Breaking News

Masa Kampanye Belum Tiba, Mengajak Masyarakat Pilih Ganjar, Anak dan Mantu Jokowi Bisa Kena Sanksi


Sejumlah pegiat pemilu mengkritik anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang mengkampanyekan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo. Gibran merupakan Wali Kota Surakarta, sementara Bobby Wali Kota Medan, Sumatera Utara.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), DR Jerry Massie PhD mengatakan, Gibran dan Bobby harusnya bisa dikenakan sanksi karena telah mengkampanyekan pilihannya sebelum waktu kampanye. Apalagi yang dilakukan Gibran dan Bobby merupakan pelanggaran berat. Padahal sebagai pejabat publik pejabat negara harus menjaga netralitas.

“Harusnya Gibran dan Bobby memberi contoh yang baik sekalipun keduanya memilih Ganjar tapi harus sopan santun seperti kata bapaknya,” ujarnya.

Pengamat politik jebolan Amerika Serikat ini menduga yang dilakukan Gibran dan Bobby mengkampanyekan Ganjar sebelum waktunya merupakan satu upaya untuk mencari simpati PDIP. Oleh karena itu yang dilakukan Gibran dan Bobby bagian politik klasik. Namun demikian Bawaslu harusnya bersikap tegas atas tindakan pejabat publik tersebut.

“Tapi sejauh ini Bawaslu kurang greget dan berani dalam menindaki pejabat publik. Kampanye 75 hari nanti itu digunakan sebaik mungkin,” paparnya.

Jerry menegaskan, sejak berdiri baru diperiode kali ini kinerja Bawaslu paling buruk. Karena saat Jokowi cawe-cawe juga Bawaslu tak berdaya. Peran Bawaslu juga tidak terlihat ketika ada bagi-bagi amplop seorang caleg tertentu di sebuah masjid di Jatim. Oleh karena itu baiknya tidak perlu ada Bawaslu

“Bawaslu hanya membisu. Bagi saya kalau tak ada taring ngapain harus ada lembaga ini. Bagi saya afiliasi saja dengan KPU,” tandasnya.

Bawaslu Dimana?

Ketua Yayasan ASA Indonesia, Syamsuddin Alimsyah mengatakan, saat ini sudah terlalu banyak pelanggaran dalam pemilu yang dilakukan oleh pejabat publik untuk mengkampanyekan jagoannya lolos dalam Pilpres 2024. Namun semua pelanggaran tersebut seolah tidak bermakna dan tanpa sanksi.

“Bawaslunya entah di mana? Pelanggarannya di mana-mana. Jangankan tempel stiker, cawe cawe yang dilakukan Presiden saja sampai pertemuan di Istana, tapi Bawaslunya tidak ada,” tegasnya menanggapi dua pejabat publik itu mengkampanyekan Capres Ganjar Pranowo kepada Harian Terbit, Senin (21/8/2023).

“Bisa dibayangkan begitu vulgar pejabat setingkat walikota mengkampanyekan kandidat tertentu. Di Amerika istilah rose garden, betapa perlunya hati-hati karena jabatan itu melekat 24 jam dalam dirinya. Persoalan yang paling serius sekarang pada rendahnya kepercayaan publik penyelenggara pemilu khususnya Bawaslu,” ujar Syamsuddin.

Dia menilai dengan banyaknya pelanggaran pemilu yang dilakukan pejabat maka diduga Bawaslu kurang mengerti posisinya sebagai nadi pemilu. Harusnya Bawaslu bertugas mengawasi memastikan clear berintegritas.

“Kalau Bawaslunya sendiri masih berdebat definisi dan kriteria kampanye maka itu titik awal kecelakaan dalam pemilu. Jadi pemilu berintegrutas hanya sebatas slogan saja,” tegas mantan Direktur Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia ini.

Stiker

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menanggapi penempelan stiker bergambar Bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di sejumlah rumah warga, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023).

"Semua kota melakukan, ya, pada hari itu juga. Jadi, bukan cuma saya," kata Gibran Rakabuming Raka di Solo, Senin (21/8) seperti dikutip dari Antara.

Gibran mengatakan penempelan stiker tersebut sesuai dengan instruksi PDIP. "Ya, itu instruksi, ya, jelas, menempelkan stiker. Dudu aku tok (bukan hanya saya saja yang melakukannya)," kata politikus PDIP yang juga putra sulung Jokowi itu.

Meski demikian, kata Gibran, penempelan stiker bergambar Ganjar tersebut sudah sesuai dengan izin dari pemilik rumah. Gibran mengatakan penempelan stiker sebagai sosialisasi bakal capres Ganjar kepada warga. "Setiap minggu kami juga jalan sehat, sudah kami lakukan," katanya.

Sebelumnya, beredar video di media sosial Twitter yang berisi Gibran mengenakan atasan garis-garis berwarna merah muda sedang menempelkan stiker di salah satu rumah warga. Gibran juga sempat dikabarkan menjadi juru kampanye Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Meski demikian, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari PDI Perjuangan maupun Gibran terkait dengan penunjukannya sebagai juru kampanye Ganjar.

Tidak hanya Gibran yang mengkampanyekan Ganjar, menantu Presiden Jokowi yang juga Wali Kota Medan Bobby Nasution mengajak masyarakat untuk memilih Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang. Bobby menyebut Ganjar memiliki rekam jejak yang jelas, sehingga patut dipilih sebagai presiden Indonesia berikutnya oleh masyarakat.

“Saya mengajak untuk sama sama kita memilih pemimpin yang sudah jelas track record nya seperti bapak Ganjar Pranowo untuk kita pilih menjadi presiden pada pilpres 2024," kata Bobby Nasution dalam video yang beredar di media sosial, Senin (21/8/2023).

Suami dari Kahiyang Ayu tersebut juga mengajak seluruh kader PDI Perjuangan dan simpatisan untuk memenangkan PDIP terutama di Kota Medan.

Video ajakan Bobby dan Gibran Rakabuming untuk memilih Ganjar Pranowo tersebut diunggah di YouTube resmi PDI Perjuangan. Video tersebut mendapat reaksi beragam dari netizen.

Ganjar Pranowo adalah bakal calon presiden yang telah mendapat dukungan dari PDIP, PPP, Hanura, Perindo dan PSI. Belum ada cawapres yang ditentukan untuk mendampingi Ganjar. Selain itu, KPU juga belum membuka pendaftaran capres-cawapres. Masa pendaftaran baru dibuka pada Oktober mendatang. ***

Sumber: harianterbit
Foto: Kolase Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution/Net
Masa Kampanye Belum Tiba, Mengajak Masyarakat Pilih Ganjar, Anak dan Mantu Jokowi Bisa Kena Sanksi Masa Kampanye Belum Tiba, Mengajak Masyarakat Pilih Ganjar, Anak dan Mantu Jokowi Bisa Kena Sanksi Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar