Breaking News

Jokowi Dilempar Sandal, SBY Dihujani Kelereng, Soeharto Ditimpuk Tomat, Sukarno Dibalang Granat


Seorang wanita nekat melakukan aksi menyiram air mineral dan melempar sandal ke arah Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat berkunjung ke Gedung Serbaguna, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Insiden ini terjadi ketika Jokowi menghadiri acara Rembuk Relawan Wali Kota Medan Bobby Nasution, pada Ahad, 27 Agustus 2023. “Tolong keadilan buat kami, Pak,” teriak wanita berinisial RT itu.

Belakangan dikabarkan wanita tersebut merupakan orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, usai diamankan dari lokasi acara, RT diserahkan kepada pihak keluarga. Setelahnya, kata dia, wanita ODGJ itu dibawa menuju kantor dinas sosial. Dia kemudian diserahkan oleh dinas sosial ke rumah sakit jiwa.

“Informasi yang saya terima dibawa ke dinas sosial, dan dinas sosial menyerahkan kepada RSJ Medan,” kata Hadi.

Selain Jokowi, kejadian tidak mengenakkan dilempar sesuatu juga pernah dialami Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Pada 3 Maret 2010, mobil SBY dilempar kelereng saat kendaraan dan iring-iringannya melintas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Polda Metro Jaya kemudian mengamankan sejumlah orang yang diduga melempar iring-iringan SBY dengan kelereng tersebut.

Atas kejadian tersebut, polisi melakukan rekonstruksi kejadian perkara di Polda Metro Jaya. Koordinator lapangan Persitara Farid, beberapa anggota Paspampres, dan dua orang Polisi Militer dimintai keterangannya di Biro Operasi Polda Metro Jaya. Setelah itu didapati fakta orang-orang itu sebenarnya bermaksud menyaksikan tim sepak bola kebanggaannya di Stadion Soemantri Brojonegoro.

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha saat itu, mengatakan pelemparan kelereng tersebut sama sekali tidak ada motif politik. Susilo Bambang Yudhoyono dikatakan juga tidak gusar terhadap orang yang melempar kelereng ke arah kendaraan dan iring-iringannya. “Presiden tidak kecewa. Mereka melakukan sekadar iseng saja,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Kalau SBY hanya dilempari kendaraannya dengan kelereng, lain lagi dengan cerita Presiden Kedua RI Soeharto. Soeharto pernah dilempari tomat dan telur busuk saat berkunjung ke Australia. Kejadian itu diyakini terjadi karena Soeharto tak mengindahkan “dhawuh” leluhur. Sebelum menjadi presiden, dia memang telah berkecimpung dengan dunia kebatinan Jawa.

Bersama Soedjono Hoemardhani, Soeharto berguru pada Rama Marta. Dan kala memimpin Nusantara, Soedjono tetap memantau Soeharto dengan bantuan guru spiritual dan para leluhur. Kata Dr Budyapradipta, pakar Sastra Jawa Universitas Indonesia, banyak kebijakan politik Soeharto yang dikomunikasikan dahulu dengan leluhur, sebelum disahkan.

“Soeharto terus-menerus meminta pertimbangan dhawuh ini,” kata Budyapradipta dalam artikel Soedjono dan ‘Orde Dhawuh, edisi khusus Majalah Tempo, 10 Februari 2008.

Dhawuh yang dimaksud Budyapradipta adalah pesan leluhur. Budyapradipta sendiri mendengar cerita itu langsung dari Soedjono ketika menjadi sekretaris pribadinya, pada 1983–1986. Kata Budyapradipta, ada sebuah kejadian menarik kala Soeharto tak mengacuhi dhawuh leluhur. Pada waktu Soeharto hendak melakukan kunjungan ke Filipina dan Australia, Rama Dijat pun diundang Soedjono ke rumahnya.

Roh yang masuk dalam diri Rama Dijat mengatakan, perjalanan Soeharto ke Australia haruslah diawasi. Pesan itu disampaikan Soedjono kepada Yoga Soegama, pemimpin Badan Intelijen Negara saat itu. Tapi, kata Yoga, Filipina-lah yang harus diwaspadai. Sebab, Marcos baru saja digulingkan. “Kenyataannya, kondisi di Filipina aman saja,” ujar Budyapradipta.

Tapi, di Australia lah Soeharto disambut demonstran dengan lemparan tomat dan telur busuk yang mengenai dahinya. Waktu pulang ke Jakarta, Yoga Soegama langsung didamprat Soedjono. ”Yoga, mangkane ojo nyepeleake intel spiritualku (Yoga, maka dari itu jangan menyepelekan intel spiritualku).”

Pada 30 November 1957 malam, Presiden Sukarno mengunjungi Perguruan Cikini di Jalan Cikini Nomor 76, Jakarta Pusat, dalam rangka menghadiri perayaan ulang tahun ke-15 sekolah itu. Kunjungan Presiden untuk memenuhi undangan Johan Sirie, Direktur Percetakan Gunung Sari, dan Sumadji Muhammad Sulaimani, Kepala Perguruan Cikini, sebagai panitia penyelenggara.

Putra-putri Sukarno, Muhammad Guntur Sukarnoputra dan Megawati Sukarnoputri, juga belajar di sekolah tersebut. Namun tak ada yang mengira jika perayaan yang meriah penuh  keriangan wajah anak-anak malam itu berubah menjadi hujan tangis tak terperi. Komplotan teroris--begitu versi Sukarno--yang tidak puas dengan kondisi politik saat itu hendak membunuh Presiden Sukarno di depan Perguruan Cikini.

Tanpa berpikir panjang, para pelaku menarik pemicu granat dan melemparkannya ke arah Presiden yang masih berada di tengah kerumunan anak-anak sekolah. Zulkifli Lubis, yang saat itu mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat periode 1952-1956 dan mantan Kepala Intelijen Negara yang kedudukannya di bawah koordinator Presiden Sukarno, dituding menjadi dalang di balik aksi penggeranatan.

Para penggeranat, yakni Jusuf Ismail, Sa'adon Muhamad, Raasrif Husain--ketika itu masing-masing berusia 20, 18, dan 23 tahun--dihukum mati. Ketiganya, selain menjadi anggota organisasi ilegal, yakni Gerakan Anti Komunis (GAK), juga secara formal anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Belakangan terungkap tujuan GAK dalam serangan itu bukan untuk membunuh Sukarno, melainkan hanya memperingatkan.

Sumber: tempo
Foto: Presiden Joko Widodo (kedua kiri) menyapa sejumlah relawan saat menghadiri acara Rembuk Kemerdekaan Relawan Bobby Nasution di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Medan, Minggu 27 Agustus 2023. Acara Rembuk Kemerdekaan yang digagas oleh relawan Bobby Nasution tersebut mengusung tema "Kepemimpinan Anak Muda Menuju Indonesia 2045" yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar relawan serta merayakan HUT RI yang ke-78. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Jokowi Dilempar Sandal, SBY Dihujani Kelereng, Soeharto Ditimpuk Tomat, Sukarno Dibalang Granat Jokowi Dilempar Sandal, SBY Dihujani Kelereng, Soeharto Ditimpuk Tomat, Sukarno Dibalang Granat Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar