Bukan jadi Tauladan, Menteri Bahlil Malah Sewa Preman Bubarkan Aksi HMI Bela Rempang
Aksi kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan kantor Kementerian Investasi/BKPM dibubarkan paksa oleh preman bayaran.
Mantan Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Barat, Rhezki Jovie Pratama menyayangkan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai senior HMI tidak memberikan contoh yang baik bagi para kader. Padahal, mereka membela masyarakat Rempang atas kedzaliman.
“Hal ini sangat memalukan, Bahlil adalah senior HMI yang harusnya menjadi contoh dan tauladan kepada adik- adiknya di HMI tapi malah menyewa preman bayaran untuk menjaga kantornya,” kata Jovie kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/10).
Menurut Jovie, sebagai senior dan aktif di HMI, Bahlil semestinya paham dan bijak menyikapi aksi adik-adiknya. Bukan memukul mereka, melainkan membuka ruang dialog untuk beraudiensi.
“HMI bergerak juga pasti ada alasan dan sebelum anak-anak HMI turun ke jalan juga pasti sudah mempunyai alasan logis dan landasan diskusi yang mendalam, karena HMI didik menjadi kader yang intelektual dan miltan sehingga kalau demo atau aksi pasti punya pembekelan kajian yang mendasar,” beber Jovie.
Terhadap peristiwa ini, Ketum Cabang Jakarta Barat periode 2012-2013 ini berharap ada gerakan dari seluruh kader HMI se-Nusantara untuk membela masyarakat Rempang yang ingin diusir dari kampung tempat tinggalnya atas nama investasi.
“Peristiwa itu juga menandakan perang terbuka terhadap senior-senior HMI yang tidak pro rakyat dan pro kedzaliman,” pungkas Jovie.
Sebelumnya, kader HMI Cabang Jakarta Timur, Cabang Jakarta Raya dan Cabang Pusat-Utara (Pustara) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kementerian Investasi, namun aksi mereka dibubarkan paksa oleh preman yang diduga bayaran Menteri Bahlil Lahadalia.
Sumber: rmol
Foto: Aksi kader HMI dihadang oleh preman yang diduga bayaran di depan kantor Kementerian Investasi/Ist
Bukan jadi Tauladan, Menteri Bahlil Malah Sewa Preman Bubarkan Aksi HMI Bela Rempang
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar