Menag Yaqut: Jangan Pilih Capres yang Pernah Pakai Agama untuk Alat Kepentingannya
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta rakyat untuk benar-benar melihat rekam jejak calon presiden atau capres yang akan didukung di Pilpres 2024. Ia mewanti-wanti agar masyarakat tidak memilih capres yang menggunakan agama sebagai alat kepentingan pribadi.
Pesan itu disampaikan Menag Yaqut dalam acara Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat pada Minggu (3/9/2023).
Dalam kesempatan itu, sosok yang akrab disapa dengan nama Gus Yaqut ini berbicara tentang pesta demokrasi tahun 2004. Ia menyerukan kepada warga agar berhati-hati dalam memilih pemimpin, khususnya yang memiliki sejarah memecah belah hubungan antar umat beragama.
Yaqut menekankan pentingnya meneliti latar belakang calon pemimpin dengan cermat.
"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden (di Pilpres 2024), kita lihat betul rekam jejaknya," pesan Gus Yaqut.
"Harus dicek betul (rekam jejak capres yang mau dipilih). Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini memecah-belah umat. Kalau pernah (memecah belah umat) jangan dipilih," tambahnya.
Tak sampai di situ, Menag Yaqut juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap calon pemimpin yang menjadikan agama sebagai sarana untuk mencapai ambisi politiknya.
Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," tegas Gus Yaqut.
Terakhir, Menag mengingatkan bahwa esensi agama adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat.
"Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat. Rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok," pungkas Menag Yaqut.
Sumber: suara
Foto: Menteri Agama (Menag)N Yaqut Cholil Qoumas/Net
Menag Yaqut: Jangan Pilih Capres yang Pernah Pakai Agama untuk Alat Kepentingannya
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar