Soal Pidato Jokowi, Elite Demokrat Ungkit Pemimpin Bertopeng: Diksi Belakangi Aksi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman memberikan kritikan menohok soal Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Ia cukup terhera dengan pengakuan presiden soal hilangnya budaya sopan santun di Indonesia.
Presiden Jokowi dalam pidatonya tersebut dirinya seringkali dihina dan dicibir melalui media sosial, namun hal tersebut tak membuatnya marah. Hanya saja ia menyayangkan bahwa ini merupakan tanda tidak adanya lagi budaya sopan santun dalam hati masyarakat tanah air.
"Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia," katanya di Sidang Tahunan MPR 2023.
Benny menanggapi hal ini justru memiliki pendapat berbeda, ia menurutkan bahwa hilangnya budaya ini bukanlah akar masalah namun justru hanyalah bagian permukaannya saja. Menurutnya masalah utama adalah kerusakan demokrasi di Indonesia.
Ia menyindir pemerintah yang kerap tak konsisten dalam memberlakukan kebijakan hingga janji-janji politik yang tak kunjung diwujudkan oleh mereka sejak tahun 2019.
"Kontribusi terbesar utk kerusakan demokrasi di negeri ini adalah karakter pemimpin yg tidak pernah konsisten, tidak satunya perkataan dan perbuatan, lain diksi lain aksi," tegasnya seperti yang dilansir dari @BennyHarmanID pada Jumat (18/8).
Benny juga mengatakan bahwa inilah yang membuat masyarakat jengah dan tak lagi menghargai pemimpinnya, bukan soal sopan santun hilang dalam hati dari masyarakat.
"Semuanya pake topeng. Antara rakyat dgn pemimpinnya tdak lagi saling menghargai, tidak ada lagi sopan santun," jelasnya.
Sumber: suara
Foto: Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny K Harman/Net
Soal Pidato Jokowi, Elite Demokrat Ungkit Pemimpin Bertopeng: Diksi Belakangi Aksi
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar