Pakar Intelijen Blak-blakan Soal NII dan Al Zaytun: Pernah Ada Laporan, tapi Dibantah Menteri Agama
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Soleman B. Ponto angkat bicara terkait pertalian hubungan antara Negara Islam Indonesia (NII) dengan Pondok Pesantren Al Zaytun.
Soleman mengatakan, Bais TNI pernah melaporkan NII pada tahun 1999 dan 2012 karena aktivitasnya. Namun menteri agama pada saat itu membantah hal tersebut.
“Mulai tahun 1999 (Bais TNI) sudah bilang NII tapi saat itu yang membantah justru Menteri Agama sendiri saat itu. Dari catatan saya yang membantah pada waktu itu menterinya Pak (Abdul) Malik Fadjar. Pak Malik Fadjar bilang enggak ada NII,” kata Soleman dalam keterangannya dikutip Liberte Suara, Selasa (11/7/2023).
Padahal, pada saat itu Bais TNI tetap melakukan pengasawan atas setiap perbuatan dan aktivitas dari terduga NII. Namun menteri agama tetap teguh dengan keputusannya.
“Ya kalau kita kan kerjaannya mengawasi semua orang yang pernah berbuat. Itu kan diawasi terus. Dia berjalan ke sini, dia berjalan ke sana, dia berkumpul di sini, berkumpul di sana, kan kita ikuti terus,” terang Soleman.
“Nah setelah dia berkumpul, kita lihat, kita laporkan, ada indikasi. Tetapi dua menteri agama bilang tidak ada ya,” imbuh dia.
Ia menyebut, pernyataan Menteri Agama soal NII sudah tidak dapat dibantah oleh Bais TNI.
“Kalau sudah Menteri Agama bilang tidak ada ini bagaimana kita mau ngotot, mau bilang, kan sudah. Jadi dari situ sudah tidak ada, dari tahun 2012 sampai sekarang,” tutur eks Kabais TNI itu.
Pakar intelijen itu kemudian mengaitkan NII dengan Al Zaytun saat ini. Ia mengatakan, jika Al Zaytun terafiliasi dengan Al Zaytun tinggal dibuktikan.
“Kalau sekarang ada yang bilang ada, maka ya dibuktikan. Kalau apa kegiatannya, apa perencanaannya, ya perlu dibuktikan kalau memang betul,” ujarnya, menambahkan.
Sumber: suara
Foto: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang/Net
Pakar Intelijen Blak-blakan Soal NII dan Al Zaytun: Pernah Ada Laporan, tapi Dibantah Menteri Agama
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar