Lapor Pak Jokowi! Polusi Parah, Jangan Tunggu Korban Tewas
Polusi di udara masih belum membaik di kawasan Ibu Kota, meski tingkat keparahannya berangsur menurun beberapa hari lalu, dan kembali memburuk hari ini. Risiko penyakit pernafasan terhadap orang rentan masih menghantui warga Jakarta dan sekitarnya akibat tingkat keparahan polusi.
Mengutip data IQAir pada Senin pagi (28/8/2023) pukul 05.00 WIB, kualitas udara di Jakarta makin memburuk dengan status tidak sehat. Ini karena indeks kualitas udara AQI US menanjak menjadi 153 dan polutan utama PM2.5. Level pada Sabtu pagi masih 124 dan indikasinya hanya tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini mencapai 58,5 mikrogram per meter kubik lebih tinggi 11,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Batas aman menurut WHO hanya 15 mikrogram per meter kubik.
Dalam rangking kota AQI langsung dari beberapa kota di Indonesia per hari ini, Jakarta masuk peringkat enam dalam 10 rangking kualitas udara yang tidak sehat di Indonesia. Karawang menjadi peringkat terburuk dengan angka AQI US 167, diikuti Serang 162, dan Cileungsir 161 serta Depok yang juga berada pada level 161.
Pemerintah memang telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menghadapi buruknya kualitas udara di DKI Jakarta. Di antaranya penguatan penerapan plat kendaraan ganjil genap di Jakarta juga sebagai pengurangan tingkat polusi udara di Jakarta.
Kemudian, uji coba WFH dengan persentase kehadiran 50% di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, berlaku pada 21 Agustus- 21 Oktober bagi ASN yang melakukan fungsi staf atau pendukung. Selain itu, dengan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi).
Masyarakat Rentan Terserang ISPA
Polusi udara cenderung akan menyerang saluran pernapasan manusia, dengan begitu penyakit yang rentan terjadi mulai dari jangka pendek seperti batuk-batuk, flu, pusing, hingga jangka panjangnya berisiko kena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, sebagaimana dilansir dari Detikcom, selama periode Januari-Juni 2023, kasus ISPA terbanyak dilaporkan pada Maret 2023 sebanyak 119.734 kasus. Setelah sempat mengalami penurunan, tetapi per Juni lalu kembali meningkat sebanyak 102.475 kasus.
Berikut rincian kasus ISPA DKI Jakarta periode Januari-Juni 2023:
- Januari: 102.609
- Februari: 104.638
- Maret: 119.734
- April: 109.705
- Mei: 99.130
- Juni: 102.475
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan pasien ISPA sebelum Covid-19, mencapai 50.000 pasien. Sekarang, jumlahnya mau naik hingga 200.000 pasien.
"Nah, itu ada akibat dari polusi udara ini," kata Menkes, saat ditemui selepas ASEAN Finance - Health Minister Meeting (AFHMM) 2023, Kamis (24/8/2023).
Dampak Polusi Udara
IQAir mencatat, polusi udara menyebabkan 8.600 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,2 miliar di Jakarta selama periode yang sama. Nilai tersebut setara dengan Rp 33,65 triliun rupiah (US$1= Rp 15.298).
Penelitian lainnya, dari organisasi kesehatan global Vital Strategies dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, yang dirilis pada 27 Februari 2023, mengestimasikan, polusi udara di Jakarta berpotensi menyebabkan lebih dari 10.000 kematian dan 5.000 orang dirawat karena penyakit penyakit kardiorespirasi setiap tahun.
Dampak lainnya, lebih dari 7.000 hasil buruk pada anak-anak, dan menelan biaya lebih dari US$2,9 miliar per tahun (2,2% dari produk domestik regional bruto/PDRB DKI Jakarta).
"Polusi udara merupakan ancaman kesehatan utama bagi lebih dari 10,5 juta penduduk Jakarta," kata Sumi Mehta, Wakil Presiden Lingkungan, Iklim, dan Kesehatan Perkotaan di Vital Strategies, dalam siaran pers, 27 Februari 2023, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/8).
"Sementara bukti global tentang dampak kesehatan yang merugikan dari polusi udara sudah konsisten dan jelas, hingga saat ini belum ada cukup bukti lokal mengenai beban kesehatan dan ekonomi dari polusi udara di Jakarta. Studi ini dilakukan untuk menjembatani kesenjangan ini dan untuk mengukur dampak kesehatan dan ekonomi dari polusi udara di kota," imbuh Sumi.
Kajian yang dipublikasikan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health ini dilakukan oleh Vital Strategies dan Dinas Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, bersama dengan mitra teknis Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut rilis tersebut, ini menjadi studi komprehensif pertama yang mengevaluasi beban kesehatan dan ekonomi yang disebabkan oleh polusi udara di Jakarta, menerapkan metode dari proyek Global Burden of Disease (2019) ke data kesehatan dan ekonomi setempat.
Di lain sisi, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ada lima penyakit pernapasan atau respiratory disease memiliki total klaim BPJS Kesehatan yang cukup besar, yakni Rp 10 triliun. Apabila kasus meningkat tentu total beban BPJS bakal melonjak.
"Pasti tahun ini kalau lebih banyak yang kena, itu akan naik." Ungkap Budi pada Kamis (24/8/2023).
Sumber: cnbcindonesia
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Lapor Pak Jokowi! Polusi Parah, Jangan Tunggu Korban Tewas
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar