Gelar Ritual, Warga Adat NTT Tolak Gibran Maju Cawapres
Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Barat, tegas menolak Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Penolakan itu disuarakan warga, saat menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu, lokasi berdirinya Patung Joko Widodo setinggi 3,5 meter.
Ritual dan doa dimulai dengan tarian Bonet, mengitari patung Jokowi oleh puluhan warga hamparan padang di atas Gunung Sunu. Tarian melingkar dengan gerak ritmis itu merupakan tanda kebersamaan yang tak boleh putus.
Mantan Kepala Desa Sunu, Nithanel Benu, mengatakan, bagi mereka, Jokowi merupakan figur pemimpin istimewa. Namun di saat yang sama mereka juga sudah resah dengan kondisi nasional terkini, seiring isu dinasti politik Jokowi yang menyiapkan jalan bagi Gibran maju di Pilpres 2024.
"Jokowi adalah bapak bangsa. Dia harus menjadi bapak untuk semua, bukan hanya untuk keluarganya," kata Nithanel Benu, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/10).
Menurutnya, warga Desa Sunu melihat ada potensi Presiden Jokowi sebagai negarawan. Namun potensi itu dirusak di akhir masa jabatan, dengan ngototnya banyak pihak mencalonkan Gibran sebagai calon wakil presiden.
Sebab itu dia bersama warga Desa Sunu menitip doa dan harapan agar Presiden Jokowi diberi kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia.
Soal perjalanan karir Gibran, masih kata Nithaniel, mereka berharap Gibran berproses terlebih dulu, agar siap memimpin Indonesia ke depan.
"Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan, masak alami dari pohon, butuh proses," tandasnya.
Sumber: rmol
Foto: Patung Joko Widodo di Puncak Gunung Sunu, Nusa Tenggara Timur/Ist
Gelar Ritual, Warga Adat NTT Tolak Gibran Maju Cawapres
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar