuah majelis dakwah kreasi dari Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim di tahun 1404.
Pada umumnya Wali Songo berdakwah dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa di abad ke-14 Masehi.
Ada tiga wilayah para Wali Allah ini untuk menyebarkan dakwahnya di Pulau Jawa, yakni Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban untuk daerah Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Berikut profil singkat para Wali Songo yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Gresik atau Sunan Thandes adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Sunan Gresik adalah keturunan ke-22 dari Rasulullah SAW.
Nasab Maulana Malik Ibrahim tercatat dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang merupakan kumpulan catatan dari As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini.
Sunan Gresik Lahir di Samarkand, Asia Tengah. Sunan Gresik banyak dianggap sebagai wali yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Jawa.
Sunan Gresik lahir pada tahun 1356 Masehi dan wafat pada tahun 1419 Masehi dan dimakamkan di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. Orang tua laki-lakinya bernama Barakat Zainal Alam.
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
Riwayat mengatakan bahwa Sunan Ampel adalah anak dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Ibunya adalah seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan dari Dinasti Ming.
Ia memiliki pesantren di Ampel Denta, Surabaya yang menjadi pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa.
Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 Masehi dan wafat pada tahun 1478 Masehi. Setelah wafat, Sunan Ampel dimakamkan di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
3. Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim
Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel. Semasa hidupnya, Sunan Bonang kerap berdakwah melalui kesenian agar bisa menarik masyarakat Jawa untuk memeluk agama Islam.
Untuk menambah unsur Islami dalam lagu-lagu yang digubahnya, Sunan Bonang memasukkan rebab dan bonang sebagai pelengkap dari gemelan Jawa. Oleh sebab itulah ia mendapatkan julukan Sunan Bonang.
Sunan Bonang lahir tahun1465 Masehi dan wafat pada tahun 1525 Masehi dan dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
4. Sunan Drajat atau Radem Qasim
Selain Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang, Raden Qasim yang juga putra dari Sunan Ampel dikenang oleh masyarakat di Jawa sebagai Sunan Drajat.
Sunan Drajat lahir tahun 1470 M dan wafat tahun 1522 M. Sunan Drajat memiliki banyak peninggalan berarti. Di antaranya adalah Pesantren Sunan Drajat di Desa Drajat, Paciran, Lamongan.
Ia juga meninggalkan Gamelan Singomengkok, alat musik yang sering dia mainkan. Kini gamelan tersebut disimpan di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan.
5. Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq
Sunan Kudus memiliki andil yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Perannya adalah sebagai panglima perang, penasihat untuk Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan juga merangkap hakim.
Target dakwah Sunan Kudus kebanyakan berada di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Peninggalan Sunan Kudus yang terkenal hingga saat ini adalah Masjid Menara Kudus.
Masjid ini memiliki keunikan karena arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus banyak dipercaya masyarakat wafat pada tahun 1550 dan dimakamkan di Kudus.
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
Sunan Giri adalah keturunan langsung dari Maulana Ishaq. Selama hidupnya, ia menimba ilmu Islam dari Sunan Ampel dan bersahabat dengan Sunan Bonang.
Peran besarnya dalam perkembangan Islam di Pulau Jawa adalah mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik.
Sunan Giri lahir tahun 1442 dan wafat pada tahu 1506.
7. Sunan Kalijaga atau Raden Said
Raden Said atau Sunan Kalijaga adalah anak dari adipati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Agama Islam ia pelajari dari Sunan Bonang.
Dari Sunan Bonanglah ia belajar menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam.
Kesenian yang kerap ia gunakan untuk berdakwah adalah wayang kulit dan tembang suluk.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1450 M dan wafat pada tahun 1513 M.
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
Raden Umar Said atau Sunan Muria adalah anak dari Sunan Kalijaga.
Namanya, Muria, diperkirakan oleh masyarakat sekitar Kota Kudus berasal dari nama gunung, yakni Gunung Muria.
Gunung Muria itulah tempat di mana kini Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 Masehi.
Gaya dakwah Sunan Muria pada umumnya mengambil metode yang digunakan ayahnya, Sunan Kalijaga, yakni menggunakan kesenian.
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah adalah anak dari Nyai Rara Santang, putri dari Raja Pajajaran Raden Manah Rarasa.
Ayah Sunan Gunung Jati adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, tokoh Mesir keturunan Bani Hasym dari Palestina.
Sunan Gunung Jati belajar agama dari berbagai negara. Sejak usia 14 tahun, ia sudah belajar agama dari para ulama di Mesir.
Sunan Gunung Jati adalah wali yang juga menjadi kepala pemerintahan.
Ia mendirikan Kesultanan Cirebon atau dikenal dengan Kesultanan Pakungwati dengan restu dari para ulama lainnya untuk menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak.
Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448 Masehi. Dan di usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mengundurkan diri dari pemerintahan untuk fokus berdakwah.
Tampuk kekuasaan diserahkan pada Pangeran Pasarean. Ia wafat 19 September 1568 pada usia 120 tahun dan dimakamkan di Gunung Sembung, Gunung Jati.
Sumber: pojoksatu
Foto: Profil singkat Wali Songo tokoh penyebar Islam di Tanah Jawa (ist)
Profil Singkat Wali Songo, Ternyata Ada Wali Yang Pimpin Pemerintahan Sampai Umur 89 Tahun
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar