Breaking News

Takut Beli Su-35, China Sebut Indonesia Negara Lemah Hanya Bisa Menyerah


Su-35 merupakan jet tempur yang diinginkan militer Indonesia ketimbang Mirage 2000 atau F-15 Eagle II.

Su-35 lebih murah ketimbang rivalnya tersebut dan Indonesia sudah memproses pembeliannya dengan skema imbal dagang.

Bukan cuma Indonesia, ada Iran,, Aljazair hingga Mesir yang menginginkan Su-35.

Namun ancaman sanksi CAATSA AS mengakibatkan Mesir, Aljazair dan Indonesia urung melanjutkan proses transaksi ini.

Rusia jelas ngamuk mengetahui AS mencampuri bisnis senjatanya.

Moskow melihat cara AS tak gentlemen, bersaing dagang tak sehat.

Tapi di mata AS, cara seperti ini sah-sah saja, tak ada aturan yang menyalahkan seperti itu di pasar perdagangan senjata internasional.

AS sengaja merancang CAATSA sebetulnya karena ulah Rusia sendiri menganeksasi Donetsk pada 2014.

Presiden AS saat itu, Donald Trump lantas membuat CAATSA untuk menekan perekonomian Rusia dari segi penjualan senjata negeri Beruang Merah.

Usaha ini nampak berhasil pada tahun 2019 dimana semua kesepakatan senjata Rusia dengan negara lain rontok satu per satu.

Misal Indonesia tak jadi membeli Su-35, BT-3F dan BMP-3F.

ALjazair dan Mesir juga menangguhkan kontrak Su-35.

Sekalian India yang mulai was-was bila melanjutkan pembelian S-400.

Yang tak mempan kena sanksi CAATSA cuma ada beberapa negara.

Misal Vietnam, Myanmar, Kamboja, Iran, Korea Utara hingga China.

Mau ada CAATSA atau tidak, tak begitu berefek bagi negara-negara di atas.

Terlebih China, ia mampu memproduksi semua senjatanya sendiri, masa bodoh dengan sanksi AS.

China juga membeli Su-35 sebagai bagian dari penguatan angkatan udaranya.

Xinhua melaporkan pada 6 Desember 2018 jika Su-35 yang ia beli dari Rusia efektif dalam operasi militer.

"Sejak awal Desember 2018, brigade Penerbangan Angkatan Udara terus menyelenggarakan pelatihan penerbangan siang dan malam untuk jet tempur Su-35 guna mengasah kemampuan tempur malam mereka," jelas Xinhua.

Su-35 PLAAF bahkan saat ini digunakan China berpatroli di Indo Pasifik, menjaga klaim Nine Dash Line.

"Jet tempur Su-35 terbang ke Laut Cina Selatan untuk berpartisipasi dalam misi pelayaran tempur bersama.

Su-35 itu sekali lagi melakukan misi jelajah pulau.

Untuk pertama kalinya, jet tempur Su-35 dan pembom H-6K terbang di atas Selat Bashi dalam formasi, mencapai terobosan baru dalam mode jelajah di sekitar pulau dan mendemonstrasikan peningkatan baru dari kemampuan tempur sistem angkatan udara," jelasnya.

Pengamat militer China Chen Junjun menjelaskan jika Su-35 yang dioperasikan negaranya langsung nyetel karena inovasi serta ide operasi baru bisa dituangkan ke jet tempur itu.

"Kuncinya adalah berani menjadi yang pertama dengan semangat reformasi dan inovasi, serta membangun konsep pemikiran yang tidak hanya terbang tinggi, tetapi juga memenangkan pertempuran," jelas Chen.

Ketika tahu ada negara yang takut membeli Su-35 macam Indonesia, Aljazair dan Mesir, China menyayangkannya.

Negara-negara itu takut dengan sanksi CAATSA AS lantaran perekonomiannya lemah sehingga mempengaruhi kedaulatan negara.

Terlebih AS mengintervensi langsung penjualan Su-35 dari Rusia ke Indonesia.

"Jika pemerintah AS tidak ikut campur, pemerintah Indonesia akan membeli jet tempur Su-35 Rusia," jelas media China lainnya, New QQ pada 11 Mei 2021.

Karena itulah China menyebut Indonesia lemah.

"Sayangnya, pemerintah AS telah mengancam jika Indonesia tidak membatalkan jet tempur Su-35, akan diberikan sanksi yang kejam.

Menghadapi ancaman tersebut, Indonesia sebagai negara yang lemah hanya bisa menyerah," ungkapnya.

Su-35 batal dan F-15 Eagle II siap datang ke Indonesia.*

Sumber: zonajakarta
Foto: Su-35 batal dibeli Indonesia
Takut Beli Su-35, China Sebut Indonesia Negara Lemah Hanya Bisa Menyerah Takut Beli Su-35, China Sebut Indonesia Negara Lemah Hanya Bisa Menyerah Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar