Saya Bolak-Balik China, Duitnya Masuk Indonesia!
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dirinya sering bolak-balik ke China demi menggaet investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dia mengatakan, usahanya ini juga telah mendatangkan hasil, antara lain komitmen sejumlah perusahaan China untuk berinvestasi di mega proyek di Kalimantan Utara (Kaltara). Proyek "raksasa" di Kawasan Industri Hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, ini diperkirakan membutuhkan investasi hingga US$ 132 miliar atau sekitar Rp 1.943 triliun (asumsi kurs Rp 14.718 per US$).
Proyek ini menurutnya akan menjadi "game changer" bagi Indonesia di mata dunia.
"Kita punya semua, investasi dari 132 miliar dolar is the largest biggest investment in the world. Jangan lupa dan gak gampang, saya bolak-balik China itu, pokoknya duitnya masuk Indonesia karena ini game changer," tuturnya dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas' di Jakarta, Selasa (09/05/2023).
Dia menyebut, proyek ini juga bisa menyerap banyak lapangan kerja. Bahkan, 200 ribu tenaga kerja menurutnya akan terserap. Ditambah lagi, efek berganda lainnya, baik langsung maupun tak langsung.
Perlu diketahui, proyek "raksasa" di Kaltara ini berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Panajam Paser, Kalimantan Timur. Disebutkan, proyek ini hanya berjarak 185 km dari IKN Nusantara.
Besarnya nilai investasi tersebut karena sejumlah proyek besar akan dikembangkan di dalam Kawasan Industri Khusus yang akan berbasiskan pada sumber energi hijau.
Berikut beberapa megaproyek yang akan dibangun di Kawasan Industri Kaltara:
1. Pabrik petrokimia
Pabrik petrokimia di Kawasan Industri Kaltara ini rencananya akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 4x16 juta ton per tahunnya.
2. Smelter Alumina
Fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas 3 juta ton akan dibangun di kawasan industri ini.
3. Pabrik Besi dan Baja
Rencananya akan dibangun pabrik besi dan baja (iron and steel) dengan kapasitas 5 juta ton per tahun.
4. Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Pabrik baterai untuk kendaraan listrik maupun pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan dibangun dengan kapasitas 265 Giga Watt hour (GWh).
5. Industrial and Polycristalline Silicon
Rencananya juga akan dikembangkan pabrik polycristalline silicon dengan kapasitas 1,4 juta ton.
Tidak hanya itu, Kawasan Industri Hijau Kaltara ini juga akan menggunakan sumber energi hijau sebagai sumber utama energinya. Sebanyak 10 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga akan dibangun di kawasan industri ini.
Selain itu, kawasan industri ini juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas hingga 10 GW.
"Kawasan Industri Kaltara ini diperkirakan akan menyerap 160.000 tenaga kerja," tulis data Kemenko Marves tersebut.
Jika investasi itu sudah terealisasi, maka potensi ekspor dari RI juga semakin membesar. Luhut menyebut paling tidak mencapai 30 persen total ekspor pada 2029 mendatang berasal dari hasil investasi ini.
Nantinya, investasi pabrik ini adalah end to end untuk memproduksi petrokimia, alumina, lithium baterai, hingga industri hijau. Menurut Luhut, ini akan membuat profil Indonesia semakin baik.
Sumber: cnbcindonesia
Luhut: Foto: Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Saat Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Bali, Senin (17/10/2022). (Tangkapan layar via Youtube Kementerian BUMN)
Saya Bolak-Balik China, Duitnya Masuk Indonesia!
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar