Breaking News

Dibiayai Duit Utangan 15 Bank, LRT Jabodebek Banyak Masalah


Hingga hari kelima, atau Jumat (1/9/2023), LRT Jabodebek masih saja didera masalah. Lagi-lagi pintunya mengalami gangguan saat berada di Stasiun Pancoran, Jakarta Selatan.Hingga hari kelima, atau Jumat (1/9/2023), LRT Jabodebek masih saja didera masalah. Lagi-lagi pintunya mengalami gangguan saat berada di Stasiun Pancoran, Jakarta Selatan.

Gangguan pada kereta LRT Jabodebek Line Bekasi ini, duitkan akun Twitter komunitas @jalur5_. Pada salah satu video yang diunggah terlihat kejadian terjadi sekitar pukul 10.13 WIB.

“Hari ini (1/9) kembali terjadi gangguan @LRTJabodebek di Stasiun Pancoran, Jakarta Selatan. LRT tertahan hingga 10 menit dalam keadaan pintu tertutup di Stasiun Pancoran. Penumpang akhirnya dievakuasi setelah beberapa menit,” tulis akun Twitter @jalur5_, dikutip Sabtu (2/9/2023).

Ditanya informasi ini, Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek, Kuswardojo membenarkan. “Betul tadi terjadi gangguan diperjalanan yang akhirnya mengharuskan penumpang untuk dipindahkan ke rangkaian yang lain,” ujar Kuswardojo.

Dia bilang, setelah penumpang turun, PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI) selaku operator dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, selaku pembuat kereta, langsung memperbaiki kereta tersebut.

Tak butuh waktu lama, gangguan di bagian pitu kereta ringan tanpa masinis itu bisa ditangani. Sehingga dapat kembali beroperasi, dalam tempo cepat. “Iya (diperbaiki di Stasiun Pancoran) dan langsung bisa digunakan kembali,” kata dia.

Atas gangguan operasional ini, pihaknya memohon maaf kepada para penumpang. Pasalnya, gangguan operasi pagi ini bukan yang pertama kali terjadi sejak LRT Jabodebek dioperasikan penuh Senin (28/8/2023).

Pada hari ketiga beroperasi, Rabu (30/8/2023), dua kereta LRT Jabodebek sempat mengalami gangguan operasional berupa aliran listrik mati dan pintu kereta tidak bisa tertutup.

Untuk rangkaian kereta yang pintunya bermasalah akhirnya ditarik ke Depo Jati Mulya untuk dicek oleh INKA dan KAI. Sementara kereta yang aliran listriknya sempat mati, tetap bisa beroperasi normal karena masalah langsung bisa teratasi.

“Kami mohon maaf apabila dalam beberapa hari ini masih ada gangguan sarana selama perjalanan Tim INKA yang bertanggungjawab terhadap sarana yang dioperasikan selalu berupaya menyiapkan sarana sebaik mungkin dan handal untuk digunakan,” ucapnya.

“Kami dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengoperasian LRT Jabodebek berusaha untuk bisa menghadirkan pelayanan terbaik dan menyempurnakan beberapa kekurangan yang ada,” sambungnya.

Sejatinya, masalah pintu LRT Jabodebek sudah mencuat sejak hari pertama operasional. Karena, desain pintu LRT yang terlalu pendek mendapat banyak kritikan.

Atas kegaduhan itu, Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo meminta maaf. Dia jelaskan, ukuran pintu dan kereta didesain PT Industri Kereta Api (Persero/INKAS). Desain pintu dirancang berdasarkan rata-rata tinggi badan orang Indonesia, yakni 160 sentimeter.

Sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tentunya kami mohon maaf karena desain ini diperuntukkan buat warga negara kita,” kata Kuswardojo.

Kuswardojo mengakui, pihaknya mendapat laporan dari warga negara asing (WNA) setinggi 2,1 meter yang kesulitan masuk ke kereta LRT. Pelanggan tersebut harus bersandar untuk bisa masuk.

Duit Utangan Bangun LRT
Proyek LRT ini, awalnya digagas PT Adhi Karya (Persero) pada 2015. Kala itu, Adhi Karya menghitung dana investasinya sebesar Rp22,1 triliun.

Namun, proyek ini tak kunjung digarap, selanjutnya diambil alih PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI), melalui Perpres No 49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 98/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi (LRT) Jabodebek.

Seperti halnya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), biaya pembangunan LRT Jabodebek mengalami pembengkakan, alias cost overrrun hingga Rp29,9 triliun.

Pada 2021, biaya pembangunan LRT Jabodebek sepanjang 41,2 kilometer, bengkak lagi menjadi Rp32,6 triliun. artinya, dua kali proyek LRT Jabodebek mengalami pembengkakan biaya.

Nah, biaya pembangunan Rp32,6 triliun itu harus ditanggung KAI. Pertama, dananya bersumber dari Penyertaan Modal negara (PMN) sebesar Rp10,2 triliun. Diguyur dalam 3 tahap yakni 2017 sebesar Rp4 triliun, 2018 Rp3,6 triliun, dan 2021 sebesar Rp2,6 triliun.

Sedangkan sisanya yang Rp22,5 triliun bersumber dari dana utangan sindikasi 15 bank. Kredit sindikasi ini berlangsung mulus lantaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan penjaminan.

Ke-15 bank yang menguyur pinjaman ke KAI itu, terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, SMI, CIMB Niaga, Bank DKI, Bank BJB, Bank Sumselbabel, Bank Papua, Bank Sumut, Permata Bank, KEB Hana, Shinhan, dan Bank Mega.

Sumber: inilah
Foto: Presiden Joko Widodo saat meresmikan operasi LRT Jabodebek didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (28/8/2023). (Foto: Biro Setpres).
Dibiayai Duit Utangan 15 Bank, LRT Jabodebek Banyak Masalah Dibiayai Duit Utangan 15 Bank, LRT Jabodebek Banyak Masalah Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar