Fakta Baru Jaringan Narkoba Fredy "Escobar" Pratama: Keluarga Gembong hingga Pil Gila
Kepolisian mulai membongkar dan terus memutus jaringan raja narkoba Indonesia, Fredy Pratama.
Jaringan narkotika internasional milik Fredy ternyata mempunyai keterkaitan erat dengan wilayah Segitiga Emas atau The Golden Triangle dalam memperoleh barang-barang untuk diedarkan ke Indonesia.
Kedekatan Fredy yang disebut "Escobar-nya" Indonesia itu lantaran mertuanya merupakan jaringan kartel di Segitiga Emas.
Adapun Segitiga Emas atau The Golden Triangle merupakan kawasan yang disebut menjadi pusat perekonomian ataupun sumber penting narkotika dunia. Melansir dari laman website BNN Riau, Segitiga Emas dulunya merupakan penghasil opium terbesar di Asia Tenggara dan juga terbesar di dunia yang berlokasi di Burma (Myanmar), Laos, dan Thailand.
"Karena istri (dari Fredy Pratama) adalah orang Thailand dan mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand," terang Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa kepada wartawan.
Jaringan dari Fredy Pratama juga dikatakan mengambil barang-barang narkotika yang diedarkan di Indonesia dikemas (packaging) di Segitiga Emas."Di-packaging di sana (Segitiga Emas) untuk dibawa ke Malaysia, baru drop ke Indonesia," kata Mukti.
Pil Gila
Fredy Pratama juga jadi orang yang paling bertanggung jawab atas beredarnya Pil Yaba di Indonesia. Pil yaba merupakan salah satu jenis narkotika yang tergolong baru untuk peredarannya di Indonesia.
“Iya betul pil yaba. Pil yaba golongan satu. Iya betul satu-satunya kalau dari Thailand dia (Fredy Pratama) sendiri," terang Brigjen Pol Mukti Juharsa.
Melansir dari laman website BNN Bengkulu, Pil Yaba dalam bahasa Thailand Yaba memiliki arti “Obat Gila atau Crazy Pil”. Narkotika jenis Pil Yaba ini pertama kali muncul di Bangladesh pada tahun 2002. Sementara di Malaysia Yaba dikenal dengan nama Pil Kuda.
Pil Yaba sendiri berbentuk dengan ukuran yang kecil 6 milimeter, berwarna pink atau oranye. Lantaran ukurannya yang kecil, peredarannya biasanya disembunyikan di dalam pipet/sedotan plastik.
Adapun peredaran Pil Yaba di Indonesia masuk melalui Tiongkok menuju Kuala Lumpur, lalu ke Johor dan mendarat di Aceh sebelum dikirim ke Jakarta melalui jalur darat.
Kaki Tangan Fredy Kuasai Sumatera-Jawa
Dittipidnarkoba Bareskrim Polri turut menangkap kaki tangan bandar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama, yakni Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif.
Kif diketahui merupakan pengendali jaringan Fredy Pratama di wilayah Barat Indonesia, yakni Sumatera-Jawa, dalam peredaran narkotika jenis sabu dan ekstasi.
“Dia memang operator tangan kanan Fredy Pratama,” ujar Direktur Narkoba Polda Lampung Kombes Pol Erlin Tangjaya.
Erlin menuturkan, narkotika jaringan Fredy Pratama yang dikendalikan Kif tiap bulannya memasukkan barang per bulannya mencapai 500 kilogram.
"Modusnya barang dipecah-pecah," ungkapnya.
Barang yang dimasukkan itu dipecah menjadi berbagai ukuran tergantung dengan keberanian dari kurir yang mengantarkan atau mengirimkan.
"Mulai dari 5 kilo sampai 100kg, kadang ada juga 20 kg, 60 kg, tergantung keberanian kuda (kurir) yang mereka tugaskan untuk bawa barang tersebut," jelasnya.
Kif sendiri sudah ditangkap Dittipidnarkoba Bareskrim Polri bersama dengan Ditresnarkoba Polda Lampung pada 3 Juli 2023 di apartemen miliknya di Johor Baru, Malaysia, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Kif juga merupakan pengendali narkotika yang berkaitan dengan bandar narkotika Kadafi alias David, suami dari Selebgram asal Palembang Adelia Putri Salma yang juga ditangkap Ditresnarkoba Polda Lampung.
Jaringan Rapi, Pakai Sandi Khusus
Jaringan narkoba Fredy Pratama menjalankan jual-beli narkobanya dengan rapi dan teliti.
Fredy memerintahkan anak buahnya detail dalam mengantarkan narkoba ke bandar lokal sebelum dijual.
"Jadi memang jaringan ini dikenal memiliki aturan-aturan yang ketat, mulai dari penggunaan nomor handphone, identitas diri, komunikasi, hingga pemesanan hotel," kata Dirresnarkoba Polda Lampung, Kombes Erlin Tangjaya, Jumat (15/9/2023).
Para kurir, kata dia, berkomunikasi dengan operator melalui SIM card khusus. Apabila di tengah tugasnya para kurir menghadapi kendala, mereka harus langsung menghilangkan SIM card itu supaya tidak terlacak.
Aturan lainnya yang cukup menarik adalah, para kurir tidak diperbolehkan memesan wanita panggilan saat menginap di hotel dalam rangka pengiriman barang sabu. Jangka waktu menginap juga dibatasi hanya 3 hari, tidak boleh lama-lama karena rawan tertangkap.
"Segera hilangkan SIM card jika ada kendala, tidak boleh memesan wanita selama menginap di hotel," lanjut Erlin.
Dalam proses pengiriman barang, jaringan ini sampai menggunakan tiga aplikasi. Setiap hendak berangkat mengantar barang, para kurir diwajibkan melakukan video call dengan operator. Komunikasi ini untuk menentukan kata sandi selama bertugas.
"Para kurir ini harus mengikuti aturan dari jaringan ini. Mereka menggunakan tiga aplikasi berbeda dalam berkomunikasi. Black Berry Messenger (BBM0, Threema, serta Wire," tandas Erlin.
Sumber: inilah
Foto: Fredy Pratama, raja narkoba Indonesia (@pmjnews)
Fakta Baru Jaringan Narkoba Fredy "Escobar" Pratama: Keluarga Gembong hingga Pil Gila
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar