Kejinya! 6 Jurnalis Palestina yang Tewas Disebut Memang Jadi Sasaran Agresi Israel di Jalur Gaza
Setidaknya 8 orang jurnalis tewas dan 2 orang lainnya hilang dalam serangan udara militer Israel di Gaza.
Menurut sejumlah jaringan media, serangan brutal Israel dalam melawan pejuang Palestina, Hamas, ini telah melukai kebebasan pers.
Dalam sebuah pernyataan terbaru yang dirilis sejumlah kantor berita internasional, 8 jurnalis yang menjadi korban di antaranya:
1. Said al-Tavil
2. Muhammed Subh
3. Hisham en-Nawacihe
4. Ibrahim Lafi
5. Muhammed Cergun
6. Muhammed es-Salihi
7. Esad Shemlah
8. Selame Mime
Sedang 2 jurnalis lainnya, Nidal al-Vahidi dan Heysem Abdulvahid, dinyatakan belum ditemukan.
Sementara itu, rumah milik tiga jurnalis hancur total dan sedikitnya 40 media disebut menjadi sasaran serangan udara.
Situasi meningkat di Jalur Gaza menyusul serangan multifront oleh kelompok Hamas. Israel membalas dengan serangan udara dan menempatkan daerah kantung di bawah blokade total.
Hal ini juga memutus pasokan air dan listrik ke Gaza, sehingga memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan.
Setidaknya 2.100 orang tewas pasca agresi Israel, diantaranya 900 warga Palestina dan 1.200 warga Israel.
Sebagai rumah milik 2,2 juta warga di Jalur Gaza telah terguncang di bawah pengepungan Israel. Peristiwa ini merupakan serangan terburuk sejak tahun 2007.
Ada 6 jurnalis Palestina tewas saat Israel mengebom Jalur Gaza. Jurnalis Saeed al-Taweel, pemimpin redaksi situs Al-Khamsa News, dan dua anggota pers lainnya meninggal dunia.
Mereka meninggal pada Selasa pagi ketika mereka pergi untuk memfilmkan sebuah bangunan yang akan segera dibom Israel di Kota Gaza.
“Sayangnya, mereka baru saja mengirimkan pemberitahuan peringatan ke gedung Hiji bahwa gedung itu akan dibom,” kata al-Taweel dalam kata-kata terakhirnya sesaat sebelum tewas dalam sebuah rekaman yang dipublikasikan.
“Area tersebut telah dievakuasi seluruhnya. Perempuan, laki-laki, orang tua, anak-anak semuanya telah meninggalkan daerah tersebut," katanya.
Al-Taweel, Mohammed Subh dan Hisham Alnwajha telah berdiri pada jarak yang aman, ratusan meter dari target yang ditentukan. Namun serangan udara malah menghantam gedung lain, lebih dekat dengan mereka.
Alnwajha menderita luka serius dan dirawat di ruang perawatan intensif di Kompleks Medis Al-Shifa, sebagaimana berita Palestina WAFA melaporkan.
Para kru mengenakan jaket antipeluru dan helm yang dengan jelas mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota pers. Pemakaman Subh dan al-Taweel diadakan beberapa jam kemudian di sebuah rumah sakit di Kota Gaza.
Sebagai penghormatan atas karyanya, helm ikonik yang dikenakan para pekerja media dipasang di badan mereka yang dilapisi kain putih.
Dua jurnalis lainnya, Ibrahim Mohammad Lafi dan Mohammad Jarghoun, ditembak mati saat melaporkan pada hari Sabtu, menurut kelompok kebebasan pers Palestina MADA dan Journalist Support Committee (JSC), sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan hak-hak media di Timur Tengah.
Lafi, seorang fotografer untuk Ain Media, berada di penyeberangan Beit Hanoon di Jalur Gaza, yang dikenal sebagai Erez bagi orang Israel, ketika Israel dan Hamas meningkatkan peperangan. Jarghoun, seorang reporter Smart Media, berada di sebelah timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Sementara itu, jurnalis lepas Mohammad el-Salhi ditembak mati di perbatasan sebelah timur kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York melaporkan pada hari Sabtu.
Dua fotografer Palestina, Nidal al-Wahidi dari saluran Al-Najah dan Haitham Abdelwahid dari agensi Ain Media, dilaporkan hilang sejak Sabtu.
Ibrahim Qanan, koresponden saluran Al-Ghad, terluka akibat pecahan peluru di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, kata MADA.
Hamas mengecam warga Israel yang menjadi pasukan cadangan dalam melakukan kejahatan yang lebih serius dan serangan terhadap jurnalis dan media di Palestina.
Sherif Mansour dari CPJ menyerukan semua pihak untuk mengingat bahwa jurnalis adalah warga sipil dan tidak boleh menjadi sasaran.
“Pelaporan yang akurat sangat penting pada saat krisis dan media memiliki peran penting dalam menyampaikan berita dari Gaza dan Israel ke dunia," seru Sherif Mansour.
CPJ menyerukan penyelidikan atas kematian el-Salhi dan lainnya. Sekitar 1.300 orang di kedua pihak yang berkonflik telah tewas sejak Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel pada hari Sabtu.
Penembakan Israel juga telah menghancurkan rumah Rami al-Sharafi, direktur Zaman Radio, dan penyiar Al-Quds Today Basil Khair al-Din, MADA melaporkan.
Kantor media, termasuk kantor pusat surat kabar Al-Ayyam di Menara Palestina, Yayasan Fadel Shanaa, Agen Shehab, dan Radio Gaza FM juga terkena serangan, kata kelompok itu.
Organisasi tersebut menyerukan di akhirinya “impunitas” yang dinikmati oleh otoritas Israel sebagai “satu-satunya kunci untuk mengakhiri pembunuhan jurnalis dan serangan yang menargetkan kebebasan dan media di Palestina”.
Anggota Pers Diilaporkan Menjadi Sasaran Pihak Berwenang di Israel Menurut CPJ, pada hari Sabtu seorang kru televisi milik swasta Sky News Arabia mengatakan mereka diserang dan peralatan mereka dirusak oleh polisi Israel di kota selatan Ashkelon.
Koresponden saluran tersebut, Firas Lutfi, mengatakan polisi Israel mengarahkan senapan ke kepalanya, memaksanya melepas pakaiannya, menyita telepon tim, dan memaksa mereka meninggalkan daerah tersebut di bawah pengawalan polisi. Pihak berwenang Israel tidak menjawab permintaan komentar CPJ.
Organisasi tersebut pada bulan Mei menerbitkan Deadly Pattern, sebuah laporan mengenai praktik Israel yang menargetkan jurnalis Palestina.
“Tidak ada seorang pun yang pernah dituntut atau bertanggung jawab atas kematian ini,” kata organisasi tersebut.
Kematian koresponden Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada 11 Mei 2022 adalah bagian dari “Pola mematikan yang telah berlangsung selama beberapa dekade”, katanya.
Selama 22 tahun, CPJ telah mendokumentasikan setidaknya 20 pembunuhan jurnalis yang dilakukan oleh anggota tentara Israel.
Sumber: disway
Foto:
Kejinya! 6 Jurnalis Palestina yang Tewas Disebut Memang Jadi Sasaran Agresi Israel di Jalur Gaza
Reviewed by Oposisi Cerdas
on
Rating:
Tidak ada komentar