Breaking News

Laksamana Yudo Margono Lagi Mimpi Jadi Kapten Kapal


TUGAS pokok TNI menurut undang-undang, adalah menyelamatkan bangsa, menyelamatkan keutuhan wilayah dan menyelamatkan kedaulatan NKRI. Untuk melaksanakan tupoksi ini, dilaksanakan dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta atau Sistem Pertahanan Semesta.

Sistem Pertahanan Semesta, dilaksanakan dengan strategi berlapis, antara sistem pertahanan militer dan sistem pertahanan nirmiliter. Untuk menghadapi ancaman militer, sistem pertahanan militer di depan, sistem pertahanan nirmiliter membantu di belakang.

Demikian sebaliknya, menghadapi ancaman nirmiliter, sistem pertahanan nirmiliter di depan, sistem pertahanan militer membantu di belakang, artinya TNI membantu sistem pertahanan nirmiliter.

Negara adidaya bila berperang melawan TNI, tidak perlu alat utama sistem senjata TNI ditembak/diserang, dibiarkan atau dicuekin, akan jatuh atau tenggelam sendiri, maklum alat utama sistem senjata banyak yang sudah tua.

Jadi dalam melaksanakan tugas pokok TNI, hanya tinggal mengandalkan sistem senjata sosial, terutama kemanunggalan TNI dengan rakyat. Kebijakan rezim saat ini, banyak menimbulkan ancaman nirmiliter yang berakibat bubarnya NKRI.

Sebagai contoh kebijakan investasi di Rempang Galang yang dilaksanakan dengan arogan, tidak sesuai nilai-nilai luhur Pancasila, tidak sesuai dengan visi misi NKRI yang terdapat dalam pembukaan UUD 45, akan menimbulkan kebencian rakyat, akan menimbulkan konflik vertikal dan konflik horizontal secara massif di seluruh wilayah NKRI, yang berakibat bubarnya NKRI.

Tugas pokok TNI adalah menyelamatkan bangsa, keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Tupoksi TNI dilakukan dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta, dengan mengandalkan sistem senjata sosial berupa kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Karena alat utama sistem senjata TNI, tidak dapat diandalkan untuk melawan negara adidaya, karena dari segi kualitas dan kuantitas alat utama sistem senjata TNI dengan alat utama sistem senjata negara adidaya, tak seimbang.

Pernyataan Panglima TNI, untuk menyelesaikan konflik vertikal di Rempang Galang dengan “memiting rakyat” tidak disadari berakibat bencinya rakyat dengan TNI di seluruh wilayah Indonesia, kemanunggalan TNI dengan rakyat akan bubar.

Pernyataan Panglima TNI, menunjukkan ketidakpahaman tentang Sistem Pertahanan Rakyat Semesta atau Sistem Pertahanan Semesta. Pernyataan Panglima TNI, menunjukkan ketidakpahaman, tentang pentingnya menyiapkan ruang, alat, dan kondisi juang dalam Sistem Pertahanan Semesta.

Laksamana Yudo Margono masih merasa atau sedang mimpi jadi kapten kapal dengan pangkat kolonel, tidak sadar yang bersangkutan sudah jadi panglima TNI dengan pangkat laksamana bintang empat. rmol.id

OLEH: MAYJEN TNI (PURN) DEDDY S. BUDIMAN
Penulis adalah Ketum Aliansi Pejuang dan Purnawirawan TNI

Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Laksamana Yudo Margono Lagi Mimpi Jadi Kapten Kapal Laksamana Yudo Margono Lagi Mimpi Jadi Kapten Kapal Reviewed by Oposisi Cerdas on Rating: 5

Tidak ada komentar